Aura Lady Diana di Sosok Putri Charlotte

Hadir di Pemakaman Ratu Elizabeth II, Aura Putri Charlotte Anak Pangeran William Persis Putri Diana

Liputan6.com 2022-09-19 17:45:26
Pangeran George, Putri Charlotte, Kate Middleton,dalam Pemakaman Ratu Elizabeth II. (Foto: Phil Noble/Pool Photo via AP)

Kehadiran anak-anak Pangeran William dan Kate Middleton, Pangeran George dan Putri Charlotte dalam pemakaman Ratu Elizabeth II menyorot perhatian publik. Keluarga ini telah tiba di Westminster Abbey dan ikut mengiringi peti jenazah Ratu Elizabeth II.

Putri Charlotte yang digandeng oleh Kate Middleton dianggap memiliki aura seperti mendiang neneknya, Putri Diana. Putri Charlotte pun terlihat anteng sesaat setelah turun dari mobil.

Saat baru tiba, Pangeran George terlihat berjalan di samping adiknya Putri Charlotte. Selain bersama Kate Middleton, Pangeran George dan Putri Charlotte juga berada dalam satu mobil yang sama dengan Queen Consort, Camilla Bowles.

Dalam prosesi saat peti jenazah Ratu Elizabeth II masuk dalam aula, terlihat barisan anggota keluarga Kerajaan Inggris mengiri di belakang. Barisan tersebut diawali oleh Raja Charles III dan Camila.

Barisan kedua terlihat pula anak perempuan satu-satunya Ratu Elizabeth II, Putri Anne.

Setelahnya, terlihat keluarga Pangeran William dan Kate Middleton. Mereka sama-sama menggandeng kedua anaknya yang berada di tengah. Pangeran William menggandeng Pangeran George, dan Kate Middleton menggandeng Putri Charlotte.

Di belakangnya, tampak Pangeran Harry dan Meghan Markle juga ikut masuk dalam barisan. Pangeran Harry tidak mengenakan seragam militer layaknya Pangeran William. Sedangkan Meghan Markle berbalut gaun hitam di sampingnya.

Saat ini, prosesi masih berlangsung. Keluarga Pangeran William dan Kate Middleton terlihat duduk pada barisan depan di samping peti Ratu Elizabeth II. Sedangkan Pangeran Harry dan Meghan Markle duduk di bagian belakang dekat dengan anggota keluarga Kerajaan Inggris lainnya.


Pegang Buku Pujian, Putri Charlotte Terlihat Anggun

Putri Charlotte masih mencuri perhatian masyarakat pada prosesi pemakaman nenek buyutnya, Ratu Elizabeth II. Putri Charlotte yang duduk di samping Kate Middleton tersebut nampak begitu anggun.

Putri Charlotte memegang buku puji-pujian sama seperti yang dipegang oleh Pangeran George. Bahkan, saat prosesi berlangsung, Putri Charlotte terlihat ikut membaca buku yang dipegangnya tersebut.

Anak berusia 7 tahun ini ikut menundukan kepala dan nampak serius membaca buku pujian. Putri Charlotte pun ikut bernyanyi saat paduan suara mengiringi prosesi pemakaman Ratu Elizabeth II.

Saat kembali iring-iringan menuju Kapel St George, Putri Charlotte terlihat duduk di dalam mobil dan posisinya berada di depan Camilla Bowles. Sedangkan Pangeran George duduk di depan Kate Middleton.

Ayah keduanya, Pangeran William ikut berjalan kaki bersama iring-iringan peti Ratu Elizabeth II bersama ayahnya Raja Charles III dan Pangeran Harry.

Ratu Elizabeth-Pangeran Philip Bersatu di Keabadian

Ratu Elizabeth II dan Pangeran Philip Telah Bersatu di Keabadian

Liputan6.com 2022-09-19 18:00:00
Ke-8 cucu Ratu Elizabeth II, termasuk Pangern William dan Pangeran Harry berjaga-jaga di sekitar peti mati sang nenek di catafalque di Westminster Hall, di Istana Westminster di London pada 1

Ratu Elizabeth II yang meninggal dunia pada Kamis, 18 September 2022 waktu setempat dimakamkan pada hari ini, Senin, 19 September 2022, sore waktu Indonesia.

Pemakaman Ratu Elizabeth II berjalan khidmat dengan dihadiri empat orang anaknya, delapan cucu, dan kedua anak Pangeran William dan Kate Middleton, yaitu Pangeran George dan Putri Charlotte.

Ratu Elizabeth yang tercatat sebagai satu-satunya pemimpin monarki paling dihormati warga Inggris tutup usia setahun setelah kepergiaan suami tercinta, Pangeran Philip.

Elizabeth dan Philip hidup berumah tangga selama 73 tahun. Dengan pernikahan selama tujuh dekade itu, Ratu Elizabeth II dinilai berhasil mencontohkan kasih sayang kepada pasangan sepanjang hidupnya.

