Lady Diana Harusnya Jadi Ratu Inggris

Putri Diana Seharusnya Jadi Ratu Inggris Saat Pangeran Charles Naik Takhta Raja

Liputan6.com 2022-09-09 14:05:56
Kue pernikahan Pangeran Charles dan Putri Diana yang berusia 40 tahun bakal dilelang Agustus 2020 mendatang. (Instagram/lady_.dianaspencer).

Nama Lady Diana kembali menjadi sorotan setelah Ratu Elizabeth IImeninggal. Sebab kini Inggris memiliki ratu (pendamping) baru yaitu Camilla.

Seperti diketahui, Putri Diana seharusnya menjadi ratu Inggris lewat pernikahannya dengan Pangeran Charles yang kini menjadi Raja Charles III. Ia saat itu bergelar Putri Wales (Princess of Wales).

Pangeran Charles dan Putri Diana menikah di musim panas pada 29 Juli 1981. Situs History menyebut nyaris 1 miliar orang dari 74 negara menonton proses tersebut.

Usia Diana waktu itu masih 20 tahun dan Charles sudah 32 tahun. Pesona Diana ternyata tidak bisa mengalihkan Pangeran Charles dari mantan kekasihnya: Camilla Shand.

Camilla berusia satu tahun lebih tua dari Pangeran Charles. Ayah dari Camilla adalah mantan tentara bernama Bruce Shand, sementara ibunya bernama Rosalind yang merupakan putri seorang bergelar bangsawan yakni Lord Ashcombe.

Sementara, Diana merupakan putri dari John Spencer, Viscount Althorp. Keluarga Spencer lebih dekat dengan keluarga kerajaan Inggris. Salah satu nenek Diana, yakni Ruth Roche, dikenal sebagai orang dekat dari Ibu Suri Ratu Elizabeth (ibunda Ratu Elizabeth II).

Badai Rumah Tangga

Pernikahan musim panas Charles-Diana berakhir dengan badai rumah tangga yang besar. Perselingkungan Charles dengan Camilla telah menjadi rahasia umum.

Diana pun akhirnya memulai hubungan juga dengan pria militer bernama James Hewitt yang berpangkat mayor. Sama seperti Charles-Camilla, usia Diana dan James juga tak terpaut jauh.

Pada 1989, Putri Diana lantas melabrak Camilla pada sebuah pesta ulang tahun. Menurut laporan Mirror, Diana lantas memberikan peringatan yang dingin kepada wanita yang lebih tua itu.

"Tolong jangan perlakukan saya seperti orang bodoh, saya tahu apa yang sedang terjadi," ujar Lady Diana.


Queen of Hearts

Sejarah telah mencatat bahwa Diana meninggal pada tahun 1997 dalam sebuah kecelakaan mobil. Kecelakaan terjadi sekitar lima tahun setelah ia resmi berpisah dari Charles pada 1992.

Pada 2005, Charles resmi menikah dengan Camilla. Kini, Camilla telah menjadi ratu Inggris mendampingi Raja Charles III.

Meski Putri Diana akhirnya tidak pernah menjadi ratu, ia tetap populer di dunia. Media dan fansnya banyak yang memanggilnya sebagai Queen of Hearts karena sikapnya yang dermawan.

Sikap Diana yang toleran juga menjadikannya populer. Dulu, Putri Diana mau dekat dengan komunitas LGBT dan pasien HIV, padahal saat itu gelombang diskriminasi luar biasa masif.

Setelah Diana meninggal, penyanyi legendaris Inggris Elton John menyanyikan versi khusus lagu berjudul Candle in the Wind untuk mendiang Diana.

Pada lirik lagu tersebut, Elton memanggil Diana sebagai England's Rose.

Elton yang juga seorang gay berkata tidak akan menyanyikan lagu itu lagi, kecuali mendapat izin dari Pangeran William atau Pangeran Harry.

Hingga kini, Diana juga populer di layar kaca. Emma Corin yang memerankan Diana di seri The Crown berhasil memenangkan Golden Globe atas aktingnya. Aktris Kristen Stewart turut mendapatkan berbagai pujian karena aktingnya sebagai Diana di film Spencer.


Raja Charles III

Pangeran Charles kini telah menjadi Raja Charles III. Ia menjadi raja setelah ibunya, Ratu Elizabeth II, meninggal pada Kamis 8 September 2022.

Ratu Elizabeth II adalah penguasa Britania Raya yang paling lama berkuasa, yakni 70 tahun. Otomatis hal itu membuat Charles sebagai Pangeran Wales dengan durasi paling lama.

Pangeran Wales (Prince of Wales) adalah gelar untuk pangeran yang akan menjadi raja Britania Raya. Kini, gelar itu akan segera dimiliki oleh Pangeran William yang merupakan penerus takhta.

Raja Charles III adalah mantan suami dari Putri Diana. Mahligai rumah tangga keduanya sempat menjadi sorotan media internasional karena hubungan yang tidak harmonis. Charles juga diketahui menjalin hubungan dengan mantan kekasihnya: Camilla.

Konflik antara Charles dan Diana dianggap menjadi salah satu faktor mengapa Ratu Elizabeth II menyebut tahun 1992 sebagah annus horribilis (Tahun yang Buruk).

Sesuai namanya, Raja Charles saat ini adalah yang ketiga di sejarah Inggris. Raja Charles yang pertama lahir pada tahun 1600. Ia berkuasa pada 1625, namun kekuasaannya berakhir dengan kekacauan dan monarki sempat dihapus dari Inggris.

Charles selanjutnya adalah putra sulung dari Raja Charles I. Raja Charles II menjadi sosok di era Restorasi yang mengembalikan monarki. Ia juga dikenal sejarah sebagai raja yang populer karena sikapnya yang flamboyan.

Saat ini, usia Raja Charles III adalah 73 tahun. Ia pun menjadi raja tertua yang naik takhta di sejarah Inggris.


Detail Jadwal 10 Hari Rangkaian Prosesi Pemakaman Ratu Elizabeth II

Sebelumnya dilaporkan, Operasi London Bridge, nama kode untuk rencana aksi yang rumit setelah kematian Ratu Elizabeth II, telah dijalankan. Hari wafatnya Yang Mulia seharusnya adalah D-Day atau H+0, tapi karena pengumuman datang terlambat kemarin, jadwalnya digeser. Artinya H+0 adalah hari ini, Jumat (9/9/2022).

Ini akan diikuti masa 10 hari berkabung yang berpuncak pada pemakaman Ratu, melansir The Sun, Jumat (9/9/2022). Rencana tersebut telah ada sejak 1960-an dan diperbarui setiap tahun, melibatkan cabang-cabang pemerintahan, polisi, Gereja Inggris, bahkan sektor transportasi di Kota London, Inggris.

Raja Charles III dan Camilla menginap di Balmoral tadi malam, tapi akan kembali ke London hari ini. Terlepas dari kesedihannya, tugas panggilan untuk Charles dan audiensi pertamanya sebagai raja dengan Perdana Menteri Liz Truss diharapkan terjadi sesegera mungkin.

Raja juga akan membuat pidato televisi pertamanya. Ia akan bertemu dengan Earl Marshal, Duke of Norfolk, yang bertanggung jawab atas aksesi dan pemakaman Ratu, untuk menyetujui jadwal beberapa hari mendatang.

Raja akan memutuskan lamanya pengadilan atau berkabung kerajaan untuk anggota keluarga Kerajaan Inggris dan rumah tangga kerajaan. Ini akan berlaku setidaknya selama sebulan.

Pemerintah Inggris kemudian akan mengonfirmasi lama berkabung nasional, kemungkinan sekitar 12 hingga 13 hari, mulai sekarang hingga sehari setelah pemakaman Ratu Elizabeth II. Ini juga mengumumkan hari pemakaman akan jadi hari libur umum dalam bentuk Hari Berkabung Nasional.

Cinta Terlarang Charles-Camilla Diungkit

Ratu Elizabeth II Meninggal, Kisah Lama Pangeran Charles dan Camilla Terungkit Kembali

Liputan6.com 2022-09-09 13:16:36
Pangeran Charles dan Camilla. (Foto: gettyimages via marieclaire.com)

The Royal Family baru saja kehilangan sosok pemimpin terlama Kerajaan Inggris, Ratu Elizabeth II pada Kamis, 8 September 2022, waktu setempat. Usai menjabat selama lebih dari 70 tahun, kini tahta tersebut digantikan oleh putra sulungnya, Pangeran Charles III.

Pemimpin baru di Kerajaan Inggris tersebut pun akan segera dilantik pada hari ini, Jumat, 9 September 2022. Pangeran Charles III akan naik dan menggantikan ibunya, Ratu Elizabeth II yang telah meninggal dunia di Kastil Balmoral, Skotlandia.

Di tengah kabar duka tersebut, kisah cinta antara Pangeran Charles dan istrinya saat ini, Camilla Parker Bowles, kembali diungkit. Banyak yang mulai membicarakan kembali kisah lama mereka yang terjalin sejak 1970-an.

Kisah cinta Pangeran Charles dan Camilla telah mengalami pasang surut yang panjang selama beberapa dekade. Hubungan percintaan Pangeran Charles dan Camilla pernah terhalang restu Sang Ratu.

Lalu, bagaimanakah perjalanan cinta Pangeran Charles dan Camilla? Menilik dari berbagai sumber, berikut rangkuman Health Liputan6.compada Jumat, (9/9/2022).

Terdapat banyak sisi cerita terkait awal mula pertemuan Pangeran Charles dan Camilla. Mengutip laman Harpers Bazaar, Pangeran Charles dan Camilla bertemu pada sebuah pertandingan polo di Windsor Great Park pada 1970.

Setahun setelahnya, Pangeran Charles bergabung pada Angkatan Laut Kerajaan Inggris. Saat itu hubungan percintaan Pangeran Charles dan Camilla diketahui sudah terbangun.

Namun, hubungan mendingin lantaran Pangeran Charles tengah menjalankan tugasnya sebagai Angkatan Laut Kerajaan. Sejak saat itu, hubungan Pangeran Charles dan Camilla dikabarkan kandas.


1973 - Camilla Menikah dengan Pria Lain

Usai dikabarkan kandas dengan Pangeran Charles, Camilla kemudian diketahui menikah dengan Andrew Parker Bowles, seorang pria yang ditemuinya pada 1965.

