5 Orang di Balik Kekuasaan daripada Soeharto

Cerita Tjahjo Kumolo 5 Orang Berperan di Balik Kekuasaan 33 Tahun Soeharto

Liputan6.com 2022-05-19 17:00:50
Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PAN-RB) Tjahjo Kumolo pada acara Peringatan Hari Kearsipan Ke-51 dan Anugerah Kearsipan Tahun 2022, Rabu (19/5/2022).

Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PAN-RB) Tjahjo Kumolo mengakui jika saat ini pemerintah masih terus berupaya menegakkan reformasi birokrasi. Proses yang diakui masih berjalan panjang.

Terkait reformasi birokrasi ini, dia berbagi cerita saat pemerintahan Presiden Soeharto. Tjahjo menyebut ada 5 orang yang berperan membuat Soeharto mampu memerintah selama 33 tahun.

"Saya mengambil contoh reformasi birokrasi. Ini jangan dilihat demokrasi atau tidak. Zaman pemerintahan Pak Harto, negara hanya diurus 5 orang. Saya saksi karena zaman pak Harto saya sudah jadi pejabat negara. 5 orang yang mengatur republik ini sehingga mampu mempertahankan Pak Harto 33 tahun berkuasa," jelas dia pada acara Peringatan Hari Kearsipan Ke-51 dan Anugerah Kearsipan Tahun 2022, Rabu (19/5/2022).

Orang pertama dimaksud adalah Presiden Soeharto sendiri. Meski memiliki wakil tapi Tjahjo menuturkan jika semua tetap dipegang Soeharto.

Bahkan dia mengibaratkan jika Wakil Presiden saat itu hanya seakan ban serep yang cukup hadir meresmikan satu proyek, tanpa diajak rembukan akan sesuatu hal.

Kedua, adalah Darmono. Kala itu, dia menjabat sebagai Sekretaris Negara, Sekretaris Kabinet bahkan merangkap Ketua Umum Golkar.

"TNI Polri harus jalur A Golkar, korpri harus jalur B Golkar, koperasi, kadin, Hipmi ini harus jadi jalur golkar, selesai 1 orang yang menentukan," jelas dia.

Adapula nama Solihin GP yang bertugas menentukan jabatan gubernur, bupati hingga walikota. "Bupati Bantul bisa jadi gubernur, bagaimana Bupati Klaten karena beras rojolele yang setiap hari dimakan Cendana. Jadi gubernur itu yang menentukan Pak Solihin GP," jelas dia.

Terakhir, Soemitro. Kata Tjahjo, dia yang menentukan mereka yang menjadi Pangdam, Kapolda, Danrem hingga komandan distrik militer (Kodim).

"Selesai republik ini di 5 orang ditambah pasukan kasintel yakni Ali Moertopo dan LB Moerdani," tambahnya.

Kemudian, jelas dia, terjadi perubahan usai reformasi. Di mana birokrasi menjadi panjang sekali dan ini dikeluhkan Presiden Joko Widodo (Jokowi).

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com0811 9787 670hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Tjahjo Kumolo Ingatkan ASN: Tidak Boleh Memaki-maki Pemerintah

Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PAN-RB) Tjahjo Kumolo mengingatkan para aparatur sipil negara (ASN) berhati-hati dalam bertindak, seperti bermain media sosial.

"Hati-hati bermedsos ria, hati-hati ASN itu. Dengan bangga dapat medsos yang memaki-maki pemerintah langsung di-share, tidak boleh," kata dia pada Peringatan Hari Kearsipan Ke-51 dan Anugerah Kearsipan Tahun 2022, dikutip Kamis (19/5/2022).

ASN diminta harus profesional dan tegak lurus pada pemerintahan yang sah. Mulai dari posisi yang terbawah harus tegak lurus pada atasannya.

Kata Tjahjo, ASN juga harus setia pada Undang Undang Dasar, Negara Kesatuan Republik Indonesia, bendera dan lambang negara.

Serta patuh pada setiap keputusan pemerintah. Meski diakui masih ada ASN yang tidak mau mengikuti pemerintah.

Dia sempat menyentil ada kepala daerah yang justru bangga jika tidak mematuhi keputusan pemerintah pusat.

"Ada kepala daerah yang bangga dan gagah kalau saya bisa melawan keputusan pempus, itu ada. Ada bupati walikota bangga saya menolak apa yg sudh dipoytuskan kemebterian ada juga," tegas dia.

Dia pun berharap kepatuhan ini juga dilakukan para jajaran aparat pemerintah lain.

"Kamtibmas tegak lurus ke Kapolsek, Kapolres tegak lurus sampai Kapolri. Babinsa Koramil sampai Panglima TNI. Termasuk juga daerah siapapun gubernurnya siapapun wakil gubernur nya dari partai mana pun juga," dia menandaskan.

Akun IG Vanessa Hilang Misterius

Instagram Vanessa Angel Hilang, Gala Sky Rewel Tak Bisa Lihat Kenangan Mampi Papinya

Liputan6.com 2022-05-19 12:00:00
Mendiang Vanessa Angel dan Bibi Andriansyah. (Instagram/ vanessaangelofficial)

Mertua almarhumah Vanessa Angel, Dewi Zuhriati, mencurahkan isi hatinya. Ini terkait dengan Instagram mendiang menantunya yang mendadak menghilang.

Menurut Dewi Zuhriati, hilangnya akun Instagram Vanessa Angel berdampak buruk bagi cucunya, Gala Sky Andriansyah. Sebab, banyak sekali kenangan yang tersimpan di sana.

"Hari ini cucu oma rewel banget karna mau buka ig maminya gk bisa bisa, oma kira cuma di hp oma yg gk bisa di buka, tau nya ig maminya udah hilang," tulis ibunda Bibi Andriansyah, Rabu (18/9/2022).