Hal ini tentu saja menjadi warisan abadi selain peran politik dan diplomatik keduanya.

Dikutip dari Today pada Sabtu, 17 September 2022, dituliskan bahwa keduanya menikah selama hampir 74 tahun sebelum kematian Philip pada 2021.

Philip dan Elizabeth pertama kali bertemu pada 1939, saat itu Elizabeth berumur 13 tahun. Ketika itu, dalam perjalanan keluarga, Elizabeth melihat Philip, seorang pangeran Yunani dan Denmark berusia 18.

"Ratu Elizabeth jatuh cinta, sangat jatuh cinta padanya pada pandangan pertama," kata sejarawan Inggris, Andrew Roberts.

Keduanya menemukan kenyamanan satu sama lain selama tujuh dekade sebagai suami dan istri, sehingga ratu memanggil Philip sebagai strength and stay di ulang tahun pernikahan emas pada 1997.

Ratu Elizabeth II dan Pangeran Philip menikah pada 20 November 1947. Saat itu keduanya masih berusia muda, masing-masing berusia 21 dan 25.

Keduanya pun harus berpisah setelah Pangeran Philip meninggal pada April 2021. Selang setahun lebih, Ratu Elizabeth II 'menyusul' suaminya.


Pernikahan Ratu Elizabeth II dengan Pangeran Philip

Perjalanan asmara mereka akhirnya diresmikan dengan pernikahan pada 1947. Philip dan Elizabeth menikah di Westminster Abbey, disiarkan di radio di seluruh dunia.

Sebagai anggota terbaru dari keluarga Kerajaan Inggris, Philip juga menyandang gelar baru yaitu Duke of Edinburgh.

Saat menjadi pengantin baru, keduanya menghabiskan tahun-tahun pertama pernikahan mereka di Malta, tempat Philip ditempatkan sebagai perwira angkatan laut, dan Elizabeth menjalani kehidupan sebagai istri perwira angkatan laut.

Keduanya pun dikarunia dua anak, yakni pada 1949 lahir putra pertama mereka, Charles dan pada 1950 lahirlah seorang putri, bernama Anne.


Kembali ke Inggris

Ratu Elizabeth II dan Pangeran Philip kembali ke Inggris ketika Raja George VI meninggal mendadak pada 6 Februari 1952. Sang putri menjadi raja baru pada tahun berikutnya selama penobatannya pada 2 Juni 1953.

Philip pun menyerahkan kariernya untuk mendukung istrinya dan berlutut di hadapannya setelah dia menjadi ratu Inggris.

"Ini adalah sesuatu yang revolusioner, sejujurnya," kata Roberts.

"Dia adalah pria yang sangat kompetitif dan sepanjang sisa hidupnya, dia harus berdiri dua atau tiga langkah di belakang wanita paling terkenal di dunia," dia menambahkan.

Pada 1960, Philip dan Elizabeth menyambut putra lainnya, Andrew.

Pada 1997, yang menandai 50 tahun pernikahan Elizabeth dan Philip. Pada ulang tahun emas itu, Sang Ratu memberikan pidato dan berterima kasih kepada suaminya karena telah berada di sisinya.

"Dia adalah seseorang yang tidak mudah menerima pujian. Tapi dia telah menjadi kekuatan saya dan bertahan selama ini," katanya.


Hubungan Ratu Elizabeth II dan Pangeran Philip Penuh Lika Liku

Sebenarnya Ratu Elizabeth dan Pangeran Philip sama dengan pasangan suami istri pada umumnya, hubungan keduanya juga penuh dengan sukacita dan duka. Dalam sebuah pidato, Philip berbicara tentang kunci menjaga ikatan keduanya tetap kuat.

"Toleransi adalah salah satu unsur utama dari setiap pernikahan yang bahagia. Mungkin tidak begitu penting ketika segala sesuatunya berjalan dengan baik tetapi sangat penting ketika keadaan menjadi sulit," katanya.

"Ratu memiliki kualitas toleransi yang melimpah," Philip menambahkan.

Pada 2020, pasangan kerajaan merayakan 73 tahun pernikahan dan berpose untuk potret baru.

Namun, duka mendalam dirasakan Ratu Elizabeth II pada 9 April 2021. Saat itu, keluarga kerajaan mengumumkan bahwa Pangeran Philip telah meninggal pada usia 99.

Selang satu tahun lebih, Ratu Elizabeth menyusul kepergian Pangeran Philip untuk selama-lamanya.

Foto Senyuman Perpisahan Sang Ratu

Istana Buckingham Rilis Foto Ratu Elizabeth II Tersenyum Jelang Pemakamannya

Liputan6.com 2022-09-19 14:29:48
Ratu Elizabeth II. (Ranald Mackechnie/Buckingham Palace via AP)

Malam menjelang pemakaman kenegaraannya, Istana Buckingham merilis foto Ratu Elizabeth II yang sebelumnya belum pernah terlihat, menunjukkan dia tersenyum di Kastil Windsor.