Hubungan mereka juga sebelumnya kandas lantaran Andrew dikabarkan berselingkuh dengan seorang wanita bernama Putri Anne. Camilla dan Andrew kembali menjalin hubungan setelah Pangeran Charles pergi bertugas untuk Angkatan Laut.

Camilla dan Andrew menikah pada 1973. Mereka juga dikarunia dua anak bernama Laura Parker Bowles dan Tom Parker Bowles.

Uniknya, sebelum menjalin hubungan dengan Lady Diana, Pangeran Charles lebih dulu memacari saudara perempuan Lady Diana yakni Lady Sarah. Namun pada 1981, Pangeran Charles justru bertunangan dengan Lady Diana.

Usai beberapa tahun menikah, Putri Diana pernah mengungkapkan bahwa ia mencari keberadaan Camilla. Entah apa tujuannya kala itu, tapi Lady Diana sempat mengungkapkan pencarian Camilla pada publik.

"Saya tahu dia ada di sana, tentu saja. Saya mencarinya. Jadi saya berjalan menyusuri lorong, saya melihat Camilla, abu-abu pucat," ujar Lady Diana.


1986 - Charles Ketahuan Selingkuh dengan Camilla

Setelah pasang surutnya hubungan Pangeran Charles dan Camilla, mereka diduga berselingkuh pada 1986. Keduanya masih berada dalam status menikah dan tengah membesarkan anak-anak mereka.

Pada awal 1993, percakapan intim antara Camilla dan Pangeran Charles bocor. Dari sana, perselingkuhan mereka dibenarkan. Akibat terbongkarnya rekaman suara itu, pernikahan Pangeran Charles dan Putri Diana berada di ujung tanduk.

Hal ini diduga menjadi penyebab dari perceraian Pangeran Charles dan Lady Diana, dan juga perceraian Camilla dengan Andrew. Camilla mengajukan gugatan cerai pada Januari 1995.

Sementara Charles dan Diana menyelesaikan perceraian mereka pada Agustus 1996.

Dalam sebuah film dokumenter, Pangeran Charles mengakui perselingkuhannya dengan Camilla dan menyebutnya sebagai teman baik. Bahkan, Pangeran Charles menyebut bahwa Camilla telah menjadi temannya untuk waktu yang sangat lama dan akan terus menjadi temannya dalam waktu yang sangat lama ke depannya.


1998 - Pangeran Charles Kenalkan Camilla ke Anak

Dalam berbagai laporan, tahun 1998 menjadi awal mula perkenalan Camilla dengan anak-anak Pangeran Charles. Namun, tidak semua orang di keluarga kerajaan termasuk Ratu Elizabeth II menyetujui hubungan publik Charles dengan Camilla.

Camilla dan Charles difoto bersama untuk pertama kalinya sebagai pasangan.

Ratu Elizabeth II menolak bertemu Camilla untuk waktu yang lama, meskipun Charles serius dengannya. Akhirnya dalam sebuah acara, mereka dipertemukan dan momentum tersebut dianggap sebagai langkah besar.

Charles mengumumkan pertunangannya dengan Camilla pada Februari 2005, setelah tinggal bersamanya di Clarence House sejak 2003. Mereka akhirnya resmi menikah pada tanggal 9 April 2005.

Charles dan Camilla mengikat simpul dalam sebuah upacara sipil di Windsor Guildhall. Pada 2020, mereka pun merayakan ulang tahun pernikahan ke-15.

Beberapa bulan yang lalu atau tepatnya 5 Februari 2022, Kerajaan Inggris merilis pernyataan bahwa Ratu Elizabeth II menginginkan Camilla, Duchess of Cornwall, memiliki gelar Queen Consort atau Ratu Pendamping atau Permaisuri ketika Pangeran Charles menjadi Raja.

"Ini adalah dukungan dari atas, dan memang layak setelah bertahun-tahun Camilla setia dan kerja keras," kata komentator Kerajaan Inggris seperti diberitakan BBC.

Pangeran Charles menghargai keputusan Ratu Elizabeth dan menggambarkannya sebagai sebuah kehormatan mendalam bagi dia dan istri tersayangnya.

Sejak menikah dengan pewaris Kerajaan Inggris 17 tahun lalu, wanita 74 tahun tersebut disebut telah tumbuh menjadi seorang bangsawan senior.

Jalan menuju penerimaan publik terkadang berbatu, dan pada awalnya Camilla adalah sosok kontroversial yang disalahkan oleh beberapa orang atas berakhirnya pernikahan pertama pangeran dengan Putri Diana.

Kok Bisa Camilla Jadi Permaisuri?

Lika Liku Camilla Istri Pangeran Charles Kantongi Restu Ratu Elizabeth II

Liputan6.com 2022-09-09 14:05:00
Pangeran Charles dan istrinya, Camilla, saat berada di Royal Ascot pada tahun 2007. (AP)

Usai merebaknya berita duka atas kepergian Ratu Elizabeth II, nama-nama orang di sekitarnya ikut ramai dibicarakan. Mulai dari Pangeran Charles III, Camilla Parker Bowles, hingga Putri Diana.

Hal tersebut lantaran Pangeran Charles III langsung diangkat menjadi raja untuk menggantikan Ratu Elizabeth II yang wafat di usia 96 tahun pada hari ini. Sebelumnya, Ratu Elizabeth II telah menjabat selama lebih dari 70 tahun.

Spekulasi terkait pasangan Pangeran Charles III pun naik ke publik. Tentunya hal ini berkaitan dengan status istri Pangeran Charles III, Camilla. Anda mungkin berpikir bahwa Camilla kemudian akan disebut sebagai ratu.

Namun faktanya, Camilla tidak mendapatkan jabatan tersebut dan hanya mendapat gelar Queen Consort atau Permaisuri. Gelar tersebut diberikan sebelumnya secara langsung oleh Ratu Elizabeth II.

Gelar ratu sendiri hanya dapat diberikan untuk Putri Diana, yang merupakan istri pertama dari Pangeran Charles III. Ratu Elizabeth II mengungkapkan bahwa dia menginginkan Camilla cukup memiliki gelar Permaisuri, bukan ratu, saat suaminya menjadi raja.

Dalam sejarah, hubungan Pangeran Charles dan Camilla memang tak berjalan dengan mulus. Mengutip Harpers Bazaar pada Jumat (9/9/2022), mereka berdua perlu melewati lika-liku panjang karena hubungannya terhalang restu dari Ratu Elizabeth II.

Setelah puluhan tahun menjalin hubungan, Camilla baru bertemu dengan Ratu Elizabeth II pada tahun 2000. Ratu Elizabeth II menolak bertemu Camilla untuk waktu yang lama, meskipun Charles serius menjalin hubungan dengannya.

Akhirnya dalam sebuah acara, mereka dipertemukan dan momentum tersebut dianggap sebagai langkah besar bagi Pangeran Charles dan Camilla.


Tidak Direstui Ratu Elizabeth II dan Pangeran Philip

Camilla pertama kali bertemu dengan anak-anak Pangeran Charles pada tahun 1998. Kala itu, Pangeran Charles mulai memperkenalkan sosok Camilla pada anak-anaknya.

Namun saat itu, Ratu Elizabeth II dan Pangeran Philip belum memberikan lampu hijau untuk Camilla. Entah apa penyebabnya, namun hubungan Pangeran Charles dan Camilla terhalang restu bertahun-tahun sebelum akhirnya bersatu.

Meski dilarang orangtuanya, Pangeran Charles tidak lekas mengakhiri hubungan. Pada tahun 1999, Pangeran Charles justru berfoto bersama dengan Camilla sebagai pasangan untuk pertama kalinya.

Bahkan sebenarnya, Pangeran Charles dan Camilla sudah sempat ketahuan selingkuh pada 1986. Padahal saat itu, keduanya masih memiliki status pernikahan. Camilla dengan Andrew Parker Bowles dan Pangeran Charles dengan Lady Diana.

Kemudian pada 1993, percakapan intim antara Camilla dan Pangeran Charles bocor. Dari sana, perselingkuhan mereka dibenarkan. Akibat terbongkarnya rekaman suara itu, pernikahan Pangeran Charles dan Lady Diana pun berada di ujung tanduk.


Sama-Sama Bercerai karena Ketahuan Selingkuh

Perselingkuhan antara Pangeran Charles dan Camilla akhirnya menjadi penyebab perceraian pada rumah tangga Pangeran Charles dan Lady Diana. Serta, perceraian Camilla dengan Andrew.

Camilla mengajukan gugatan cerai untuk Andrew pada Januari 1995. Sementara Charles dan Diana menyelesaikan perceraian mereka pada Agustus 1996.

Dalam sebuah film dokumenter, Pangeran Charles sempat mengakui perselingkuhannya dengan Camilla dan menyebutnya sebagai teman baik. Bahkan, Pangeran Charles menyebut bahwa Camilla telah menjadi temannya untuk waktu yang sangat lama dan akan terus menjadi temannya dalam waktu yang sangat lama kedepannya.

Sebelumnya, Pangeran Charles dan Camilla pertama kali bertemu pada tahun 1970. Saat itu, mereka bertemu pada sebuah pertandingan polo di Windsor Great Park.

Namun setahun setelahnya, Pangeran Charles bergabung pada Angkatan Laut Kerajaan Inggris. Saat itu hubungan percintaan Pangeran Charles dan Camilla diketahui sudah terbangun.


Camilla dan Pangeran Charles Putus pada 1971

Hubungan mendingin lantaran Pangeran Charles tengah menjalankan tugasnya sebagai Angkatan Laut Kerajaan. Sejak saat itu, hubungan Pangeran Charles dan Camilla dikabarkan kandas.

Dari sanalah baru terdengar kabar bahwa akhirnya Camilla memilih menikah dengan lelaki lain yakni Andrew. Saat berkenalan pada 1965 dan menjalin hubungan, Andrew dan Camilla sempat putus lantaran Andrew berselingkuh.

Camilla dan Andrew kembali menjalin hubungan setelah Pangeran Charles pergi bertugas untuk Angkatan Laut.

Camilla dan Andrew menikah pada 1973. Mereka juga dikarunia dua anak bernama Laura Parker Bowles dan Tom Parker Bowles. Sedangkan pada 1981, Pangeran Charles bertunangan dengan Lady Diana.