Bersama keterangan itu, dia menyertakan foto sang anak balita yang sedang berjalan-jalan di luar rumah.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Kenangan

Kata Dewi, Instagram itu sangat penting bagi cucunya. Foto-foto serta video di masa lalu, selalu jadi obat rindu Gala terhadap kedua orangtuanya.

"Padahal ig itu penting banget buat gala, setiap kangen maminya dia lansung liat mami papinya, setiap orang yg datang pasti di banggain mami papi nya," ungkapnya.


Dewi Bingung

Kini, Dewi bingung bagaimana memperlihatkan kembali kenangan indah Gala Sky bersama kedua orangtuanya.

"Gimana oma mau ngasih tau ke gala klu foto kenangan mami papinya gk bisa dia lihat lagi," tutup Dewi Zuhriati diiringi emoji menangis.


Respons

Warganet pun merasa iba atas kondisi ini. Mereka berharap agar Instagram almarhumah cepat kembali.

"Ya allah nak, sekuat apa pundak mu sampe di beri cobaan yang berat yang belum pantas kamu pikul nak, sehat sehat ya sayang, panjang umur, murah rezeky nak ..aamiin," kata salah satu warganet.

"Iya iih kmn ig nyasemasa hidup ig vanes dan bibi sllu aku liat... Aku suka kekonyolan vanes dan bibi sngt menghibur," tambah yang lainnya.

Gala Sky Dibilang Mirip Profesor Bambang

Doddy Sudrajat Sandingkan Foto Gala Sky Andriansyah dan Profesor Bambang Saputra, Katanya Mirip

Liputan6.com 2022-05-19 18:20:00
Ayah artis VA, Doddy Sudrajat menggelar jumpa pers di kawasan Buncit, Jakarta, Jumat (25/1). Doddy mengklarifikasi pernyataan artis VA yang mengaku tidak didukung oleh keluarga dalam kasus pr

Doddy Sudrajat kembali membuat kontroversi dengan ucapannya. Kali ini, ayah mendiang Vanessa Angel itu mengatakan cucunya, Gala Sky Andriansyah, mirip dengan Profesor Bambang Saputra.

Selain itu, Doddy Sudrajat juga menyandingkan Gala Sky Andriansyah dengan Prof Bambang Saputra. Dalam postingan itu, Doddy menyebut ada kemiripan antara cucunya dengan Profesor Bambang.

"Gini, secara jujur kan kita lihat kan, memang ada kemiripan kalau seseorang bicara 'eh kamu mirip dengan ini, mirip dengan itu' udah biasa kan," kata Doddy Sudrajat kepada wartawan di kawasan Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Rabu (18/5/2022).

"Daddy mengatakan itu karena memang profesor ini sejak Vanessa ada masalah di Surabaya, dia inilah yang selalu mensupport ya sebagai abang, sebagai guru spiritual dan mendampingi putri saya selama di Surabaya," tambah Doddy Sudrajat.


Tak Masalah

Apa yang dikatakan Doddy Sudrajat ini lantas saja membuat opini ada hubungan khusus antara Vanessa Angel dan Bambang. Namun, Doddy tidak masalah jika postingannya itu disebut sebagai dianggap sebagai penggiringan opini. Apalagi sejak lama pihak Doddy menginginkan tes DNA terhadap putra semata wayang mendiang Vanessa Angel.

"Jadi begitu sayangnya, begitu caranya ke putri saya Vanessa. Kemungkinan karena itu kebetulan mirip jadi itu jadi rame lah. Daddy yang memposting dan memang nggak ada masalah juga daddy posting itu. Jadi jangan dibesar-besarkan DNA kita lihat menang benar kan ada kemiripan. Dari mulai jidatnya ya kan," katanya.


Tak Mau Dibesar-Besarkan

Doddy juga tak mau persoalan tersebut dibesar-besarkan. Doddy juga menilai bahwa mendiang Vanessa juga tidak akan keberatan putranya didoakan mirip dengan Bambang.

"Mungkin dulu Vanessa ngidamnya kan saya nggak tau ya. Mungkin jadi doa karena mungkin profesor ini sayang. Mungkin vanessa ini ingin anaknya seperti profesor bambang yang mempunya hati yang baik sekali yang mulia," kata Doddy Sudrajat.


Sosok yang Baik

Apalagi, menurut Doddy, profesor Bambang sendiri merupakan sosok yang baik untuk dijadikan panutan. Sehingga dia juga tak masalah jika Gala nantinya didoakan punya nasib yang sama dengan profesor Bambang.

"Mungkin Vanessa ini ingin anaknya seperti profesor Bambang yang mempunya hati yang baik sekali yang mulia. Karena setelah vanessa meninggal itu sayangnya enggak berkurang ya, sayang dengan mayang, sayang dengan daddy," kata Doddy Sudrajat.

"Bayangkan daddy sampai dikasih mobil itukan seseorang yang luar biasa sekali gitu. Pantesan kenapa mungkin vanessa ingin anaknya seperti prof Bambang jadi mungkin gitu, ada kemiripan. Jadi sudah terjawab ya semuanya," tutup Doddy Sudrajat.

Mahasiswa Tertua, Usia 75 Tahun

Jadi Mahasiswa di Usia 75 Tahun, Hadi Poernomo Sabet 2 Rekor MURI

Liputan6.com 2022-05-19 14:30:54
Mantan Direktur Jenderal Pajak Hadi Poernomo mendapatkan dua penghargaan dari Museum Rekor Indonesia (MURI).

Mantan Direktur Jenderal Pajak Hadi Poernomo mendapatkan dua penghargaan dari Museum Rekor Indonesia (MURI). Diantaranya sebagai mahasiswa jurusan hukum tertua dengan usia 75 tahun dan penggagas Single Identity Number (SIN).

Diketahui, Hadi diwisuda di jurusan hukum Universitas Krisnadwipayana pada Kamis (19/5/2022). Di usia yang tak lagi muda dan telah menyandang gelar doktor sebelumnya, Hadi dinobatkan mendapat penghargaan rekor MURI.

