Pasokan minyak jadi barang penting dalam memenuhi kebutuhan energi nasional. Di Indonesia, PT Pertamina yang memikul tanggung jawab tersebut.
Bila selama ini kita mengenal kilang minyak, Pertamina kini memiliki kapal tanker minyak raksasa. Tak tanggung-tanggung, kapal ini mampu membawa 2 juta barel minyak.
Pertamina Pride dan Pertamina Prime, 2 kapal kontainer raksasa atau Very Large Crude Carrier (VLCC) ini diberi nama.
VLCC Pertamina Pride dan Prime merupakan milik PT Pertamina International Shipping (PIS), Sub Holding Pertamina.
Pertamina membangun 2 unit kapal tipe VLCC, ditujukan untuk mengamankan pasokan kebutuhan minyak mentah ke refinery/kilang Pertamina.
Kapal Tanker Pertamina Pride berukuran 301.000 DWT dibangun di Galangan Japan Marine United (JMU), Ariake, Jepang sejak tahun 2018.
Kapal mulai berlayar pada 9 Februari 2021 setelah serah terima langsung di JMU Ariake Shipyard. Kini kapal tersebut telah tiba di Indonesia dan siap menunjang penyaluran pasokan energi nasional.
Kesiapan tersebut ditandai dengan peresmian oleh Menteri BUMN, Erick Tohir di atas kapal yang sedang bersandar di Teluk Semangka Kota Agung, Kabupaten Tanggamus, Lampung.
"Pertamina harus kembali ke masa kejayaannya di tahun 70-an, menjadi global player dan siap bersaing yang didasari oleh Good Corporate Governance,"ucap Erick, Kamis (15/4/2021).
VLCC Pertamina Pride disebut telah memenuhi regulasi internasional antara lain seperti IMO (International Maritime Organization) serta regulasi IMO PSPC (Performance Standard for Protective Coatings).
Regulasi yang diterapkan pada Cargo Oil Tanks (COT) dan Water Ballast Tank (WBT), yang penting untuk kemudahan perawatan dan menjaga kapal selalu dalam kondisi baik.
Kapal tanker ini merupakan kapal dengan single screw driven single deck type crude oil tanker, dengan panjang keseluruhan (LOA) sebesar 329.904 meter, deadweight Tonnage sebesar 301,781 ton, gross tonnage sebesar 157,116 ton, dan cargo carrying capacity sebesar abt. 2 juta barrel.
Keunggulan desain VLCC Pertamina Pride antara lain adalah penggunaan teknologi Super Stream Duct untuk mengurangi bubble.
Di mana hal tersebut dapat menyebabkan kavitasi sehingga akan merusak propeller, Surf Bulb (Swept Back Up-Thrusting Rudder Fin with Bulb) yang menambah kemampuan maneuvering kapal, dan A-LVfin atau Advanced Low Viscous Resistance Fin untuk menambah stabilitas kapal.
Sementara VLCC Pertamina Prime mulai berlayar pada Maret lalu. Kapal ini juga dibangun di Galangan JMU.
Kapal yang sudah melakukan sea trial pada 8 Maret 2021 hingga 13 Maret 2021 di Goto Islandsof Nagasaki Prefecture, Jepang ini akan ditugaskan untuk memenuhi kebutuhan feedstock kilang yang dijalankan oleh Subholding Refinery & Petrochemical Pertamina.
Seperti halnya VLCC Pertamina Pridee, Kapal kedua ini pun memiliki kapasitas 2 juta barel yang merupakan single screw driven single deck type crude oil tanker dengan panjang keseluruhan (LOA) 330 meter dan draft 21.5 meter.
Direktur Utama Pertamina, Nicke Widyawati mengatakan investasi yang dilakukan dengan menghadirkan 2 kapal yakni Pertamina Pride dan Pertamina Prime ini sejalan dengan arahan pemegang saham untuk go global.
"Kedua kapal ini akan melayani pasar luar negeri dan mengangkut crude dari Aramco ke Indonesia. Dengan kapal sendiri kita memiliki fleksibilitas yang lebih karena Pertamina memiliki cadangan di luar negeri dan produksi 110 ribu barel per hari," ujar Nicke.