Misteri Tangan Ratu yang Membiru

Tangan Ratu Elizabeth II Membiru Saat Temui Liz Truss, Ini Spekulasi dan Riwayat Penyakitnya

Liputan6.com 2022-09-09 17:34:33
Ratu Elizabeth II sebelum meninggal bertemu dengan Liz Truss pada hari Selasa 6 September 2022. Tangannya terlihat biru dan ungu. (AP)

6 September 2022, dua hari sebelum Ratu Elizabeth II meninggal dunia, ia bertemu Liz Truss dalam proses penunjukan PM Inggris yang baru selepas Boris Johnson.

Wanita berusia 96 tahun itu memanggil politikus konservatif itu ke Kastil Balmoral di Skotlandia pada hari Selasa, di mana dia secara resmi memintanya untuk membentuk pemerintahan baru setelah pengunduran diri Boris Johnson.

Ratu Elizabeth II telah menunjuk 14 perdana menteri selama 70 tahun pemerintahannya, dengan upacara biasanya berlangsung di Istana Buckingham.

Dalam prosesi penyerahan kekuasaan dari PM Inggris lama ke yang baru, Ratu Elizabeth II terpotret bersalaman dengan Liz Truss dengan kondisi tangan membiru dan ungu. Hal itu kemudian memicu spekulasi tentang kesehatan sang ratu.

"Apa yang terjadi dengan tangan ratu? Semuanya biru dan ungu?" tanya seorang pengguna Twitter yang khawatir seperti dikutip dari New York Post, Jumat (9/9/2022).

Setelah rilis foto yang menunjukkan Ratu Elizabeth II bertemu dengan Perdana Menteri baru Inggris Liz Truss dengan kondisi tangan demikian, muncul kekhawatiran baru akan kesehatan Ratu Elizabeth II

Pertemuan pada hari Selasa itu juga menandai pertama kalinya Ratu Elizabeth II menunjuk seorang perdana menteri di Skotlandia, di tengah spekulasi dia terlalu lemah untuk melakukan perjalanan kembali ke Inggris untuk upacara tersebut.

Foto-foto dari pertemuan itu kemudian dirilis ke publik, dengan peringatan segera muncul dengan apa yang tampak seperti memar biru tua di tangan kanan ratu.

Ratusan pengamat kerajaan yang khawatir kemudian berkomentar di Twitter untuk mengungkapkan keprihatinan, dengan satu tulisan: "Apa yang terjadi dengan tangan ratu? Semuanya biru dan ungu?"

The Post telah menghubungi sekretaris pers ratu untuk pembaruan kesehatan resmi, namun belum ada komentar.

Namun, beberapa petugas medis ikut berkomentar di Twitter. "Ratu tampaknya menderita masalah sirkulasi, tangannya membiru," tulis seseorang.

"Tangan ayah dan ibu saya seperti itu, saya pikir itu karena kulit menjadi lebih tipis seiring bertambahnya usia dan karena itu lebih rentan terhadap memar," jawab yang lain, mencoba menenangkan ketakutan penggemar Ratu Elizabeth II.

Lusinan netizen lainnya mengklaim ratu Inggris yang sudah lama menjabat itu tampak lemah, dengan satu orang berbagi foto dari upacara pelantikannya dengan Johnson pada tahun 2019 dalam upaya untuk menyoroti bagaimana penampilannya telah berubah dalam tiga tahun.

Kekhawatiran itu muncul kurang dari tiga bulan setelah seorang ahli kerajaan mengklaim foto-foto menunjukkan bahwa ratu "memudar di depan mata kita."

"Perbedaan antara ratu pada tahun 2019 dan 2022 cukup mencolok. Tidak mengherankan pada usianya, tetapi mulai terlihat sangat lemah," tulis Philip Spiering di akun @philip_spieringpada 6 September 2022.


Perbedaan Mencolok dalam Kurun Waktu Cepat

Pada akhir Juni, Daniela Elser menulis op-ed untuk outlet Australia News.com.au, mengatakan gambar ratu yang menyapa Gubernur New South Wales Margaret Beazley "tidak mengkhawatirkan."

Foto-foto itu menunjukkan Elizabeth II mengenakan gaun kuning cerah saat dia tersenyum dan berjabat tangan dengan politisi Australia di dalam Kastil Windsor.

Elser mengklaim gambar-gambar itu biasa-biasa saja sampai dibandingkan dengan foto-foto yang diambil dari ratu dengan pakaian serupa pada Juni 2021, ketika dia bertemu dengan mantan Perdana Menteri Australia Scott Morrison.

"Perbedaannya benar-benar mengejutkan," tulis ahli kerajaan itu. "Dalam 12 bulan berikutnya, Yang Mulia akan tampak lebih bungkuk, lebih kurus, dan secara keseluruhan tampak menyusut."


Kesehatan Ratu Elizabeth II Jadi Sorotan Sejak Oktober 2021

Kesehatan Ratu Elizabeth II telah menjadi berita utama sejak Oktober tahun lalu ketika dia terlihat menggunakan tongkat untuk pertama kalinya dalam 17 tahun. Orang dalam mengatakan pada saat itu bahwa bantuan itu untuk "kenyamanannya".

Ratu Elizabeth II sempat dirawat di rumah sakit akhir bulan itu. Hal itu mengakibatkan dirinya membatalkan perjalanan ke Irlandia sebelum kembali ke tugas kerajaan.

Pada bulan Mei, sebuah pernyataan Istana Buckingham mengungkapkan bahwa ratu akan "enggan" melewatkan pertemuan kerajaan karena "masalah mobilitas." Keputusan itu dibuat dalam "konsultasi dengan dokternya," menurut istana.

Sementara itu, pada bulan Juni, ia juga tak menuju Royal Ascot untuk pertama kalinya sejak penobatannya tujuh dekade lalu.

Dia juga mundur dari acara selama perayaan besar-besaran Platinum Jubilee karena perasaan "tidak nyaman."


Riwayat Kesehatan Ratu

Pada 8 September, Ratu Elizabeth II dari Inggris meninggal setelah pemerintahan yang luar biasa selama 70 tahun. Dia berusia 96 tahun.

"Ini adalah hari paling menyedihkan di negara kita. Di hati kita masing-masing, ada rasa sakit atas meninggalnya Ratu kita, rasa kehilangan yang mendalam dan pribadi -- jauh lebih intens, mungkin, dari yang kita harapkan," kata mantan Perdana Menteri Boris Johnson, dalam sebuah pernyataan.

Istana mengumumkan dia meninggal di kediaman musim panasnya, Kastil Balmoral di Skotlandia, dengan anggota keluarga kerajaan yang bergegas ke sisinya setelah kesehatannya "memburuk," lapor Associated Press.

Penyebab kematian belum diumumkan.

Sementara penyebab kematiannya belum dirilis, para ahli mengatakan infeksi sebelumnya dengan virus corona mungkin telah berkontribusi pada kematiannya.

Riwayat Masalah Kesehatan

Ratu Elizabeth II mengalami sakit punggung selama bertahun-tahun dan menjalani operasi lutut pada 2000-an, lapor Time.

Menurut outlet berita, ratu juga dirawat di rumah sakit untuk menginap semalam pada Oktober tahun lalu untuk apa yang disebut Istana Buckingham sebagai "penyelidikan awal."

Sang ratu juga mengalami masalah mobilitas -- menggunakan tongkat mendiang suaminya sejak Oktober 2021, lapor Town and Country.

Ratu Elizabeth II juga melewatkan tugas di London untuk menghormati veteran Inggris yang gugur November 2021 lalu setelah punggungnya terkilir dan dirawat di rumah sakit semalam untuk tes medis, menurut Forbes.

Jauh Lebih Kurus dan Rapuh

Pada 17 Februari, dia terlihat membawa tongkat saat dia memberi tahu para tamu di Kastil Windsor bahwa dia "tidak bisa bergerak" selama pertemuan resmi, lapor News.com.au.

Menurut reporter BBC Daniella Ralphdalam program BBC Today, "Ada beberapa faktor yang memberatkan di sini. Pertama, dia berusia 96 tahun, dan itu segera menempatkannya dalam kategori rentan."

"Juga, ketika Anda melihat ratu sekarang, dia jauh lebih kurus dan lebih lemah daripada setahun yang lalu, dan tentu saja, dia sekarang harus dipantau dengan hati-hati," lanjutnya.

Spekulasi Terbaru Tentang Kesehatannya

Menyusul penampilannya pada hari Selasa ketika dia menunjuk Liz Truss sebagai perdana menteri Inggris yang baru, "kekhawatiran tertuju pada kesehatan ratu," lapor Today.

Ini karena dia tidak bisa pergi ke London untuk upacara, yang merupakan terobosan dari tradisi, dan foto-foto acara menunjukkan dia menggunakan tongkatnya di dalam ruangan, dan tangannya jelas berwarna ungu.

Koresponden medis NBC News Dr. Natalie Azar dan Dr. John Torres berspekulasi bahwa perubahan warna ini mungkin akibat darahnya baru-baru ini diambil atau jarum infus ditempatkan di tangannya, yang keduanya dapat menyebabkan memar pada orang tua, lapor Today.

Ratu Positif COVID-19 Tahun Ini

Ratu Elizabeth II dinyatakan positif COVID-19 pada bulan Februari, lapor BBC, meskipun menerima dosis vaksin pertamanya pada Januari 2021, dan "diyakini" memiliki semua suntikan lanjutannya setelah itu.

Tak lama setelah itu, istana mengeluarkan pernyataan yang menjelaskan bahwa ratu "mengalami gejala seperti pilek ringan tetapi berharap untuk melanjutkan tugas ringan di Windsor selama beberapa pekan mendatang," Yahoo News melaporkan pada bulan Februari.

"Tetapi Anda tahu apa yang kami katakan kepada semua orang adalah bahwa jika Anda berusia di atas 80 atau 75 tahun, Anda harus mendapatkan booster," kata Dr. Robert Lahita, direktur Institut Penyakit Autoimun dan Rematik di Sistem Kesehatan Saint Joseph dan penulis "Immunity Strong."

Putra sulungnya dan calon raja, Pangeran Wales, juga dinyatakan positif COVID-19 setelah berbagi kamar di Kastil Windsor dengan ibunya pada waktu itu, lapor BBC.