"Terima kasih saya ucapkan, karena saya tahu bahwa Unkris adalah salah satu universitas tertua, maka saya mencari S1 hukum di Unkris, dan alhamdulillah termasuk lulusan tertua," katanya kepada wartawan di Jakarta Convention Center, Kamis (19/5/2022).

Hadi mengungkap, tujuannya mengambil sarjaan hukum ini untuk mendorong upayanya sebagai konsultan hukum kedepannya.

Piagam penghargaan atas penyelesaian studi strata-1 hukum ini disampaikan langsung oleh Ketua MURI Jaya Suprana.

Jaya menyampaikan, ia baru mengetahui satu sosok yang berhasil lulus studi S1 bidang hukum dalam usia 75 tahun yakni Hadi Poernomo. Ia menyebut ini perlu menjadi inspirasi.

"Secara usia 75 tahun, saya belum peenah dengar di dunia ini ada 75 tahun yang sudah doktor tetapi beliau bersemangat membuat sarjana hukum," katanya.

Dengan capaian ini, Jaya menilai kalau Hadi mampu menjadi teladan yang membuktikan secara langsung kalau proses belajar perlu terus dijalankan. Ia juga menguatkan tujuan Hadi untuk memberikan konsultasi hukum bagi masyarakat kurang mampu.

"Beliau ini memberikan keteladanan dengan perilaku, yaitu sudah (bergelar) doktor, usia 75 tahun tapi masih bersemangat buat ijazah sarjana hukum," katanya.

"Waktu saya tanya kenapa, beliau ingin mengabdikam diri pada nusa bangsa untuk membanti rakyat kecil, miskin, tak mampu membayar jasa penasehat hukum," tambahnya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Penghargaan Lainnya

Selain dinobatkan sebagai mahasiswa tertua, Hasi Poernomo juga mendapat penghargaan rekor MURI sebagai penggagas Single Identity Number (SIN). ini digadang jadi sistem yang mampu mengintegrasikan pajak.

Menurut catatannya, dengan SIN, semua pihak wajib membuka dan menyambungkan sistem datanyanya ke otoritas pajak, baik data yang rahasia maupun tidak rahasia.

"Dari situ lalu dilakukan analisis link and match. Dengan demikian, akan ada sistem yang memaksa semua pihak untuk jujur," kata Hadi.

Pada kesempatan yang sama, Ketua Senat Unkris Gayus Lumbuun menyampaikan lulusnya Hadi Poernomo jadi satu unik. Ditambah, dalam skripsinya Hadi membahas mengenai keseimbangan antara pajak dan utang negara.

"Hari ini tokoh nasional, mantan pejabat negara di bidang keuangan justru menjadi alumni kami di S1, beliau sudah S3, atau doktor, pak Hadi Poernomo mau mengejar ilmunya di bidang hukum," paparnya.

"Di dalam skripsinya ada hal penting mengenai utanh negara kaitannya dengan perpajakan. Debt ratio kita itu sulit di sepelekan, ini serius angkanya terus bertambah sementara tak ada kekuatan negara untuk menopang," terangnya.


Jadi Contoh

Terpisah, Rektor Unkris Ayub Muktiono meminta generasi muda mencontoh sosok Hadi Poernomo. Khususnya dalam upaya menuntut ilmu.

"Saya harap anak muda generasi muda bisa mencontoh," katanya.

Hadi menutup dengan menyisipkan pesan untuk anak muda. Ia berharap anak muda juga sama bersemangatnya untuk terus menuntut ilmu.

"Saya minta kepada adik-adik saya, anak-anak saya, cucu-cucu saya, yang sekolah, ayo tuntut ilmu demi anda sendiri, kesehatan, dan demi Indonesia tercinta ini," katanya.

Stres Kalau Banyak Belanja

Cinta Laura Alami Stres Kalau Banyak Belanja, Kok Bisa?

Liputan6.com 2022-05-19 16:40:00
Cinta Laura selalu mengubah gaya rambut panjangnya. Tak hanya di-curly, Cinta pun kerap membuat rambutnya bergaya seperti ekor kuda. Tanpa menyisakan poni, rambutnya yang diikat pun diberikan

Sejumlah orang menghibur diri dengan berbelanja untuk menghilangkan stres atau masalah yang dihadapi. Namun rupanya tidak demikian dengan Cinta Laura.

Pelantun lagu "Love is Money" ini justru malah stres kalau berbelanja. Dia lebih suka memakai barang-barang yang sudah ada tanpa perlu membeli lagi bila tak dibutuhkan.

"Aku kan orang yang paling malas belanja. Kalau belanja malah bikin stres. Orang kan kalau stres pengin belanja, aku kalau belanja stres," kata Cinta Laura di acara Lapor pak, dikutip dari TikTok laporpakfans07, Kamis (19/5/2022).

"Aku enggak tahu, aku ngerasa kalau yang aku punya sudah cukup ngapain beli lagi," sambungnya dalam video yang sudah ditonton 3,3 juta kali tersebut.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Judgement Orang

Cinta Laura tak mau memikirkan penilaian orang lain terhadap dirinya. Selama dia nyaman dan percaya diri dengan apa yang dia kenakan, maka itu tak menjadi masalah.

"Kalau orang mau judge kita karena misalnya enggak punya barang mahal atau branded itu menunjukkan bahwa mereka yang enggak nyaman dengan diri mereka sendiri," ujarnya.


Aksi

Menurut Cinta, memperlihatkan kemampuan diri seharusnya tidak berdasarkan pada barang-barang mewah yang dikenakan.

"Aku rasa kehebatan kita atau kemampuan kita enggak perlu dinilai dari apa yang kita kenakan. Terbukti dari aksi-aksi kita," ungkapnya.