Dilansir dari laman The Guardian, Senin (19/9/2022), foto itu rupanya diambil empat bulan sebelum Ratu Elizabeth II meninggal. Pada bulan Mei 2022, di rumah tempat dia menghabiskan sebagian besar waktunya selama tahun-tahun terakhirnya.

Ratu Elizabeth II berpose menggunakan bros klip aquamarine dan berlian yang serasi yang dia pilih untuk dikenakan pada kesempatan itu. Pemberian orangtuanya, Raja George VI dan Ratu Elizabeth.

Bros itu diberikan kepada Ratu Elizabeth, pada ulang tahunnya yang ke-18 dan merupakan salah satu yang paling disayangi dalam koleksi perhiasannya.

Dia memilih untuk memakainya pada awal tahun ini pada perayaan platinum jubilee bulan Februari, untuk foto-foto resmi yang diambil dari memorabilia golden dan diamond jubilee.


Perhiasan yang Indah

Kedua perhiasan bergaya art deco ini dibuat oleh Boucheron dari berlian baguette, oval dan bulat serta aquamarine. Dia juga mengenakannya saat berpidato di hadapan bangsa pada peringatan 75 tahun VE Day, dan untuk pidato televisi Diamond Jubilee pada tahun 2012.

Sang Ratu, yang mengenakan gaun biru dusky dove dengan rambut yang digulung rapi, juga mengenakan kalung mutiara tiga untai dan anting-anting mutiara favoritnya.


Pangeran William Teringat Putri Diana di Pemakaman Ratu Elizabeth II

Bicara soal pemakaman, Pangeran William mengenang Putri Diana di proses pemakaman Ratu Elizabeth II. Pemakaman Putri Diana juga dilaksanakan pada bulan September.

Dilaporkan BBC, Jumat (16/9/2022), Pangeran William mengatakan hal tersebut kepada warga yang datang untuk memberi penghormatan pada neneknya di Westminster. Yang membuatnya teringat pada Putri Diana adalah ketika ia berjalan di belakang peti mati neneknya. Momen itu dianggap sebagai hal yang menantang bagi Pangeran William.

Pangeran William, Pangeran Harry, bersama Raja Charles III memang berjalan di belakang peti mati Ratu Elizabeth II saat peti dibawa dari Buckingham Palace menuju Westminster.

Saat ini, warga rela mengantre hingga 7,9 kilometer untuk memberikan penghormatan terakhir kepada Ratu Elizabeth II yang peti matinya disemayamkan di Westminster.

Sementara, Putri Anne (Princess Royal) kembali lagi ke Skotlandia untuk menyapa masyarakat. Ia tampak tersenyum saat menyapa warga yang datang. Putri Anne yang didampingi suaminya menerima bunga dari seorang gadis kecil.

Sang Princess Royal adalah anak perempuan satu-satunya dari Ratu Elizabeth II. Ia setia mendampingin peti mati sang ibu dalam perjalanan dari Skotlandia menuju Buckingham Palace.

Pangeran Edward dan istrinya, Sophie, berada di Manchester untuk menyapa para warga.

Majelis Umum PBB telah memberikan penghormatan kepada Ratu Elizabeth II. Parlemen Kanada juga menggelar sesi serupa.


Pangeran William dan Harry Pimpin Penjagaan Peti Mati Ratu Elizabeth II

Sementara itu, delapan cucu Ratu Elizabeth II, termasuk Pangeran Wales dan Duke of Sussex, telah berjaga-jaga di sekitar peti matinya saat dia berbaring di negara bagian di Westminster Hall.

Atas permintaan Raja Charles, Pangeran Harry mengenakan seragam militer, untuk pertama kalinya sejak 2020.

Pangeran Harry telah mengenakan pakaian sipil di acara-acara publik sejak Ratu meninggal, demikian seperti dikutip dari BBC, Minggu (18/9/2022).

Ini adalah pertama kalinya dalam sejarah cucu-cucu seorang raja mengambil bagian dalam upacara tersebut.

Putra Raja, William dan Harry bergabung dengan Peter Phillips dan Zara Tindall, anak-anak Putri Anne, serta putri Pangeran Andrew, Putri Beatrice dan Eugenie, dan Lady Louise Windsor dan James, Viscount Severn, yang merupakan anak-anak Pangeran Edward.

Pada usia 44, Peter Philips adalah yang tertua dari cucu Ratu, sedangkan yang termuda, James, Viscount Severn, berusia 14 tahun.