"Berdasarkan apa yang kita ketahui tentang aktivitas COVID-19 sehubungan dengan jantung dan pembuluh darah, itu berarti pembekuan, dan saya tidak tahu varian COVID apa yang mungkin dia miliki, apakah itu Omicron atau Delta --- dan Delta adalah masih berkeliling. Itu bisa menjadi sumber kematiannya," kata Lahita.

Kutukan di Balik Nama Raja Charles

Kutukan di Balik Nama Charles I dan II, Mampukah Raja Charles III Bertahan?

Liputan6.com 2022-09-09 13:35:57
Dalam file foto ini diambil pada 11 November 2018 Pangeran Charles Inggris, Pangeran Wales menghadiri upacara Peringatan Minggu di Whitehall di pusat kota London. Charles telah menghabiskan h

Sosok baru yang akan memerintah kerajaan Inggris adalah Raja Charles III -- sebuah moniker yang pernah dilaporkan dan ditolaknya guna menghindari hubungan sejarah yang 'berdarah dan penuh gejolak'.

Pasalnya, dari dua nama Charles sebelumnya, penuh dengan drama dan konflik.

Padahal, Yang Mulia mempertimbangkan untuk dipanggil George VII untuk menghormati kakeknya -- seorang tokoh kerajaan yang dicintai -- dan untuk menghindari Charles, nama yang dianggap "sangat berantakan" di beberapa kalangan kerajaan, The London Times melaporkan pada tahun 2005.

Pendahulunya -- raja yang bernama Charles -- memerintah beberapa periode paling berdarah dalam sejarah Inggris, seperti dikutip dari New York Post, Jumat (9/9/2022).

Raja Charles I memimpin Inggris dalam perang saudara dan tetap menjadi satu-satunya raja Inggris yang dieksekusi.

Putranya, Raja Charles II, menghabiskan bertahun-tahun di pengasingan setelah ayahnya dipenggal, kemudian menjadi ayah bagi banyak anak dengan sejumlah gundik.

"Nama Charles diwarnai dengan begitu banyak kesedihan," kata salah satu "teman tepercaya" pangeran saat itu kepada London Times.

"Mereka (Keluarga Kerajaan) akan memutuskan pada saat itu, tetapi mereka sempat berdiskusi tentang nama George," kata teman anonim lainnya kepada Times.

"Siapa pun yang mengenal Prince of Wales tahu dia tidak duduk-duduk berbicara dengan teman-temannya, mendiskusikan seperti apa ia ingin dipanggil. Sejauh para pejabat telah mendiskusikannya pada pertemuan perencanaan aksesi, pemikirannya adalah bahwa dia akan tetap menjadi Charles," kata sumber itu kepada The Guardian.


Anak dari Gundik Penjual Jeruk

Raja Charles pertama adalah satu-satunya raja Inggris yang dieksekusi dan dipenggal kepalanya pada tahun 1649 setelah menjerumuskan bangsa itu ke dalam Perang Saudara.

Charles I diadili karena pengkhianatan setelah Tentara Kerajaannya dikalahkan oleh Skotlandia yang telah bergabung dengan pasukan Parlemen yang dipimpin oleh Oliver Cromwell, menurut BBC.

Putranya, Charles II, menghabiskan hampir dua dekade di pengasingan dan naik takhta setelah pemerintahan Cromwell berakhir.

Charles II diejek sebagai "raja yang bahagia" karena banyak urusan yang dia miliki selama masa jabatannya di atas takhta, termasuk bermain apa dengan "penjual jeruk," lapor Times.

Dia menjadi bapak sejumlah anak dari gundiknya, tetapi tidak dengan istrinya, Catherine dari Braganza.

Pemerintahannya juga penuh dengan sektarianisme di antara penduduk Inggris, termasuk orang-orang Protestan yang memandang Charles II bersimpati kepada umat Katolik.

Ketika dia meninggal, Charles II menyerahkan tahta kepada saudara Katoliknya, James II dari Inggris.


Raja Charles III Menjadi Penguasa Inggris

Pangeran Charles kini telah menjadi Raja Charles III. Ia menjadi raja setelah ibunya, Ratu Elizabeth II, meninggal pada Kamis 8 September 2022.

Ratu Elizabeth II adalah penguasa Britania Raya yang paling lama berkuasa, yakni 70 tahun. Otomatis hal itu membuat Charles sebagai Pangeran Wales dengan durasi paling lama.

Pangeran Wales (Prince of Wales) adalah gelar untuk pangeran yang akan menjadi raja Britania Raya. Kini, gelar itu akan segera dimiliki oleh Pangeran William yang merupakan penerus takhta.

Raja Charles III adalah mantan suami dari Putri Diana. Mahligai rumah tangga keduanya sempat menjadi sorotan media internasional karena hubungan yang tidak harmonis. Charles juga diketahui menjalin hubungan dengan mantan kekasihnya: Camilla.

Konflik antara Charles dan Diana dianggap menjadi salah satu faktor mengapa Ratu Elizabeth II menyebut tahun 1992 sebagah annus horribilis (Tahun yang Buruk).

Sesuai namanya, Raja Charles saat ini adalah yang ketiga di sejarah Inggris. Raja Charles yang pertama lahir pada tahun 1600. Ia berkuasa pada 1625, namun kekuasaannya berakhir dengan kekacauan dan monarki sempat dihapus dari Inggris.

Charles selanjutnya adalah putra sulung dari Raja Charles I. Raja Charles II menjadi sosok di era Restorasi yang mengembalikan monarki. Ia juga dikenal sejarah sebagai raja yang populer karena sikapnya yang flamboyan.

Saat ini, usia Raja Charles III adalah 73 tahun. Ia pun menjadi raja tertua yang naik takhta di sejarah Inggris.


Silsilah Takhta

Pangeran William berada di posisi selanjutnya di silsilah kerajaan setelah nama Raja Charles III, kemudian diikuti oleh tiga anak-anaknya yang masih kecil: Pangeran George, Putri Charlotte, dan Pangeran Louis.

Pangeran Harry berada nomor lima setelah Pangeran Louis. Setelah Harry adalah dua anaknya: Archie dan Lilibet.

Setelah anak-anak raja, garis selanjutnya adalah adik-adik dari raja.

Harusnya Putri Anne berada di posisi selanjutnya, karena ia adalah anak kedua dari Ratu Elizabeth II. Namun, aturan lama menyebut anak laki-laki didahulukan. Alhasil, nama Pangeran Andrew muncul setelah Lilibet, dan kemudian adalah dua anak perempuan Andrew, serta cucu-cucu Andrew.

Setelah Andrew, ada nama putra bungsu Ratu Elizabeth, yakni Pangeran Edward dan dua anaknya yang masih remaja. Barulah setelahnya muncul nama Putri Anne. Saat ini, Putri Anne memiliki gelar Princess Royal sebagai putri paling senior di kerajaan.

Anak tertua Putri Anne, yakni Peter Phillips, berada di nomor 17, kemudian diikuti dua putrinya, dan pada nomor 20 ada nama nama putri bungsu Anne, yakni Zara.

Camilla Jadi Permaisuri, Malah Diana yang Trending

Putri Diana Tembus Trending Topic Dunia, Netizen Bayangkan Lady Di Dampingi Pangeran Charles Naik Takhta

Liputan6.com 2022-09-09 11:55:49
Putri Diana pada 7 November 1985. Ia mengenakan tiara Spencer saat menghadiri jamuan makan malam bersama Pangeran Charles di Australia. (AP Photo/Jim Bourdier, FILE)

Saat Ratu Elizabeth II meninggal dunia pada Kamis (8/9/2022) waktu Inggris, nama Ratu Elizabeth menembus trending topic Twitter dunia hingga keesokan harinya. Bersamaan dengan itu, nama Putri Diana ramai dibahas di medsos.

Berdasarkan pantauan Showbiz Liputan6.com pada Jumat (9/9/2022), Diana trending lantaran dicuit lebih dari 940 ribu kali. Rupanya netizen belum bisa move on dari kecelakaan tragis yang menimpa Lady Diana sekitar seperempat abad silam.

Mereka membayangkan, andai rumah tangga Pangeran Charles dan Lady Di tidak retak, maka perpisahan tak akan terjadi. Andai perceraian tak terjadi, maka mungkin ajal tak menjemput secara tragis.

Itu artinya, tahun ini Diana Sang Putri Rakyat mendampingi Pangeran Charles naik takhta sebagai Raja Inggris yang baru. Takdir berkata lain. Diana berpulang. Camilla yang akan menjadi Ratu Inggris.


Jatuh Cinta Pada Diana

Sejumlah netizen melontar uneg-uneg terkait kenyataan Lady Diana tak pernah jadi Ratu Inggris. Berikut beberapa cuitan soal Diana yang dianggap sebagai Ratu Rakyat hingga ini.

"Masyarakat dunia terlalu dalam jatuh cinta ke Lady Diana. Bahkan saat Charles III di atas tahta, nama Lady Diana juga yang sering disebut orang di seluruh dunia," cuit akun Twitter terverifikasi @zoelfick.

* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS


Andai Diana Tak Kecelakaan

Sembari mengunggah foto Pangeran Charles bersama Camilla, ia pun menyambung cuitan dengan menulis, "Camilla harus berlapang dada jika publik tetap membayangkan Lady Diana ada di sana."

Akun @jkcy**** menyorot isu perselingkuhan yang mewarnai hubungan Camilla dan Charles di awal seraya berandai-andai rumah tangga Diana utuh. "Andai rumah tangganya diana msh harmonis sm charles, andai diana ga kecelakaan pasti putri diana skrg udh jd ratu," ungkapnya.


Respek Untuk Charles

Charles dan Camilla kerap jadi bulan-bulanan netizen bahkan bertahun-tahun setelah kematian Putri Diana. Namun, ada pula yang tetap respek pada Pangeran Charles terkait kecintaan pada ibunda, Ratu Elizabeth II.

Akun Twitter @catch**** mengutip pernyataan mantan ajudan Pangeran Charles, "Ia tak pernah ingin berbicara tentang naik takhta, karena itu berarti kematian ibunya. Kematian ibunya hanya akan menimbulkan kesedihan yang mendalam baginya."