"Aku merasa percaya diri mau pakai baju biasa atau yang mewah itu enggak masalah buat aku, sama aja," sambungnya.


Dihisab

Andre Taulany pun setuju dengan pemikiran Cinta Laura. Bahkan, menimbun barang-barang mewah menurutnya adalah hal yang tidak bagus.

"Betul, karena kalau kebanyakan numpuk barang takutnya dihisab, dihitung. Mending kalau sudah enggak kepakai kasih orang," ia mengakhiri.

"Kayaknya mobil lu kebanyakan deh. Kasih gue," Andhika Pratama melempar candaan.

Kepergian Ibunda Bikin Drop

Kiki Farel Mengaku Sangat Lelah, Kondisinya Drop Usai Kepergian Ibunda

Liputan6.com 2022-05-19 16:00:16
Kiki Farrel saat pengajian 7 hari ibundanya

Kiki Farrel baru saja berduka usai ditinggal ibunda tercinta. Ibundanya, Dahlia Ramli meninggal dunia pada Kamis, 12 Mei 2022, setelah berjuang melawan penyakit kanker usus.

Dalam acara tahlilan dan yasinan yang digelar untuk memperingati tujuh harian sang bunda Kiki Farrel mengaku masih belum bisa melupakan sosok orang yang membesarkannya itu.

Bahkan kondisi fisiknya jadi kurang fit karena kepikiran mendiang ibunya.

"Sampai sekarang sebenarnya saya sudah lelah banget, saya sedang kurang sehat di sini. Satu minggu belum cukup buat saya untuk melupakan," ujar Kiki Farrel saat ditemui di kediamannya kawasan Ciputat, Tangerang Selatan, Rabu (18/5/2022) malam.


Minta Doa

Tak lupa, Kiki Farrel pun meminta doa kepada semua yang hadir dalam pengajian itu untuk mendoakan ibunda agar semua dosa Mama Dahlia dimaafkan.

"Minta doanya, semoga dosa ibu saya diampuni, dilapangkan kuburnya, diterangi dan diberikan sesuatu yang bisa membuat ibu saya tenang sampai akhir nanti," tukasnya.


Penyesalan

Selain itu, Kiki Farrel masih merasakan penyesalan mendalam karena tidak bisa mendampingi ibunya di saat-saat terakhir.

Pesinetron berusia 35 tahun tersebut mengaku sedang disibukkan kegiatan syuting sehingga tak sempat menyambangi kediaman ibunya untuk terakhir kalinya.


Sakit Kanker

Diketahui, ibunda Kiki Farrel, Dahlia sedang berjuang melawan penyakit kanker usus sebelum mengembuskan napas terakhir. Sempat dinyatakan sembuh pada 2019, penyakit kanker usus tersebut kembali kambuh tahun ini.

Kiki Farrel bahkan mengabarkan kondisi ibunya semakin menurun hingga berat badannya hanya mencapai 30 kilogram. Jenazah ibunda Kiki Farrel telah dimakamkan di TPU Pisangan Barat, Tangerang Selatan.

Raih Gelar Doktor Kehormatan

Taylor Swift Wisuda, Raih Gelar Doktor Kehormatan dari New York University

Liputan6.com 2022-05-19 12:20:00
Taylor Swift membaur bersama wisudawan dan wisudawati lain. (AP Photo/Seth Wenig)

Taylor Swift terlihat ikut menghadiri acara wisuda New York University di Yankee Stadium, New York, pada Rabu (18/5/2022) kemarin. Kehadirannya bukan untuk manggung, tapi justru menjadi salah satu peserta wisuda.

Dilansir dari E! News, peraih 11 piala Grammy tersebut mendapat gelar doktor kehormatan dari universitas tersebut. Tentu saja ini disambut meriah oleh para wisudawan dan wisudawati lain, yang beramai-ramai mengunggah momen wisuda bareng pelantun "Shake It Off" dan mengunggahnya di medsos.

Dalam foto-foto yang beredar, Taylor Swift tampak mengenakan toga warna ungu. Kekasih Joe Alwyn tersebut tampil dengan warna lipstik yang menjadi ciri khasnya, merah terang, dan membiarkan rambut pirangnya tergerai di salah satu pundaknya.

"Taylor benar-benar membaur seperti salah satu mahasiswa," tutur seorang sumber. Ia menambahkan, "Semua orang menerimanya dan Taylor juga bersenang-senang."

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Keramahan Taylor

Meski memiliki titel seleb, perilaku Taylor Swift ternyata tidak "sok ngartis". Saksi mata bahkan melihat Taylor berbicara dengan beberapa mahasiswa, dan bertanya seperti apa pengalaman mereka selama ini.

"Ia manis dan tulus sekali... Dia cuma ingin mendengarkan beragam perspektif berbeda," kata dia.

"Ia imut dan menyenangkan, dan dia kelihatan gembira banget. Taylor mengatakan kepada orang-orang bahwa ia sangat kaget dan bahagia dengan kehormatan ini," sang sumber memungkasi.


Bicara di Podium

Tak cuma ikut pakai toga dan menjalani prosesi wisuda, Taylor Swift juga mendapat kesempatan untuk berbicara di atas podium. Ia membicarakan soal jatuh bangun yang ia alami di dunia hiburan.

"Dunia pernah bertindak bak penonton acara olahraga dalam kehidupan asmaraku, di mana aku kalah dalam setiap pertandingan. Ini bukan cara yang baik untuk berkencan dalam usia remaja dan umur 20-anku," kata wanita 32 tahun ini.

Ia melanjutkan, "Namun ini mengajarkanku untuk melindungi kehidupan pribadiku secara mati-matian."


Dipermalukan di Depan Publik

Taylor Swift mengatakan bahwa berulang kali dipermalukan di depan publik pada usia yang amat muda sangat menyakitkan baginya, tapi ini memberinya pelajaran untuk jangan terlalu memusingkan soal popularitas.