Merancang Pemakamannya Sendiri

Ratu Elizabeth II Ikut Susun Rencana Pemakamannya, Disebut Tak Mau Prosesi yang Panjang dan Membosankan

Liputan6.com 2022-09-19 12:24:04
Ratu Elizabeth II. (Ranald Mackechnie/Buckingham Palace via AP)

Prosesi pemakaman Ratu Elizabeth II yang berlangsung pada hari ini, Senin (19/9/2022) ternyata sudah sejak lama dipikirkan sang mendiang. Dilansir dari BBC, semasa hidupnya, ibunda Raja Charles III ini bahkan sempat membuat sejumlah permintaan khusus untuk pemakamannya.

Salah satu permintaan khususnya, adalah lagu berkabung yang dilantunkan oleh peniup seruling dalam prosesi pemakaman Ratu Elizabeth II.

Di sisi lain mantan Uskup Agung York, Dr John Sentamu, juga sempat mengungkapkan keinginan Ratu Elizabeth tentang pemakamannya sendiri.

"Ratu tidak menginginkan apa yang Anda sebut kebaktian yang panjang dan membosankan," kata dia dalam sebuah wawancara di acara Sunday with Laura Kuenssberg, seperti dilansir dari Insider.


Disusun Sejak Lama

Dr John Sentamu menegaskan bahwa prosesi ini akan berlangsung secara khidmat, jauh dari kata membosankan. "Anda tidak akan merasakan kebosanan, Anda akan terangkat ke kemuliaan saat mendengar kebaktiannya," tuturnya.

Tak hanya itu, ia juga mengungkap bahwa Ratu Elizabeth II telah menyusun rencana pemakamannya sejak sangat lama. Pria yang menjabat sebagai Uskup Agung York pada 2005-2021 ini mengungkap telah terlibat dalam penyusunan rencana prosesi pemakaman sang Ratu selama 17 tahun terakhir.

* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS


Dari Westminster Hall ke Kastil Windsor

Lebih dari 2.000 orang dari seluruh dunia akan berkumpul di Westminster Abbey pada hari Senin untuk menghormati mendiang sang Ratu. Anggota keluarga Ratu Elizabeth II akan menjalani tiga prosesi pemindahan peti mati, yakni saat dipindahkan dari Westminster Hall ke Westminster Abbey, kemudian lebih dari satu mil ke Wellington Arch dan akhirnya ke Kastil Windsor, lokasi Ratu akan dimakamkan.

Prosesi dimulai pada pukul 10:35 waktu setempat, ketika peti matinya mulai dipindahkan dari Westminster Hall. Peti mati Sang Ratu telah diletakkan di lokasi ini sejak Selasa pekan lalu.


Kembali Bersama Sang Suami

Hanya saja, tak seluruh pelayat yang hadir di Westminster Abbey akan mengikuti upacara di Windsor. Mereka yang mengantarkan Ratu Elizabeth ke peristirahatan terakhir adalah orang-orang yang paling dekat dengannya, termasuk staf pribadinya.

Upacara terakhir berlangsung sekitar 19:30, Ratu Elizabeth akan dimakamkan secara privat di Kapel St. George.

BBC menyebut ia dimakamkan di lokasi yang sama dengan mendiang suaminya, Pangeran Philip. Nisannya terbuat dari marmer dan bertuliskan "Elizabeth II 1926-2022."

Raja Charles III Kawal Peti Mati

Raja Charles III Kawal Peti Mati Ratu Elizabeth II ke Westminster Abbey

Liputan6.com 2022-09-19 17:06:22
Raja Charles III dan anggota inti keluarga kerajaan Inggris berjalan mengiringi peti mati Ratu Elizabeth II menuju Westminster Abbey. Dok: BBC

Raja Charles III dan anggota inti keluarga kerajaan Inggris baru saja melaksanakan prosesi pengawalan peti mati Ratu Elizabeth II dari Westminster Hall menuju Westminster Abbey. Sang Raja terihat mengenakan seragam militer.

Turut terlihat di prosesi tersebut adalah Putri Anne, Pangeran Andrew, Pangeran Edward, Pangeran William, dan Pangeran Harry.

Ini merupakan salah satu proses awal dalam penguburan Ratu Elizabeth II.

Saat peti mati Ratu Elizabeth II memasuki gerbang Westminster Abbey, Raja Charles III dan anggota keluarga lain ikut mengikuti dengan khidmat.

Para tamu di dalam Wesminster Abbey juga berdiri untuk memberikan penghormatan. Proses berlangsung dengan sangat khidmat.

Salib besar diangkat dan lantunan doa terdengar menjelang masuknya peti mati Ratu Elizabeth II ke dalam Westminster Abbey.