Cuitan ini dikutip akun @your**** seraya mencuap, "Dari hampir semua hal yang gue nggak suka soal Prince Charles, tapi setidaknya this words give me a bit of respect for him. Karena dia jelas sayang banget sama ibunya, terlepas dari banyak kelakuan jahat dia ke Princess Diana."

Nasib Kerajaan Inggris di Bawah Raja Charles III

HEADLINE: Ratu Elizabeth II Meninggal, Bagaimana Nasib Kerajaan Inggris di Tangan Raja Charles III?

Liputan6.com 2022-09-10 00:09:09
Dalam file foto 24 Juni 2015 ini, Ratu Inggris Elizabeth II tiba untuk makan malam resmi kenegaraan, di depan kediaman Presiden Jerman Joachim Gauck Istana Bellevue di Berlin. (AP Photo/Marku

Pagi itu, di tengah hujan mengguyur Istana Balmoral, seluruh keluarga Kerajaan Inggris diminta berkumpul. Sore harinya, kabar duka diumumkan pihak kerajaan: Ratu Elizabeth II telah meninggal dunia dengan tenang.

Ratu Elizabeth II mengembuskan napas terakhirnya dalam usia 96 tahun pada Kamis 8 September 2022, pukul 18.30 waktu setempat di Istana Balmoral, Skotlandia. Hingga saat ini, pihak kerajaan belum secara jelas merinci penyebab kematian ratu yang telah memimpin Inggris lebih dari 70 tahun tersebut.

Sebagai Putra Mahkota, Pangeran Charles langsung naik takhta menjadi Raja Charles III. Saat mengumumkan kematian Ratu Elizabeth II pihak istana juga menyebut istri Charles, Camila sebagai Queen Consort atau Permaisuri.

Charles telah menjadi pewaris takhta terlama dalam sejarah Inggris. Puluhan tahun ia berstatus putra mahkota.

Kini usia Raja Charles III adalah 73 tahun. Ia pun menjadi raja tertua yang naik takhta dalam sejarah Inggris. Raja tertua sebelumnya dalam sejarah Inggris berasal dari tahun 1830 ketika Raja William IV naik tahta pada usia 64 tahun.

Dalam pernyataan pertama yang dikeluarkannya sebagai Raja Charles III, dia menyebut kematian Ratu Elizabeth II sebagai "momen kesedihan terbesar bagi saya dan semua anggota keluarga saya."

"Kami sangat berduka atas meninggalnya seorang Penguasa yang disayangi dan seorang ibu yang sangat dicintai," ungkap Charles.

Terakhir kali Inggris melihat perubahan kepemimpinan adalah 70 tahun lalu, ketika Ratu Elizabeth II mengambil alih takhta setelah kematian Raja George VI. Lalu, akan seperti apa wajah monarki Inggris di bawah kepemimpinan Raja Charles III?

Peter Harris, seorang profesor di Departemen Ilmu Politik Universitas Negeri Colorado yang lahir di Inggris, berbicara tentang apa yang terjadi selanjutnya setelah kematian ratu, apa dampaknya secara geopolitik dan apa artinya bagi masa depan monarki Inggris.

"Monarki adalah tentang stabilitas dan kontinuitas. Saat sang ratu meninggal, rangkaian peristiwa yang diatur dengan sangat baik dimulai. Tujuannya adalah kesinambungan di setiap level," ujar Peter Harris, dikutip dari laman source.colostate.edu, Jumat (9/9/2022).

"Kita mungkin akan melihat keterkejutan dan trauma publik dalam beberapa minggu mendatang. Jika ada satu tujuan yang dimiliki seorang raja: Itu untuk mewakili stabilitas dan kontinuitas. Monarki adalah benteng melawan ketidakpastian," imbuh Harris yang juga pakar hubungan internasional dan kebijakan luar negeri AS.

Ia menilai Charles bukanlah sosok yang mudah untuk dihormati sebagai Raja. "Dia laki-laki, dia diejek oleh pers selama bertahun-tahun, dia bercerai dari Putri Diana, yang menjadi orang yang sangat populer berbeda dengannya, dan Permaisuri Camilla yang baru tidak terlalu populer."

Menurutnya, masih harus dilihat seberapa populer monarki setelah meninggalnya Ratu Elizabeth II. "Dia mempersonifikasikannya begitu lama, dan kita tidak tahu bagaimana penduduk akan menanggapi seorang raja yang bukan Elizabeth," kata Harris.

Untuk orang Inggris yang tinggal di luar negeri di Amerika, Harris tertarik dengan pertanyaan tentang berapa lama institusi monarki dapat bertahan. "Ini adalah institusi yang populer sekarang, tetapi saya ingin tahu apakah itu berubah sekarang karena Charles adalah raja, bukan Elizabeth."

Dengan itu, lanjut dia, monarki telah mempersiapkan ini selama beberapa dekade, karena Charles sadar akan fakta bahwa orang tidak menyukainya seperti ibunya. Dia akan datang dengan tim baru, dan Istana akan memiliki rencana untuk membuat publik menyambutnya, dan mungkin memindahkan monarki menjadi institusi yang lebih modern.

"Saya kembali ke firasat bahwa Elizabeth secara unik mudah untuk dihormati. Dia seperti nenek bangsa, sedangkan Charles -- dan William setelah dia -- akan seperti seorang ayah. Orang-orang memberontak melawan ayah mereka, mereka tidak memberontak terhadap nenek mereka."

Penulis biografi Tom Bower mengatakan, Charles selama ini berkomitmen pada isu-isu seperti lingkungan. "Dia adalah orang yang didorong, yang pasti ingin berbuat baik tetapi tidak mengerti bahwa konsekuensi dari banyak tindakannya menyebabkan banyak masalah," kata Bower.

Media melaporkan pada Juni bahwa Charles telah terlibat dalam pertengkaran dengan pemerintah mengenai kebijakannya dalam mengirim pencari suaka ke Rwanda - sesuatu yang disebut pangeran itu "mengerikan", yang menyebabkan kritik dari para menteri dan surat kabar.

"Jika dia tidak terlalu berhati-hati, mereka yang tidak setuju dengan intervensi politiknya yang provokatif juga dapat menyimpulkan monarki konstitusional Inggris tidak lagi layak dipertahankan," kata Daily Mail dalam editorialnya.

Kharisma Ratu Elizabeth II dinilai Pakar hubungan internasional dari Universitas Pelita Harapan (UPH) Aleksius Jemadu, sebagai ilmu yang harus dipelajari Raja Charles III. Namun, sejauh ini Aleksius menilai Charles bukan sosok yang spesial di kancah internasional. Hal ini menjadi tantangan bagi Raja Charles di masa depan.

"Bayangkan dari tahun 50-an sampai 2022 itu cukup panjang dan dia (Ratu Elizabeth II) sudah pengalamannya banyak sekali, pengetahuan yang dia miliki, dan dia tahu itu Inggris Itu posisinya di mana. Charles harus belajar dari ibunya ini untuk membawa Inggris ke depan dan membuat Inggris tetap terpandang sebagai negara monarki konstitusional," ujar Aleksius kepada Liputan6.com.

"Charles kelihatannya biasa-biasa saja, tidak ada sesuatu yang gemilang sekali," lanjutnya.

Aleksius pun turut membandingkan antara sosok Elizabeth yang tegas versus Charles yang kurang stabil. Itu terlihat dari masalah rumah tangga dengan Putri Diana.

Mengenai masa depan, Penulis Biografi untuk kerajaan Inggris Hugo Vickers percaya Raja Charles III akan mencoba dan "mengurangi" jumlah anggota keluarga kerajaan yang melakukan tugas resmi.

Vickers "berharap" bangsanya akan menyambut Raja Charles yang baru, meskipun sekarang, banyak orang masih menyalahkannya atas hancurnya pernikahannya dengan Diana, Putri Wales, pada awal 1990-an. Namun, setelah pernikahan keduanya dengan Camilla pada 2005, popularitas pasangan itu tumbuh, dan pada 2022 Ratu Elizabeth pernah mengatakan ingin Camilla menjadi permaisuri bergelar ratu atas aksesi putranya ke takhta.


Gelar Baru Keluarga Kerajaan Inggris

Pakar Kerajaan Katie Nicholls menjelaskan semua perubahan gelar akan terjadi di antara keluarga kerajaan setelah kematian Ratu Elizabeth II. "Dalam beberapa menit Istana Buckingham menyampaikan berita duka atas meninggalnya Ratu, kami mendengar kata-kata pertama dari Raja baru dan konfirmasi dari Istana Buckingham bahwa Charles memang akan dikenal sebagai Raja Charles III," kata Nicholls.

"Dia bisa saja memilih untuk mengambil nama lain sebagai Raja. Tapi dia telah memilih nama Raja Charles III."

Istri Charles, Camilla Parker Bowles akan beralih dari Duchess of Cornwall ke Queen Consort. "Apa yang kami ketahui tentang gelar tersebut adalah Charles telah memutuskan untuk menjadi Raja Charles III, dan kini kita memiliki Permaisuri Camilla," jelasnya.

Sementara itu, William dan Kate Middleton telah mengubah gelar mereka di Instagram, dari Duke dan Duchess of Cambridge menjadi Duke dan Duchess of Cornwall dan Cambridge.

"Kemungkinan besar Pangeran William, Duke of Cambridge akan menjadi Pangeran Wales, dan Catherine pada gilirannya menjadi Putri Wales," kata Nicholls.

"Mereka juga akan mewarisi sejumlah gelar melalui Charles, yang akan melepaskan gelar Pangeran Wales karena dia adalah Raja Charles III."

Gelar Princess of Wales sebelumnya dipegang oleh Putri Diana, dan sementara banyak perbandingan telah diperbincangkan antara mendiang Diana dan Kate.

Nicholls mengatakan, Kate telah berhasil menciptakan "peran baru untuk dirinya sendiri" yang terpisah dari Diana.

Katie Nicholl juga menyebut, kematian Ratu Elizabeth II dapat membuka pintu bagi Pangeran Harry dan Pangeran William untuk menebus kesalahan dan memperbaiki keretakan mereka selama bertahun-tahun. Setidaknya itulah harapannya, kata pakar kerajaan kepada ET.

"Kami tahu bahwa ini adalah keretakan antara saudara kerajaan yang mendalam," kata Nicholl.