Ia juga bicara soal cekcoknya dengan Kanye West - Kim Kardashian, dengan nada canda. "Ditolak di internet dan hampir kehilangan karierku, memberikan aku pengetahuan yang luas soal jenis-jenis wine."

Demi Anak, 36 Tahun Menyamar Jadi Pria

Perempuan India Nekat Menyamar Jadi Pria Selama 36 Tahun Setelah Ditinggal Suami

Liputan6.com 2022-05-19 10:02:00
Perempuan menyamar sebagai laki-laki untuk membesarkan anaknya (dok. YouTube/AWaZ BNO)

Seorang perempuanIndia berusia 57 tahun menyamar sebagai seorang pria selama 36 tahun. Hal itu dilakukan untuk membesarkan putrinya semata wayang yang hidup 'dalam masyarakat patriarki'.

S. Petchiammal baru berusia 20 tahun ketika perempuan Tamil Nadu itu kehilangan suami karena serangan jantung, 15 hari setelah pernikahan mereka. Dia berasal dari Desa Katunayakkanpatti dengan budaya patriarki yang dominan, dilansir dari laman Times Now News, Rabu, 18 Mei 2022.

Pechiyammal melahirkan seorang bayi perempuan, tetapi ia harus bekerja untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Pekerjaan jadi masalah bagi perempuan dalam masyarakat patriarki Kattunayakanpatti. Hal ini menyebabkan Petchiammal dilecehkan oleh orang-orang desa.

Dalam sebuah wawancara dengan The New Indian Express, perempuan berusia 57 tahun itu mengatakan dia harus menjadi 'Muthu' setelah kematian suaminya. Membesarkan anaknya terbukti sulit ketika dia bekerja di lokasi konstruksi, hotel, dan toko teh. Sang ibu mengatakan kepada media tersebut bahwa dia menghadapi pelecehan, ejekan seksual, dan kesulitan.

Untuk mengakhiri penderitaannya, dia pergi ke Kuil Tiruchendur Murugan, memotong rambutnya, dan mengganti pakaiannya dengan kemeja dan lungi. Petchiammal mengubah namanya menjadi Muthu.

"Kami bermukim kembali di Kattunayakkanpatti lebih dari 20 tahun yang lalu. Hanya kerabat dekat saya di rumah dan putri saya tahu bahwa saya seorang wanita," katanya.

Selama 30 tahun, Petchiammal mengatakan dia dipanggil 'Annachi'. Panggilan tersebut merupakan nama tradisional untuk pria di mana pun dia bekerja. Pengakuan perempuan tersebut pun viral di dunia maya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Hingga Meninggal

"Saya melakukan semua jenis pekerjaan, mulai dari bekerja sebagai pelukis, ahli teh, ahli parotta hingga pekerjaan 100 hari," ujar dia.

Ia menabung setiap sen untuk memastikan kehidupan yang aman dan terjamin bagi putri tercintanya. Setelah berhari-hari, Muthu mengubah semua identitasnya. "Semua sesuai dengan yang disebutkan di semua dokumen, termasuk Aadhaar, ID Pemilih, dan rekening bank," kata wanita berusia 57 tahun itu.

Putri Patchiammal, Shanmugasundari, kini telah menikah. Namun, wanita berusia 57 tahun itu belum siap untuk mengganti pakaiannya.

Dia mengatakan identitas alternatifnya memastikan kehidupan yang aman bagi putrinya. Untuk alasan ini, dia ingin tetap 'Muthu' sampai kematiannya.

Petchiammal tidak memiliki rumah dan tidak dapat mengajukan permohonan sertifikat janda. Tapi, dia telah berhasil mendapatkan kartu pekerjaan MGNREG.


Rela Jemput Anak Jarak 1400 Kilometer

Kisah perjuangan seorang ibu demi anaknya juga sempat dialami perempuan bernama Razia Begum. Razia merupakan masyarakat India yang terdampak akan kebijakan lockdown di negaranya.

Lockdown atau penguncian secara nasional untuk menekan penyebaran wabah Corona Covid-19 telah mengakibatkan banyak kegiatannya terpengaruh, termasuk untuk bertemu dengan putranya. Akibat lockdown, dia hidup terpisah dengan sang putra yang berada berbeda kota dengan tempatnya tinggal.

Keputusan pemerintah yang diterapkan sejak 24 Maret 2020 lalu ini membuat anaknya yang bersekolah di luar kota tak bisa kembali ke kampung halaman. Karena hal tersebutlah, ibu tunggal ini rela menempuh jarak 1.400 kilometer demi menjemput anaknya di kota lain dengan menggunakan sepeda motor.

Ia pun menjemput putranya tersebut dengan naik motor selama tiga hari. Ia berangkat pada Senin pagi dan sampai di Nellore di perbatasan Andhra Pradesh-Tamil Nadu pada Selasa sore. Lalu, mereka kembali ke rumahnya pada Rabu malam.


Diberhentikan Polisi

Selama perjalanan, perempuan paruh baya ini sengaja beristirahat secukupnya agar dapat memangkas waktu tempuh. Ibu dua anak ini memilih tidak menyuruh orang lain untuk menjemput anak laki-lakinya, karena takut orang yang ia suruh justru ditangkap polisi karena dianggap keluyuran ketika sedang lockdown.

Namun, perjalanan Razia nyatanya juga tak mulus. Sepanjang perjalanan, dia selalu dihentikan oleh polisi di pos pemeriksaan. Namun, wanita tersebut memiliki surat Bodhan ACP alias surat izin dari otoritas keamanan setempat, sehingga bisa melewati setiap pos polisi itu.

Tak banyak yang dipersiapkannya untuk berkendara motor dengan jarak tempuh cukup jauh itu. Ia hanya membawa bekal berupa roti canai. Ia juga berkendara motor secara non-stop tanpa menginap. Beberapa polisi yang ditemuinya membantunya berteduh dan menawarkan bantuan mereka selama perjalanan.