George dan Charlotte Iringi Peti Mati Sang Nenek

Pangeran George dan Putri Charlotte Jadi Pelayat Termuda di Pemakaman Ratu Elizabeth II

Liputan6.com 2022-09-19 17:36:35
Pangeran George, Putri Charlotte, Kate Middleton, dalam upacara Pemakaman Ratu Elizabeth II. (Phil Noble/Pool Photo via AP)

Pangeran George dan Putri Charlotte berjalan di belakang peti mati Ratu Elizabeth II dalam prosesi di pemakaman sang nenek buyut pada hari ini, Senin (19/9/2022). Kedua buah hati Pangeran William ini berjalan dan bergabung dengan keluarga kerajaan.

Dikutip dari The Sun, Senin (19/9/2022), Pangeran George dan Putri Charlotte adalah pelayat termuda di pemakaman Ratu Elizabeth II. Pencantuman kehadiran mereka yang terlambat diyakini adalah ide dari orangtua Pangeran William dan Kate yang menganggap mereka penting menghadiri acara bersejarah tersebut.

Kakak-adik ini tampak muram saat mereka berjalan bersama orangtua mereka ke Westminster Abbey. Pangeran William terlihat di Range Rover dengan pengawalan polisi menuju istana tak lama setelah pukul 10.15 pagi, waktu setempat.

George tampak duduk di samping Putri Charlotte di dalam mobil. Para bangsawan kemudian muncul untuk berganti mobil ketika Pangeran William pindah untuk bepergian bersama ayahnya, Raja Charles III.

Charlotte dan George duduk berdampingan di mobil lain, dengan Kate dan Camilla duduk di belakang. Dalam adegan emosional, Charlotte dan George akan berjalan bersama oran tua mereka dan di depan Harry dan Meghan, saat mereka mengikuti peti mati mendiang Ratu dalam prosesi.

Pangeran George dan Putri Charlotte termasuk di antara 2.000 orang yang berkumpul di Westminster Abbey sebelum upacara di Kastil Windsor. Ini adalah kesempatan mereka untuk mengucapkan selamat tinggal kepada Ratu Elizabeth II yang mereka sebut "gan gan".


Kehilangan

George dan Charlotte sebelumnya berjalan bergandengan tangan dengan orangtua mereka di pelayanan untuk Pangeran Philip pada Maret 2022. Raja memimpin Keluarga Kerajaan saat mereka berjalan dalam prosesi khidmat di belakang peti mati Ratu di pemakaman kenegaraannya yang bersejarah.

Charles tampak muram saat mengikuti mendiang ibunya yang dibawa ke Westminster Abbey dengan kereta meriam. Kerumunan pelayat yang bersedih telah berbondong-bondong ke London, Windsor dan situs kerajaan di seluruh Inggris pada hari libur nasional.

Seluruh upacara pemakaman sedang diputar di televisi untuk pemirsa di seluruh dunia diperkirakan empat miliar orang. Adapun 2.000 pelayat di dalamnya termasuk kepala negara, bangsawan asing dan hampir 200 pekerja kunci dan sukarelawan. Louis, anak bungsu William dan Kate, tidak akan hadir.

Bocah empat tahun itu berjuang untuk memahami kematian Ratu, kata sang ibunda, Kate Middleton. The Princess of Wales mengatakan bahwa putra sulungnya, George, "semacam menyadari betapa pentingnya nenek buyutnya dan apa yang sedang terjadi".


Kepergian Ratu

Kate mengatakan Louis sedang berjuang dan telah mengajukan banyak pertanyaan menjelang pemakaman "gan-gan" hari ini. Ia mengungkapkannya saat berbicara dengan Gubernur Jenderal Australia David Hurley pada resepsi yang diadakan untuk pejabat Persemakmuran tadi malam.

Prosesi ini terjadi setelah 400.000 orang mengantre berjam-jam untuk melihat Ratu terbaring di Westminster Hall, yang berakhir pada pukul 6.30 pagi. Sang Ratu hari ini akan dipersatukan kembali dengan Philip yang dicintainya.

Pada layanan pribadi di dalam Kastil Windsor, Ratu Elizabeth II akan dimakamkan bersama Duke of Edinburgh, yang meninggal 18 bulan lalu, dalam usia 99 tahun. Tadi malam, potret Ratu tersenyum yang belum pernah dilihat sebelumnya dirilis oleh keluarganya pada malam pemakamannya.

Ratu terlihat mengenakan Bros Klip Aquamarine-nya, hadiah pada ulang tahunnya yang ke-18 oleh ayahnya, Raja George VI. Potret tersebut diambil pada Mei 2022 untuk koleksi untuk menandai perayaan Platinum Jubilee-nya untuk melayani 70 tahun di atas takhta.


Rangkaian Acara

Sebelum kebaktian, bel tenor akan dibunyikan setiap 60 detik selama 96 menit. Jumlah tersebut senada dengan tahun hidup Ratu Elizabeth II.

Terungkap peti mati Ratu akan dibawa dengan Kereta Senjata dari Westminster Hall yang akan berangkat pukul 10.44 pagi waktu setempat setelah Lying-in-State di sana selama empat hari. Prosesi akan dipimpin oleh Raja Charles dan Permaisuri Camilla serta diikuti oleh bangsawan senior.