"Kami tahu itu adalah keretakan yang menyebabkan ratu sangat sakit dan saudara-saudara akan bersama di Balmoral. Ini adalah pertama kalinya mereka bersama, sejak pemakaman Duke of Edinburgh hampir 18 bulan yang lalu."

Ya, mereka berdua ada di sana, tetapi masih ada banyak ketegangan, kata Nicholl.

"Saya pikir ada harapan bahwa ini akan memicu semacam rekonsiliasi antara dua bersaudara ini, yang selama 18 bulan terakhir benar-benar bersaudara dalam perang," tambah Nicholl.

Penulis Biografi untuk kerajaan Inggris Hugo Vickers mengatakan, Ratu Elizabeth telah memenuhi perannya dengan "martabat" dan menunjukkan "ketabahan" yang luar biasa sepanjang masa pemerintahan yang panjang.

Dia menyebut, kematian ratu akan meninggalkan negara dalam "keadaan shock" karena bagi banyak orang, dia selalu berada di atas takhta.

Ratu adalah salah satu pemimpin terlama di dunia dan berdaulat di 15 dari 56 negara Persemakmuran, termasuk Inggris, Australia dan Kanada.

Dalam sebuah wawancara dengan Kyodo News, Vickers berkata, "Dia menciptakan suasana tenang di dunia. Apa pun situasinya, selalu sangat meyakinkan untuk mengetahui bahwa ratu akan tetap di tempatnya."

"Ketika Diana, Putri Wales meninggal, dia muncul di TV dan tampil sangat matriarkal dan tenang serta menyuruh semua orang untuk menyatukan diri."

Ahli percaya salah satu aset utamanya adalah untuk bertindak sebagai "konsiliator" dan menyembuhkan luka masa lalu.

Dia berkata, "Dalam banyak kesempatan, dia harus mengunjungi negara-negara di mana kita memiliki masalah besar di masa lalu, seperti Jepang. Banyak yang marah pada kunjungan ini tetapi, dalam kasus Jepang, dia membangun hubungan diplomatik yang lebih baik.

"Hal yang sama dapat dikatakan untuk hubungannya dengan Rusia, China, Jerman, dan Irlandia. Apa pun yang dia pikirkan secara pribadi, dia selalu mengutamakan negara."

Vickers berpendapat ratu adalah "duta besar" yang sangat baik yang tidak pernah salah langkah bahkan ketika dia harus berurusan dengan beberapa pemimpin dunia yang paling buruk.

Diplomasinya yang tenang mungkin paling baik dicontohkan sehingga bisa mengatur Persemakmuran tetap bersama selama masa-masa sulit.

Salah satu kualitas terbesar sang ratu adalah menunjukkan martabat dan ketabahan yang luar biasa ketika keluarga kerajaan dilanda berbagai skandal pada 1990-an.

Vickers berkata, "Saya berharap akan ada rasa terima kasih dan rasa hormat dari publik atas ketabahan dan visinya sebagai ratu."

"Saya pikir dia sangat bahagia dalam beberapa tahun terakhir. Dia memiliki tiga ahli waris, semuanya tenang, dan kata disfungsional tidak lagi digunakan untuk menggambarkan keluarga kerajaan."


Sosok Raja Charles III

Charles Philip Arthur George, anak Ratu Elizabeth II dan Pangeran Philip, Duke of Edinburgh, lahir di Istana Buckingham pada pukul 09.14 malam pada tanggal 14 November 1948. Sebulan kemudian, pada 15 Desember, Pangeran Charles dibaptis di Ruang Musik di Istana Buckingham oleh Uskup Agung Canterbury, Dr Geoffrey Fisher.

Ibu Pangeran Charles dinobatkan sebagai Ratu Elizabeth II pada usia 25 tahun, ketika ayahnya, Raja George VI, meninggal dunia pada usia 56 tahun.

Pada 6 Februari 1952, saat Ratu naik takhta, Pangeran Charles - sebagai putra tertua Penguasa - menjadi pewaris takhta pada usia tiga tahun.

Sang Pangeran, sebagai Pewaris Takhta, mengambil gelar tradisional Duke of Cornwall di bawah piagam Raja Edward III pada tahun 1337; dalam gelar kebangsawanan Skotlandia, Duke of Rothesay, Earl of Carrick, Baron Renfrew, Lord of the Isles, dan Prince and Great Steward of Scotland.

Sang Pangeran berusia empat tahun pada upacara penobatan ibunya, di Westminster Abbey pada tanggal 2 Juni 1953.

Banyak orang yang menyaksikan Penobatan tersebut karena memiliki kenangan jelas tentang dirinya yang duduk di antara neneknya sebagai janda, yang sekarang dikenal sebagai Ibu Suri Ratu Elizabeth, dan bibinya, Putri Margaret.

Ratu Elizabeth II dan Pangeran Philip memutuskan bahwa Pangeran Charles harus pergi ke sekolah daripada memiliki guru di Istana. Kemudian, Pangeran mulai bersekolah di sekolah Hill House London Barat pada 7 November 1956. Setelah 10 bulan, Pangeran muda menjadi siswa asrama di Cheam School, sebuah sekolah pelatihan di Berkshire.

Kini Pangeran Charles telah naik takhta menjadi Raja Charles III, setelah Ratu Elizabeth II meninggal dunia karena sakit pada Kamis 8 September 2022

Pada tahun 1958, saat Pangeran berada di Cheam School, Ratu memberinya gelar sebagai Pangeran Wales dan Earl of Chester. Saat itu Pangeran berusia sembilan tahun.

Pada April 1962, Pangeran memulai tahap pertamanya di Gordonstoun, sebuah sekolah dekat Elgin di Skotlandia Timur yang pernah dihadiri oleh Duke of Edinburgh.

Pangeran Wales menghabiskan dua periode pada tahun 1966 sebagai siswa pertukaran di Timbertop, yaitu sebuah pos terpencil dari Sekolah Tata Bahasa Geelong Church of England di Melbourne, Australia.

Ketika ia kembali ke Gordonstoun untuk tahun terakhirnya, Pangeran Wales ditunjuk sebagai perwakilan sekolah.

Sang Pangeran, yang telah lulus dengan enam O Levels, juga mengambil A Levels dan dianugerahi nilai B dalam sejarah dan C dalam bahasa Prancis, bersama dengan nilai istimewa dalam makalah sejarah khusus opsional pada Juli 1967.

Pangeran Charles kemudian melanjutkan studinya ke Universitas Cambridge pada tahun 1967 untuk belajar arkeologi dan antropologi di Trinity College. Dia beralih jurusan ke sejarah untuk gelar keduanya, dan pada tahun 1970 dianugerahi gelar 2:2.


Riwayat Masalah Kesehatan Ratu Elizabeth II

Ratu Elizabeth II mengalami sakit punggung selama bertahun-tahun dan menjalani operasi lutut pada 2000-an, lapor Time.

Menurut outlet berita, ratu juga dirawat di rumah sakit untuk menginap semalam pada Oktober tahun lalu untuk apa yang disebut Istana Buckingham sebagai "penyelidikan awal."

Sang ratu juga mengalami masalah mobilitas -- menggunakan tongkat mendiang suaminya sejak Oktober 2021, lapor Town and Country.

Ratu Elizabeth II juga melewatkan tugas di London untuk menghormati veteran Inggris yang gugur November 2021 lalu setelah punggungnya terkilir dan dirawat di rumah sakit semalam untuk tes medis, menurut Forbes.

Jauh Lebih Kurus dan Rapuh

Pada 17 Februari, dia terlihat membawa tongkat saat dia memberi tahu para tamu di Kastil Windsor bahwa dia "tidak bisa bergerak" selama pertemuan resmi, lapor News.com.au.

Menurut reporter BBC Daniella Ralphdalam program BBC Today, "Ada beberapa faktor yang memberatkan di sini. Pertama, dia berusia 96 tahun, dan itu segera menempatkannya dalam kategori rentan."

"Juga, ketika Anda melihat ratu sekarang, dia jauh lebih kurus dan lebih lemah daripada setahun yang lalu, dan tentu saja, dia sekarang harus dipantau dengan hati-hati," lanjutnya.

Spekulasi Terbaru Tentang Kesehatannya

Menyusul penampilannya pada hari Selasa ketika dia menunjuk Liz Truss sebagai perdana menteri Inggris yang baru, "kekhawatiran tertuju pada kesehatan ratu," lapor Today.

Ini karena dia tidak bisa pergi ke London untuk upacara, yang merupakan terobosan dari tradisi, dan foto-foto acara menunjukkan dia menggunakan tongkatnya di dalam ruangan, dan tangannya jelas berwarna ungu.

Koresponden medis NBC News Dr. Natalie Azar dan Dr. John Torres berspekulasi bahwa perubahan warna ini mungkin akibat darahnya baru-baru ini diambil atau jarum infus ditempatkan di tangannya, yang keduanya dapat menyebabkan memar pada orang tua, lapor Today.

Sempat Positif COVID-19

Ratu Elizabeth II dinyatakan positif COVID-19 pada bulan Februari, lapor BBC, meskipun menerima dosis vaksin pertamanya pada Januari 2021, dan "diyakini" memiliki semua suntikan lanjutannya setelah itu.

Tak lama setelah itu, istana mengeluarkan pernyataan yang menjelaskan bahwa ratu "mengalami gejala seperti pilek ringan tetapi berharap untuk melanjutkan tugas ringan di Windsor selama beberapa pekan mendatang," Yahoo News melaporkan pada bulan Februari.

"Tetapi Anda tahu apa yang kami katakan kepada semua orang adalah bahwa jika Anda berusia di atas 80 atau 75 tahun, Anda harus mendapatkan booster," kata Dr. Robert Lahita, direktur Institut Penyakit Autoimun dan Rematik di Sistem Kesehatan Saint Joseph dan penulis "Immunity Strong."

Putra sulungnya dan calon raja, Pangeran Wales, juga dinyatakan positif COVID-19 setelah berbagi kamar di Kastil Windsor dengan ibunya pada waktu itu, lapor BBC.

"Berdasarkan apa yang kita ketahui tentang aktivitas COVID-19 sehubungan dengan jantung dan pembuluh darah, itu berarti pembekuan, dan saya tidak tahu varian COVID apa yang mungkin dia miliki, apakah itu Omicron atau Delta --- dan Delta adalah masih berkeliling. Itu bisa menjadi sumber kematiannya," kata Lahita.