Ledakan Covid-19 di Korut

HEADLINE: Kasus COVID-19 Meledak di Korea Utara, Kenapa Baru Sekarang?

Liputan6.com 2022-05-20 00:02:03
Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un mengenakan masker memeriksa apotek di tengah wabah Covid-19 di Pyongyang, Korea Utara pada 15 Mei 2022. Sejak negara itu pertama terkena wabah COVID-19, Apote

Korea Utara memang beda. Ketika sejumlah negara dunia mulai melonggarkan protokol kesehatan, negara Komunis tersebut malah baru melaporkan ledakan kasus COVID-19, setelah 2 tahun pandemi.

Sekitar 1,48 juta orang telah terinfeksi Virus Corona sejak kasus pertama dilaporkan pada Kamis 12 Mei 2022 dan setidaknya 663.910 orang dikarantina, menurut angka resmi. Wabah ini hampir pasti lebih besar dari penghitungan resmi, mengingat kurangnya tes dan sumber daya untuk memantau dan merawat orang sakit.

Negara yang terisolasi itu melaporkan kenaikan besar lainnya dalam kasus baru yang terus disebut sebagai "demam" pada Selasa 17 Mei, seperti dikutip dari Guardian, Kamis (19/5/2022). Korut mencatat 269.510 kasus tambahan dan enam kematian lagi, sehingga jumlah total yang tewas menjadi 56 sejak akhir April.

Korea Utara pun berada di ambang bencana COVID-19 kecuali tindakan cepat diambil untuk menyediakan vaksin dan perawatan obat, kata para ahli. Ahli menyatakan hal tersebut karena jumlah orang yang dilaporkan jatuh sakit meningkat menjadi hampir 1,5 juta.

Wabah COVID-19 yang signifikan ini dikhawatirkan memicu krisis kemanusiaan di Korea Utara, di mana ekonomi telah terpukul oleh penutupan perbatasannya yang dipaksakan oleh pandemi dengan China -- mitra dagang utamanya -- bencana alam, dan sanksi internasional selama bertahun-tahun yang diberlakukan sebagai tanggapan terhadap uji coba rudal balistik.

Rezim itu dianggap tidak memvaksinasi penduduknya dan tidak memiliki akses ke obat antivirus yang telah digunakan untuk mengobati COVID-19 di negara lain. Rumah sakitnya juga memiliki sedikit sumber daya perawatan intensif untuk mengobati kasus yang parah, dan kekurangan gizi yang meluas telah membuat populasi 26 juta lebih rentan terhadap penyakit serius.

"Kelihatannya sangat buruk," kata Owen Miller, dosen studi Korea di School of Oriental and African Studies, London University.

"Mereka menghadapi penyebaran Omicron yang merajalela tanpa perlindungan dari vaksin."

Tawaran bantuan dari luar sejauh ini disambut dengan diam. Sebaliknya, ada kekhawatiran bahwa pemimpin negara itu, Kim Jong-un, mungkin bersedia menerima sejumlah besar kasus dan kematian yang "dapat dikelola" untuk menghindari membuka negaranya terhadap pengawasan internasional.

Sejak melaporkan kasus pertamanya, mesin propaganda Korea Utara telah menggambarkan virus sebagai musuh yang dapat dikalahkan melalui penguncian, karantina, dan kewaspadaan yang lebih besar.

Kim Jong-un berjanji untuk mengatasi krisis ini dan meminta masyarakat agar menghindari rasa takut yang tidak sesuai sains, serta tetap teguh. "Musuh yang lebih berbahaya bagi kita ketimbang virus berbahaya ini adalah rasa takut yang tak sesuai sains, kurangnya kepercayaan dan lemahnya tekad," kata Kim Jong-un.

Kim Jong-un juga memerintahkan lockdown ketat di semua kota dan kabupaten di seluruh penjuru Korea Utara agar membendung penyebaran virus corona. Ia juga meminta agar perbatasan-perbatasan negara dijaga dengan ketat, baik itu udara dan laut.

Jenis virus yang dideteksi adalah varian omicron BA.2. Ada sejumlah pasien yang terkena demam. Media pemerintah KCNA tidak mendetail berapa jumlah kasusnya, tetapi pasien lebih dari satu.

Kim Jong-un optimistis bahwa negaranya bisa melalui datangnya COVID-19, sebab warganya sudah memiliki kesadaran tinggi untuk melawannya virus ini. Sebelumnya, Korea Utara juga telah mengikuti protokol kesehatan dengan memakai masker, namun ada juga acara-acara nasional di negara itu yang pesertanya tidak pakai masker.

Epidemiolog dari Griffith University Australia Dicky Budiman menilai Korea Utara adalah negara yang rawan terhadap ancaman wabah. Kondisi itulah yang menyebabkan kasus COVID-19 di Korea Utara langsung meledak ketika negara lain telah menurun.

"Korea Utara yang saya juga pernah melakukan kunjungan ke sana, adalah negara yang sebetulnya sangat rawan dari sisi ancaman wabah," kata Dicky kepada Liputan6.com, Rabu (18/5/2022) melalui pesan suara.

"Karena apa? Pertama, bicara respons wabah ini bicara transparansi data, bicara transparansi data ini juga bicara bagaimana sistem kesehatan yang ada bisa mendeteksi dan berkolaborasi secara global. Ini salah satu yang lemah pada negara-negara dengan sistem sosial seperti Korea Utara."

Ia menambahkan, Korea Utara adalah negara dengan sistem sosial dan pemerintahan yang tertutup. Dan ini diperparah dengan adanya keterbatasan atau akses yang sangat minim pada vaksin COVID-19. Bahkan cakupan vaksinasi mereka saat ini sangat rendah.