Peti mati Ratu Elizabeth II akan tiba di gerbang barat Westminster Abbey pukul 10.52. Pasukan pembawa akan membawa peti mati ke Abbey, lokasi yang juga merupakan tempat pernikahan Ratu pada 1947 dan penobatannya enam tahun kemudian.

Paduan suara yang ditugaskan secara khusus yang disebut "Like as the hart" akan dilakukan sebelum PM Liz Truss memberikan pembacaan. Itu akan diikuti oleh himne, "The Lord's my Shepherd" yang dinyanyikan pada pernikahan Ratu dengan Pangeran Philip pada 1947.

Pada pukul 11.55, Last Post akan dibunyikan oleh State Trumpeters, diikuti dengan hening selama dua menit di seluruh Inggris. God Save The King akan dinyanyikan sebelum ratapan, dimainkan oleh Queen's Piper, mengakhiri kebaktian sekitar pukul 12 siang.

David Bekcham Rela Antre demi Sang Ratu

Olahragawan Lepas Kepergian Ratu Elizabeth II: David Bekcham Rela Mengantre, Australia Kirim Atlet Disabilitas ke Pemakaman

Liputan6.com 2022-09-19 17:30:43
Mahkota terlihat pada peti jenazah Ratu Elizabeth II saat akan disemayamkan di Westminster Hall, Istana Westminster, London, Inggris, 14 September 2022. Pemakaman Ratu Elizabeth II akan menja

Publik Inggris tengah bersiap melepas kepergian Ratu Elizabeth II. Rencananya, wanita yang sudah bertahta lebih dari 70 tahun itu bakal dimakamkan di Kastil Windsor, London, Senin sore (19/9/2022).

Tiap negara yang diundang juga sudah mengirimkan perwakilannya untuk menghadiri prosesi ini. Bukan dari unsur pemerintahan dan kerajaan saja, pemakaman Sang Ratu juga akan dihadiri oleh olahragawan.

Dylan Alcott salah satunya. Atlet disabilitas asal Australia itu akan mewakili negaranya di acara ini. Perdana Menteri Australia, Anthony Albanese, mengatakan, Alcott bakal ambil bagian dalam rombongan mereka bersama salah seorang pelatih pelatih kuda pacu terbaik, yakni Chris Waller.

Keduanya bakal ambil bagian bersama 7 delegasi lainnya.

"Ada permintaan dari istana agar 10 warga negara biasa yang memberi kontribusi besar di komunitas lokal juga diundang untuk menghadiri pemakaman ratu," ujar Albanese seperti dilansir ABC News.

Dylan Alcott seperti diketahui merupakan atlet disabilitas legendaris Australia. Pria kelahiran Hampton, 4 Desember 1990 tersebut tampil di cabang olahraga, yakni bola basket dan tenis kursi roda.

Alcott menjadi atlet termuda yang berhasil meraih emas pada Paralimpiade Beijing 2008. Saat itu, dia merebut emas dari cabang basket kursi rona di usia 17 tahun. Tahun 2016, Alcott kembali tampil di cabang tenis. Dia lalu merebut emas pada Paralimpiade Rio de Janeiro, Brasil dari nomor tunggal dan ganda putra.


David Beckham

Sementara itu, atlet ternama lainnya, yakni David Beckham, juga ikut berduka atas meninggalnya Ratu Elizabeth II. Mantan kapten timnas Inggris tersebut bahkan rela mengantre berjam-jam bersama warga Inggris lainnya demi mendapat kesempatan menatap langsung peti mati Sang Ratu.

David Beckham turut melayat ke tempat persemayaman jenazah Ratu Elizabeth II di Istana Westminster, London, Inggris, Jumat (16/9/2022). Mantan pesepak bola yang pernah membela Manchester United (MU) itu rela mengantre selama 13 jam demi memberi penghormatan kepada mendiang Ratu.

Dilansir dari Daily Mail, David Beckham muncul mengenakan setelan berwarna hitam, lengkap dengan dasi dan topi. Ia bergabung dalam barisan antrean bersama publik lainnya sejak pukul dua pagi waktu setempat.

Laporan menyebut Beckham sejatinya sempat ditawari kesempatan untuk melompati antrean oleh seorang anggota parlemen. Namun, pria berusia 47 tahun itu memilih tinggal, sampai ia tiba di peti mati Ratu pada pukul 15.26.

"Kita semua ingin ada di sini bersama-sama. Kita semua ingin mengalami momen di mana kita dapat merayakan kehidupan Ratu kita yang luar biasa. Saya pikir hal seperti ini memang seharusnya dibagikan bersama," ujar Beckham kepada BBC.