Menunggu 70 Tahun Akhirnya Jadi Raja

Profil Raja Charles III, Anak Ratu Elizabeth II Pewaris Takhta Sejak Usia 3 Tahun

Liputan6.com 2023-05-10 10:02:26
Potret Resmi Raja Charles III Usai Penobatan di Istana Buckingham dengan Mahkota, Tongkat Kerjaan, dan Orb. (Fotografer: Hugo Burnand/Dokumentasi: The Royal Family)

Charles Philip Arthur George telah resmi dinobatkan sebagai Raja Charles III yang memimpin Inggris setelah Ratu Elizabeth II mangkat. Raja Charles III dimahkotai pada Sabtu 6 Mei 2023 bersama istrinya, Ratu Camilla dalam upacara bersejarah yang digelar di Westminster Abbey di London, Inggris.

Charles pun menjadi raja tertua sepanjang sejarah di Inggris. Ia berusia 73 tahun ketika naik takhta - tetapi sekarang berusia 74 tahun, dengan ulang tahunnya pada 14 November 2022. Ia juga sembilan tahun lebih tua dari raja terakhir yang memegang gelar itu, Raja William IV.

Raja Charles III merupakan anak Ratu Elizabeth II dan Pangeran Philip, Duke of Edinburgh, yang lahir di Istana Buckingham pada pukul 09.14 malam pada tanggal 14 November 1948. Sebulan kemudian, pada 15 Desember, Pangeran Charles dibaptis di Ruang Musik di Istana Buckingham oleh Uskup Agung Canterbury, Dr Geoffrey Fisher.

Ibu Raja Charles III dinobatkan sebagai Ratu Elizabeth II pada usia 25 tahun, ketika ayahnya, Raja George VI, meninggal dunia pada usia 56 tahun.

Pada 6 Februari 1952, saat Ratu naik takhta, Charles - sebagai putra tertua Penguasa - menjadi pewaris takhta pada usia tiga tahun.

Sebagai Pewaris Takhta, ia mengambil gelar tradisional Duke of Cornwall di bawah piagam Raja Edward III pada tahun 1337; dalam gelar kebangsawanan Skotlandia, Duke of Rothesay, Earl of Carrick, Baron Renfrew, Lord of the Isles, dan Prince and Great Steward of Scotland.

Charles berusia empat tahun pada upacara penobatan ibunya, di Westminster Abbey pada tanggal 2 Juni 1953.

Banyak orang yang menyaksikan Penobatan tersebut karena memiliki kenangan jelas tentang dirinya yang duduk di antara neneknya sebagai janda, yang dikenal sebagai Ibu Suri Ratu Elizabeth, dan bibinya, Putri Margaret.

Ratu Elizabeth II dan Pangeran Philip memutuskan bahwa Charles harus pergi ke sekolah daripada memiliki guru di Istana. Kemudian, Charles mulai bersekolah di sekolah Hill House London Barat pada 7 November 1956. Setelah 10 bulan, ia menjadi siswa asrama di Cheam School, sebuah sekolah pelatihan di Berkshire.

Kini dia telah naik takhta menjadi Raja Charles III, setelah Ratu Elizabeth II meninggal dunia karena sakit pada Kamis 8 September 2022.


Pendidikan Raja Charles III

Pada tahun 1958, saat Charles berada di Cheam School, Ratu memberinya gelar sebagai Pangeran Wales dan Earl of Chester. Saat itu Pangeran berusia sembilan tahun.

Pada April 1962, Charles memulai tahap pertamanya di Gordonstoun, sebuah sekolah dekat Elgin di Skotlandia Timur yang pernah dihadiri oleh Duke of Edinburgh.

Pangeran Wales menghabiskan dua periode pada tahun 1966 sebagai siswa pertukaran di Timbertop, yaitu sebuah pos terpencil dari Sekolah Tata Bahasa Geelong Church of England di Melbourne, Australia.

Ketika ia kembali ke Gordonstoun untuk tahun terakhirnya, Charles ditunjuk sebagai perwakilan sekolah.

Charles yang telah lulus dengan enam O Levels, juga mengambil A Levels dan dianugerahi nilai B dalam sejarah dan C dalam bahasa Prancis, bersama dengan nilai istimewa dalam makalah sejarah khusus opsional pada Juli 1967.

Charles kemudian melanjutkan studinya ke Universitas Cambridge pada tahun 1967 untuk belajar arkeologi dan antropologi di Trinity College. Dia beralih jurusan ke sejarah untuk gelar keduanya, dan pada tahun 1970 dianugerahi gelar 2:2.


Penobatan dan Karier Militer

Charles dinobatkan sebagai Pangeran Wales oleh Ratu pada tanggal 1 Juli 1969 dalam sebuah upacara yang penuh warna di Kastil Caernarfon. Sebelum pengangkatan tersebut, Charles telah menghabiskan satu semester di University College of Wales di Aberystwyth, belajar berbicara bahasa Welsh.

Pada 2019, Pangeran merayakan 50 tahun peristiwa tersebut bersama dengan berbagai badan amal, organisasi, dan bisnis Welsh yang didukungnya, pada resepsi Istana Buckingham yang diselenggarakan oleh Yang Mulia Ratu.

Pada 11 Februari 1970, Charles memasuki House of Lords (parlemen). Kemudian, pada 8 Maret 1971, ia menerbangkan dirinya ke Royal Air Force (RAF) Cranwell di Lincolnshire, untuk berlatih sebagai pilot jet.

Berdasarkan permintaannya sendiri, Charles telah menerima instruksi terbang dari RAF selama tahun keduanya di Cambridge.

Pada September 1971 setelah parade kelulusan di Cranwell, Charles memulai karier di angkatan laut, mengikuti jejak ayah, kakek dan kedua kakek buyutnya.

Kursus selama enam minggu di Royal Naval College, Dartmouth, diikuti dengan dinas di kapal perusak rudal berpemandu HMS Norfolk dan dua fregat.

Charles kemudian memenuhi syarat sebagai pilot helikopter pada tahun 1974, lalu bergabung dengan Skuadron Udara Angkatan Laut 845, yang beroperasi dari kapal induk komando HMS Hermes. Selanjutnya, pada 9 Februari 1976, ia mengambil alih komando pemburu ranjau pesisir HMS Bronington selama sembilan bulan terakhirnya di Angkatan Laut.


Kehidupan Pernikahan

Pada 29 Juli 1981, Charles menikahi Lady Diana Spencer atau Putri Diana di Katedral St Paul, yang menjadi HRH The Princess of Wales.

Ayah Lady Diana, yang saat itu menjabat sebagai Viscount Althorp sekaligus Earl Spencer kedelapan, telah menjadi pendamping George VI dan Sang Ratu.

Nenek dari pihak ibu, Ruth, Lady Fermoy, adalah teman dekat sekaligus Lady-in-Waiting bagi Ibu Suri.

Charles dan Diana memiliki dua putra: Pangeran William, lahir pada 21 Juni 1982; dan Pangeran Harry, lahir pada 15 September 1984.

Sejak pernikahan mereka, Charles dan Diana melakukan tur ke luar negeri dan melakukan banyak kegiatan bersama di Inggris.

Pada 9 Desember 1992, Perdana Menteri, John Major, mengumumkan kepada House of Commons bahwa Charles dan Diana telah setuju untuk berpisah. Pernikahan itu dibubarkan pada 28 Agustus 1996.

Putri Diana masih dianggap sebagai anggota Keluarga Kerajaan. Dia terus tinggal di Istana Kensington dan melakukan pekerjaan publiknya untuk sejumlah badan amal.

Ketika Sang Putri tewas dalam kecelakaan mobil di Paris pada tanggal 31 Agustus 1997, Pangeran Wales terbang ke Paris bersama kedua saudara perempuannya untuk membawa jenazahnya kembali ke London.

Putri Diana terbaring di Kapel Royal di Istana St James's hingga malam sebelum pemakaman.

Pada hari pemakaman, Pangeran Wales menemani kedua putranya, yang berusia 15 dan 12 tahun pada saat itu, saat mereka berjalan di belakang peti mati dari The Mall ke Westminster Abbey. Tampak bersama mereka, Duke of Edinburgh dan saudara laki-laki sang Putri, Earl Spencer.

Charles meminta media untuk menghormati privasi putra-putranya, agar mereka dapat menjalani kehidupan sekolah yang normal.

Pada tahun-tahun berikutnya, Pangeran William dan Harry, yang sekarang berada di urutan kedua dan keenam dalam garis takhta, menemani ayah mereka dalam sejumlah acara resmi di Inggris dan luar negeri.

Pada 9 April 2005, Charles dan Camilla menikah dalam upacara sipil di Guildhall, Windsor.

Setelah pernikahan tersebut, Camilla dikenal sebagai HRH The Duchess of Cornwall. Pernikahan keduanya dihadiri sekitar 800 tamu pada acara Doa dan Persembahan di Kapel St George, Kastil Windsor.

Kebaktian dilanjutkan dengan resepsi di Kastil Windsor yang diselenggarakan Ratu Elizabeth II.

Dari Imut-Imut hingga Keriput

Potret Ratu Elizabeth II Semasa Hidup, Dari Imut-Imut hingga Keriput

Liputan6.com 2022-09-09 15:23:36
Foto Ratu Elizabeth II yang masih belia. Lilibet pernah jadi sopir di Perang Dunia II. Dok: Instagram @theroyalfamily

Ratu Elizabeth II meninggal dunia dengan damai pada Kamis (8/9) di Kastil Balmoral, Skotlandia. Ia mangkat usai 70 tahun berkuasa.

Kini, kekuasaan berada di tangan Raja Charles III yang merupakan anak sulungnya.

Ratu Elizabeth II memiliki reputasi yang sangat baik sebagai seorang ratu. Di masa pemerintahannya, jarang sekali ia tersandung kontroversi. Ia memang dikenal sebagai sosok yang tenang, disiplin, dan berjarak dengan politik.

Wanita yang dulu dikenal dengan nama Lilibet ini sebetulnya tidak direncanakan menjadi ratu. Namun, segalanya berubah usai Raja Edward memilih turun takhta, sehingga adiknya menjadi raja. Sosok raja yang baru itu adalah ayah dari Lilibet.

Berikut foto-foto Ratu Elizabeth di masa belia, masa keemasan, hingga 70 tahun berkuasa.