"Bahkan saking tertutupnya juga sulit untuk memprediksi berapa persen cakupan vaksinasi mereka, yang jelas sangat rendah. Jangankan bicara tiga dosis seperti di Indonesia, bicara satu dosis pun ini menjadi satu hal yang sangat tidak mudah."

Direktur Kedaruratan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Mike Ryan mengatakan, tingkat penularan Virus Corona COVID-19 yang tinggi di antara orang-orang yang tidak divaksinasi, seperti di Korea Utara, menciptakan risiko varian baru yang lebih tinggi.

"Tentu saja mengkhawatirkan jika negara-negara tidak menggunakan alat yang sekarang tersedia," kata Mike Ryan.

"WHO telah berulang kali mengatakan bahwa di mana Anda memiliki penularan yang tidak terkendali, selalu ada risiko varian baru yang lebih tinggi muncul."

Kepala WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus juga menyatakan "sangat prihatin" tentang penyebaran virus di antara populasi yang tidak divaksinasi seperti Korea Utara dengan banyak kondisi mendasar.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Tetap Uji Coba Nuklir

Di tengah pperjuangan melawan gelombang dugaan infeksi COVID-19, Korea Utara tampaknya bersiap untuk menguji rudal balistik antarbenua (ICBM) menjelang perjalanan pertama Presiden AS Joe Biden ke Korea Selatan, kata pejabat Korea Selatan dan AS.

Tes ICBM tampaknya sudah dekat, Wakil Penasihat Keamanan Nasional Kim Tae-hyo mengatakan pada sebuah pengarahan di Seoul.

"Jika ada provokasi Korea Utara kecil atau besar selama periode KTT, kami telah menyiapkan Plan B," katanya, seperti dikutip dari laman Al Arabiya, Kamis (19/5/2022).

Rencana itu akan mengamankan postur pertahanan dan sistem komando dan kontrol pasukan militer AS dan Korea Selatan, bahkan jika itu memerlukan perubahan jadwal KTT, kata Kim.

Seorang pejabat AS, berbicara dengan syarat anonim, mengatakan bahwa intelijen terbaru menunjukkan Korea Utara dapat melakukan tes ICBM pada hari Kamis atau Jumat.

Biden diperkirakan tiba di Korea Selatan pada hari Jumat (20/4) dan mengadakan pembicaraan dengan rekan-rekannya dari Korea Selatan selama beberapa hari sebelum mengunjungi Jepang.

Wabah di Korea Utara terjadi di tengah serangkaian demonstrasi senjata yang provokatif, termasuk uji coba pertama rudal balistik antarbenua dalam hampir lima tahun pada bulan Maret. Para ahli tidak percaya wabah COVID-19 akan memperlambat sikap Kim yang bertujuan menekan Amerika Serikat untuk menerima gagasan Korea Utara sebagai kekuatan nuklir dan merundingkan konsesi ekonomi dan keamanan dari posisi yang kuat.

Penasihat keamanan nasional Gedung Putih Jake Sullivan mengatakan pada hari Rabu bahwa intelijen AS menunjukkan ada "kemungkinan yang sebenarnya" bahwa Korea Utara akan melakukan uji coba rudal balistik atau uji coba nuklir lain di sekitar kunjungan Presiden Joe Biden ke Korea Selatan dan Jepang yang dimulai akhir pekan ini.

Dilansir dari laman NBC News, Korea Utara telah meluncurkan senjata pada tingkat yang sangat sering tahun ini, termasuk uji coba pertama rudal balistik antarbenua sejak 2017.

Secara luas diharapkan untuk menguji ICBM lain atau bahkan perangkat nuklir pada awal bulan ini karena mencoba untuk memaksa masyarakat internasional untuk menerimanya sebagai kekuatan nuklir dan memperoleh keringanan dari sanksi-sanksi yang dipimpin AS yang melumpuhkan.

Negara tersebut cenderung menjadi lebih agresif ketika tidak stabil secara internal, kata Christopher Green, konsultan senior di Semenanjung Korea untuk International Crisis Group, menunjukkan bahwa uji coba senjata dapat dilanjutkan. Pada hari yang sama saat mengumumkan wabah virus, Korea Utara meluncurkan tiga rudal balistik jarak pendek dalam uji coba putaran ke-16 tahun ini.

Tetapi wabah itu adalah peristiwa "angsa hitam" yang dapat mengubah perhitungan Kim, Green memperingatkan. Tes senjata melibatkan pertemuan besar orang dan, demi memperlambat penularan virus, Kim dapat memilih untuk menunda peluncuran lebih lanjut sampai kasus mereda.

Menguji ICBM atau perangkat nuklir sebelum atau selama perjalanan Biden ke Asia juga akan mempersulit AS untuk menawarkan bantuan terkait wabah tersebut.

"Kami tidak dapat benar-benar yakin bahwa preseden masa lalu tentang tindakan [Korea Utara] akan terus memandu keputusan besok," katanya.


Tingkatkan Produksi Obat-obatan dan Pasokan Medis

Korea Utara meningkatkan produksi obat-obatan dan pasokan medis termasuk alat sterilisasi dan termometer saat memerangi wabah Virus Corona COVID-19 yang belum pernah terjadi sebelumnya, kata media pemerintah KCNA, Kamis (19 Mei).

Korea Utara, negara yang terisolasi itu, yang telah memberlakukan lockdown secara nasional, juga meningkatkan produksi obat-obatan tradisional Korea yang digunakan untuk mengurangi demam dan rasa sakit, kata KCNA, menyebutnya "efektif dalam pencegahan dan penyembuhan penyakit berbahaya."

Gelombang COVID-19 yang melanda, yang pertama kali dikonfirmasi Korea Utara pekan lalu, telah mengipasi kekhawatiran atas kurangnya sumber daya medis dan vaksin, dengan badan hak asasi manusia PBB memperingatkan konsekuensi "menghancurkan" bagi 25 juta penduduknya.