Ucapan Duka dari Atlet Lainnya

Sementara itu, mantan pemain timnas Prancis, Thierry Henry merasa tersanjung pernah bertemu langsung dengan Sang Ratu. Dia mengenang pertemuan itu dalam sebuah perbicangan dengan CBS Sport.

Saat itu, dia bercerita mengenai momen pertemuan pertamanya dengan sang Ratu di Buckingham Palace 2007 lalu. Saat itu, Arsenal tengah diundang ke istana. Personel The Gunners kemudian disambut oleh Ratu Elizabeth II.

Seperti dilansir dari Sportbibel, Henry lalu diserahi tugas memperkenalkan para pemain satu per satu. Namun saking gugupnya, mantan pemain Juvrntus itu sampai lupa nama Julio Baptista saat mengenalkannya kepada sang Ratu.

"Suatu ketika, saya punya kesempatan bertemu Ratu. Saya gugup. Benar-benar gugup," kata Henry.

"Ketika Anda di Buckingham Palace dan bertemu Ratu, saya melihat ke arah Julio Baptista, saya lupa namanya. Saya seperti, 'itu siapa ya?'," ujar pemain yang pernah memperkuat AS Monaco itu menambahkan.

Arsenal menjadi satu-satunya tim Liga Inggris yang pernah diundang untuk menghadiri acara minum teh siang di istana Buckingham Palace. Saat itu, The Gunners masih ditangani oleh Arsene Wenger.


Ucapan Duka Pemain Afrika

Pada kesempatan lain, Nwankwo Kanu seperti dilaporkan Punc, telah memimpin pemain Afrika lainnya di seluruh dunia untuk memberikan penghormatan terakhir mereka kepada mendiang Ratu Elizabeth II .

"RIP Ratu Elizabeth," tulis mantan striker timnas Nigeria itu melalui akun Twitter-nya.

Didier Drogba yang sempat memiliki karir luar biasa bersama Chelsea di Liga Premier juga ikut berduka. Lewat akun media sosialnya, Drogba yang pernah memenanglkan Liga Premier, Piala FA, Piala Liga dan Liga Champions tersebut menuliskan kesedihannya atas kepergian Sang Ratu.

"Belasungkawa saya untuk Keluarga Kerajaan," tulisnya.

Pemain sayap Spartak Moscow, Victor Moses, yang saat ini sedang memulihkan diri dari cedera ligamen juga memposting di Twitter, "RIP Yang Mulia, Ratu. Akhir dari sebuah era." Sementara, Wilfred Ndidi dan Alex Iwobi juga memberikan penghormatan, seperti yang dilakukan striker Dominic Calvert-Lewin.

Pertemuan Bersejarah dengan Ibu Negara Ukraina

Pertemuan Bersejarah Putri Kate Middleton dan Ibu Negara Ukraina di Istana Buckingham

Liputan6.com 2022-09-19 17:00:43
Kate Middleton sang Princess of Wales. (Foto: Jonathan Buckmaster/Pool Photo via AP)

Kate Middleton menggelar pertemuan diplomatik bersama ibu negara Ukraina, Olena Zelenska, sebagai bentuk solidaritas Inggris kepada negara yang sedang berperang dengan Rusia itu. Pertemuan digelar di Drawing Room di Istana Buckingham pada Minggu, 18 September 2022, sebelum Raja Charles III menggelar resepsi kenegaraan untuk para pemimpin dunia dan pejabat asing yang datang ke Inggris.

Foto Kate yang kini bergelar Putri Wales dan istri Presiden Ukraina dirilis setelah pertemuan pribadi mereka digelar. Mereka terlihat berbincang hangat dalam busana serba hitam. Zelenska dijadwalkan akan menghadiri upacara pemakaman Ratu Elizabeth II pada hari ini, Senin (19/9/2022), mewakili negaranya. Suaminya, Volodymyr Zelensky, menyempatkan datang ke London untuk menandatangani buku belasungkawa sebelum kembali ke Ukraina untuk memimpin negaranya berperang melawan Rusia.

Pertemuan itu menunjukkan kepiawaian Kate melaksanakan tugas barunya sebagai pendamping putra mahkota. Mereka berbincang beberapa menit sebelum dilanjutkan dengan kegiatan berikutnya.

Dikutip dari laman Vogue, Putri Kate kembali mengenakan mutiara, permata yang secara tradisi dikenakan para anggota kerajaan dalam masa berduka. Kate mengenakan gelang yang terdiri dari tiga untaai mutiara, warisan dari Putri Diana. Ia memadukannya dengan gaun Catherine Walker.

Sehari sebelumnya, Kate mengenakan kalung mutiata yang pernah dikenakan mendiang Ratu Elizabeth II untuk bergabung dengan Pangeran William dalam agenda makan siang bersama beberapa gubernur jenderal negara-negara Persemakmuran. Sebelum itu, ia mengenakan bros daun berlian dan mutiara miliki Ratu Elizabeth saat menghadiri upacara di Westminster Hall, tempat peti mati ratu disemayamkan sebelum dimakamkan.