Lahir dengan NamaElizabeth Alexandra Mary Windsor di London pada 21 April 1926:

Lilibet Menjadi Wanita Pertama di Keluarga Kerajaan yang Ikut Perang. Dia Menjadi Sopir dan Mekanik di Perang Dunia II:


Menjadi Seorang Ratu

Lilibet Menikahi Philip, Seorang Pangeran Tampan Keturunan Denmark, Yunani, dan Jerman. Philip Setia di Sisi Elizabeth hingga Akhir Hayat:

Ratu Elizabeth II Menjabat Sejak Era Winston Churchill. Para Pemimpin Dunia Datang dan Pergi Selama Ia Berkuasa. Pada 1961, Sang Ratu Juga Bertemu Presiden JFK:

Foto 1969. Ratu Elizabeth dan Putra Sulungnya yang MasihRemaja, Pangeran Charles:


Era 80-an

Ratu Elizabeth dan Diana. Pangeran Charles Menikahi Diana Spencer pada 1981:

Ratu Elizabeth II Bertemu Bunda Teresa di India pada 1983:

Ratu Elizabeth II Mengarungi Berbagai Zaman Selama Menjabat. Ia Menjadi Saksi Datangnya Wanita Pertama yang Menjadi Perdana Menteri Inggris, Margaret Thatcher. Kedua Wanita Itu Seumuran. Foto Ratu Elizabeth, Presiden AS Ronald Reagan, dan Margaret Thatcher di 1984:


Setia pada Tugas

Ratu Elizabeth IIMasih Melaksanakan Tugas-Tugas Kerajaan di Usia Senja. Foto Tahun 2005, Sang Ratu Tampak Berwibawa:

Pada Olimpiade London 2012, Sang Ratu Tampil Bersama Aktor James Bond untuk Promosi Acara Olimpiade:

Sang Ratu TurutMengirimkan Pesan SemangatkepadaRakyat Inggris Selama Melawan COVID-19. Ia Pernah Kena COVID-19, Namun Berhasil Pulih:

Hingga Usia Lanjut, Pangeran Philip Terus Setia Berada di Sisi Ratu Elizabeth II dalam Menjalankan Tugas-Tugas Kerajaan:


Long May She Reign

Pada 9 April 2021, Pangeran Philip Meninggal Dunia. Usianya Waktu Itu Sudah 99 Tahun. Ratu Elizabeth II Menghadiri Pemakaman Suaminya dengan Memakai Masker, Sebab Waktu Itu COVID-19 Masih Menyebar:

Anak Harry-Meghan Dipanggil Pangeran dan Putri

Ratu Elizabeth II Meninggal Dunia, 2 Anak Pangeran Harry dan Meghan Markle Bergelar Pangeran dan Putri

Liputan6.com 2022-09-09 13:30:00
Meghan Markle, Pangeran Harry, dan Archie saat tur kerajaan di Afrika Selatan. (HENK KRUGER / POOL / AFP)

Ratu Elizabeth II meninggal dunia dengan damai di Balmoral pada Kamis, 8 September 2022 waktu setempat. Ini menandai berakhirnya 70 tahun pemerintahannya yang bersejarah dan meninggalkan kesedihan mendalam bagi warga di seluruh dunia.

Berpulangnya Ratu Elizabeth II pada usia ke-96 tahun, membuat cicitnya berhak menyandang gelar putri dan pangeran setelah kakek mereka Raja Charles naik takhta. Di bawah protokol yang ditetapkan oleh Raja George V, kakek Ratu, anak dan cucu penguasa memiliki hak otomatis atas gelar Royal Highness, pangeran atau putri.

Mengutip dari The Sun, Jumat (9/9/2022), gelar anak-anak Pangeran Harry dan Meghan Markle telah dikonfirmasi pihak kerajaan Inggris menjadi Pangeran Archie dan Putri Lilibet, setelah Ratu Elizabeth II tiada. Anak-anak Pangeran Harry dan Meghan Markle, Archie (3) dan Lilibet (1), kini secara resmi menjadi Pangeran dan Putri, dan Royal Highness sebutan Yang Mulia berdasarkan aturan yang dibuat pada 1917.

Meghan sebelumnya telah berbicara mengenai keterkejutannya saat diberi tahu bahwa Archie tidak akan mendapatkan pengamanan polisi karena dia tidak memiliki gelar selama wawancara kontroversialnya dengan Oprah Winfrey. Dia mengatakan keputusan itu diambil karena ras campurannya. Pada saat Archie lahir, dia adalah cicit dari seorang penguasa, bukan seorang cucu.

Alasan Pangeran George (9) berhak menjadi Pangeran adalah karena dilindungi dalam protokol George V. Hal ini terjadi karena dia adalah cicit dari raja di garis suksesi langsung takhta, putra tertua dari putra pertama Ratu Elizabeth II yaitu Prince of Wales, gelar Pangeran Charles.

Adik Pangeran George, Putri Charlotte (7) dan Louis (4) berhak atas gelar mereka karena paten yang ditandatangani oleh Ratu pada 31 Desember 2012. Hal ini memberikan Pangeran dan Putri, dan gelar Royal Highness, kepada semua anak dari putra sulung Raja Charles, yaitu Pangeran William.


Raja Charles Berduka

Dalam sebuah pernyataan, Istana Buckingham mengonfirmasi Yang Mulia Elizabeth II, raja terlama dalam sejarah Inggris, telah meninggal menjadikan putranya, Charles sebagai Raja Inggris. Istana Buckingham mengumumkan dalam sebuah pernyataan kemarin, "Sang Ratu meninggal dengan damai di Balmoral sore ini. Raja dan Permaisuri akan tetap di Balmoral malam ini dan akan kembali ke London besok."

Charles, yang sekarang akan dikenal sebagai Raja Charles III, juga merilis sebuah pernyataan. Raja berkata, "Kematian ibuku tercinta, Yang Mulia Ratu, adalah saat kesedihan terbesar bagi saya dan semua anggota keluarga saya."

"Kami sangat berduka atas meninggalnya Penguasa yang disayangi dan Ibu yang sangat dicintai. Saya tahu kehilangannya akan sangat dirasakan di seluruh negeri, Alam dan Persemakmuran, dan oleh banyak orang di seluruh dunia. Selama masa berkabung dan perubahan ini, saya dan keluarga saya akan dihibur dan ditopang oleh pengetahuan kami tentang rasa hormat dan kasih sayang yang mendalamyangdipegang Ratu secara luas," tambahnya.

Charles sekarang adalah Raja dan istrinya Camilla, Permaisuri. Pada usia 73, Charles adalah raja tertua yang naik takhta dalam sejarah Inggris. Bendera Union pun dikibarkan setengah tiang di Istana Buckingham.

Pemberitahuan kematian Ratu juga telah disematkan di gerbang istana. Puluhan ribu pelayat berbondong-bondong ke Istana Buckingham untuk memberikan penghormatan menyusul berita tersebut.

Taksi hitam berjejer di The Mall, jalan menuju istana sebagai penghormatan penuh air mata kepada Ratu. Inggris kini akan memasuki 12 hari berkabung untuk raja terlama, yang memerintah selama 70 tahun. Sebelum wafatnya, Ratu Elizabeth II dikatakan oleh Istana Buckingham "nyaman" di Balmoral, di mana dia tetap berada di bawah pengawasan medis.


Ketidakhadiran Meghan dan Kate

Saat terakhir Ratu Elizabeth II berpulang, Pangeran Charles, Pangeran William, dan Pangeran Harry berada di antara keluarga yang berkumpul bersamanya di Balmoral, Skotlandia. Akan tetapi Meghan Markle dan Kate Middleton tidak bergabung bersama keluarga kerajaan bahkan setelah Istana Buckingham mengumumkan berpulangnya Ratu.

Meghan, melansir Elle, Jumat (9/9/2022), tetap berada di London. Terlepas dari pernyataan awal juru bicara Sussex bahwa pasangan itu bepergian ke Skotlandia untuk bersama Ratu, Meghan nyatanya tengah "berada di bawah pengawasan medis." Hanya Harry yang melakukan perjalanan, sebuah sumber mengklarifikasi.

Reporter kerajaan Omid Scobie berbagi di Twitter mengungkapkan Meghan Markle tetap di London. Duke dan Duchess of Sussex awalnya dijadwalkan menghadiri WellChild Awards malam itu. Mereka membatalkan kehadiran menyusul berita menurunnya kesehatan Ratu Elizabeth II.

Sementara itu, rencana perjalanan Kate dan anak-anaknya belum terungkap setelah Ratu meninggal, meski mereka kemungkinan akan mengakhiri hari di Windsor. Istana, membuat pengumuman hanya menyebut bahwa Raja Charles dan Permaisuri Camilla akan tetap berada di Balmoral Kamis malam dan kembali ke London hari ini, waktu setempat.


Berbelasungkawa

Mengenai kepergian Ratu, Pangeran William dan Kate Middleton menulis di Instagram, sebagaimana keterangan yang dirilis Istana Buckingham, "Ratu meninggal dengan damai di Balmoral sore ini. Raja dan Permaisuri akan tetap di Balmoral malam ini dan akan kembali ke London besok."

Sementara itu, Pangeran Harry dan Meghan Markle memperbarui situs web Archewell Foundation mereka untuk menampilkan layar hitam dengan pesan sederhana yang ditulis dalam huruf putih, rangkum PageSix. "Untuk mengenang Yang Mulia Ratu Elizabeth II," halaman itu berbunyi, menambahkan tanggal hidupnya, "1926--2022."

Kerajaan Inggris juga mengubah situs webnya jadi halaman hitam sementara dengan keterangan "perubahan yang sesuai sedang dikerjakan." "Ratu Elizabeth II 1926--2022," halaman itu berbunyi, menambahkan foto penobatan Ratu Elizabeth II pada 1953.

Raja Charles III, yang secara otomatis jadi Raja Inggris dan Persemakmuran setelah kematian ibunya, juga mengeluarkan pernyataan yang mengungkap "kesedihan terbesar." "Kami sangat berduka atas meninggalnya Ratu yang disayangi dan Ibu yang sangat dicintai. Saya tahu kehilangannya akan sangat dirasakan di seluruh negeri, persemakmuran, dan oleh banyak orang di seluruh dunia," bunyi pernyataan itu.