Setidaknya 262.270 orang lagi melaporkan gejala demam, dan satu orang tambahan meninggal pada Rabu malam, kata KCNA, mengutip data dari markas besar pencegahan epidemi darurat negara. Kedati demikian tak ada data berapa banyak orang yang dites positif COVID-19.

Korea Utara sejauh ini melaporkan 1.978.230 orang dengan gejala demam dan 63 kematian, dan memberlakukan tindakan anti-virus yang ketat.

Pabrik-pabrik memproduksi lebih banyak suntikan, obat-obatan, termometer, dan pasokan medis lainnya di ibu kota Pyongyang dan daerah-daerah sekitarnya "dengan cara yang sangat cepat," sementara lebih banyak bangsal isolasi dipasang dan pekerjaan disinfeksi diintensifkan di seluruh negeri, kata KCNA.

"Ribuan ton garam segera diangkut ke Kota Pyongyang untuk menghasilkan larutan antiseptik," kata KCNA.

Laporan itu muncul setelah pemimpin Korea Utara Kim Jong Un mengkritik distribusi obat-obatan yang tidak efektif dan mengecam para pejabat atas tanggapan "tidak dewasa" mereka terhadap epidemi tersebut.

Tanpa kampanye vaksinasi nasional dan pengobatan COVID-19, media pemerintah telah mendorong pasien untuk menggunakan obat penghilang rasa sakit dan antibiotik serta pengobatan rumahan yang belum diverifikasi, seperti berkumur dengan air garam, atau minum teh lonicera japonica atau teh daun willow.

Korea Selatan dan Amerika Serikat masing-masing telah menawarkan untuk membantu Korea Utara memerangi wabah tersebut, termasuk mengirim bantuan, tetapi belum menerima tanggapan, kata wakil penasihat keamanan nasional Seoul, hari Rabu.

Namun, tiga pesawat dari Air Koryo Korea Utara tiba di China dan kembali ke Pyongyang pada Senin dengan membawa pasokan medis, kata sumber diplomatik tanpa menyebut nama.


Kembali Tolak Bantuan Asing?

Setelah mempertahankan klaim yang meragukan bahwa mereka telah menjauhkan virus dari negara itu selama dua setengah tahun, Korea Utara mengakui infeksi COVID-19 pertamanya pada 12 Mei dan telah menggambarkan penyebaran yang cepat sejak itu.

Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un menyebut wabah itu sebagai "pergolakan besar," mencaci para pejabat karena membiarkan virus menyebar dan membatasi pergerakan orang dan pasokan antarkota dan wilayah.

Terlepas dari banyaknya orang sakit dan upaya untuk mengekang wabah, media pemerintah menggambarkan sekelompok besar pekerja terus berkumpul di pertanian, fasilitas pertambangan, pembangkit listrik, dan lokasi konstruksi. Para ahli mengatakan Korea Utara tidak dapat melakukan lockdown yang akan menghambat produksi dalam ekonomi yang sudah rusak oleh salah urus, melumpuhkan sanksi yang dipimpin AS atas ambisi senjata nuklir Kim dan penutupan perbatasan pandemi, seperti dikutip dari laman ABC News, Kamis (19/5/2022).

Tetapi akan menjadi tantangan bagi Korea Utara untuk memberikan perawatan bagi sejumlah besar orang dengan COVID-19. Kematian mungkin mendekati puluhan ribu, mengingat ukuran beban kasusnya, dan bantuan internasional akan sangat penting, kata Kee Park, spesialis kesehatan global di Harvard Medical School yang telah bekerja pada proyek perawatan kesehatan di Korea Utara.

"Cara terbaik untuk mencegah kematian ini adalah dengan mengobati dengan antivirus seperti Paxlovid," yang secara signifikan akan menurunkan risiko penyakit parah atau kematian, kata Park.

"Ini jauh lebih cepat dan lebih mudah diterapkan daripada mengirim ventilator untuk membangun kapasitas ICU."

Pakar lain mengatakan menyediakan sejumlah kecil vaksin untuk kelompok berisiko tinggi seperti orang tua akan mencegah kematian, meskipun vaksinasi massal tidak mungkin dilakukan pada tahap ini untuk populasi 26 juta.

Namun, tidak jelas apakah Korea Utara akan menerima bantuan dari luar. Itu sudah menghindari vaksin yang ditawarkan oleh program distribusi COVAX yang didukung PBB, dan para pemimpin negara telah menyatakan keyakinannya bahwa negara itu dapat mengatasi krisis itu sendiri.

Sebelumnya, Korea Utara telah menolak tawaran bantuan dari kelompok internasional, serta masing-masing negara seperti China, Rusia, dan Korea Selatan.

Dr. Michael Ryan, kepala program kedaruratan WHO, mengatakan pada hari Selasa bahwa meskipun organisasi tersebut siap membantu Korea Utara dan Eritrea, satu-satunya negara lain yang belum mulai memvaksinasi penduduknya, "tidak memiliki kekuatan khusus untuk campur tangan dalam negara yang berdaulat," seperti dikutip dari laman NBC News, Kamis (19/5/2022).

Dalam wabah saat ini, Pyongyang sejauh ini tidak menanggapi tawaran bantuan dari presiden konservatif baru Korea Selatan, Yoon Suk-yeol. Amerika Serikat mengatakan meskipun mendukung program distribusi internasional seperti Covax, mereka tidak memiliki rencana untuk berbagi vaksin dengan Korea Utara secara langsung.

Ada laporan bahwa Korea Utara telah mengirim pesawat untuk mengambil pasokan medis melintasi perbatasan di China, yang respon pandeminya dipuji oleh Kim.

"Korea Utara suka mengatakan bahwa mereka mandiri, tetapi jika bantuan eksternal diperlukan sama sekali maka jauh lebih baik untuk mengandalkan China, yang merupakan sekutu militer Korea Utara," kata Tongfi Kim, seorang peneliti senior di KF-VUB Korea Chair di Brussel.