Dukungan ke Ukraina

Presiden Zelensky termasuk di antara 500 pejabat dan pemimpin dunia yang diundang ke London untuk memberikan penghormatan terakhir kepada pemegang takhta Kerajaan Inggris terlama. Sementara, Presiden Rusia Vladimir Putin dilaporkan tidak diundang ke pemakaman ratu.

Inggris sejak awal mendukung Ukraina membela negerinya dari agresi Rusia. Pada Maret 2022, Pangeran William dan Kate mengunjungi Pusat Kebudayaan Ukraina di London secara mendadak.

Kunjungan itu untuk mendengar tentang upaya yang dilakukan untuk mendukung warga Ukraina di Inggris dan di seluruh Eropa. Mereka bertemu dengan anggota komunitas Ukraina dan sukarelawan untuk belajar tentang layanan yang ditawarkan di pusat tersebut serta tantangan yang terus mereka hadapi.

Mereka juga membawa brownies cokelat dan granola bar buatan sendiri dari Istana Kensington untuk para relawan. Prince dan Princess of Wales sebelumnya menawarkan kata-kata dukungan untuk Ukraina dalam sebuah pernyataan yang dibagikan di akun Twitter bersama @KensingtonRoyal.

"Pada Oktober 2020 kami mendapat hak istimewa untuk bertemu dengan Presiden Zelenskyy dan Ibu Negara untuk mengetahui harapan dan optimisme mereka untuk masa depan Ukraina," pernyataan pasangan itu, dikutip dari People. "Hari ini kami berdiri bersama Presiden dan semua rakyat Ukraina saat mereka dengan berani berjuang untuk masa depan itu," sambung mereka.


Pergeseran Garis Suksesi

Kematian Ratu Elizabeth II membawa banyak perubahan bagi keluarga kerajaan, termasuk pergeseran garis suksesi, mengakibatkan banyak perubahan gelar bagi bangsawan senior. Kate kini resmi menjadi Putri Wales, gelar yang pernah dianugerahkan kepada mendiang Putri Diana.

Sumber kerajaan memberi tahu kepada People, "Putri Wales yang baru menghargai sejarah yang terkait dengan peran ini tetapi dapat dimengerti ingin melihat ke masa depan saat dia menciptakan jalannya sendiri."

Presiden AS Joe Biden termasuk di antara para tamu, tiba dengan limusin anti bomnya yang dikenal sebagai Beast. Sebelumnya, Biden memberi penghormatan kepada Ratu setelah menandatangani buku belasungkawa dengan mengatakan, "Dia secara pribadi sama dengan citranya - layak, terhormat, dan penuh pelayanan."

"Hati kami tertuju pada Keluarga Kerajaan. Raja Charles dan seluruh keluarga. Itu adalah kehilangan yang meninggalkan kesedihan, dan terkadang Anda berpikir tidak akan pernah bisa mengatasinya," ujar Biden dikutip dari The Sun.

"Kepada semua orang Inggris dan Inggris, kami turut berduka. Kalian beruntung memilikinya selama 70 tahun," tambahnya. Biden menambahkan, sifat lembut Ratu mengingatkannya pada ibunya dan mengingat momen saat dia dan istrinya, Jill, diundang untuk minum teh.


Tamu di Pemakaman Ratu

Tamu-tamu lain hadir di upacara pemakaman Ratu Elizabeth II termasuk presiden, perdana menteri, dan bangsawan dari seluruh dunia. Orang-orang terlihat tiba dengan mengenakan pakaian hitam merupakan tanda penghormatan menjelang pemakaman Ratu hari ini.

Di antara mereka adalah Presiden Irlandia Michael Higgins, yang tiba dengan mantan Raja dan Permaisuri Spanyol, Juan Carlos dan Sofia. Dia mengatakan Ratu membuat "kontribusi besar" untuk perdamaian di Irlandia dengan "kehangatan dan tindakan otentik", ia menambahkan, "Dia konstan dalam banyak kehidupan untuk waktu yang sangat lama. Sebuah pemerintahan bersejarah yang luar biasa,".

Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen dan presiden Dewan Eropa Charles Michel tiba dengan beberapa petinggi dari negara-negara Persemakmuran di Pintu Masuk Utama Istana Buckingham. Mereka bergabung dengan Perdana Menteri Selandia Baru Jacinda Ardern, yang masuk ke istana diikuti oleh Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau, yang tersenyum singkat kepada wartawan.

Raja Abdullah II dari Yordania dan Ratu Rania serta Presiden Brasil Jair Bolsonaro juga bergabung dengan puluhan tamu lainnya di resepsi tersebut. Anggota keluarga kerajaan Eropa juga tiba di Istana Buckingham, termasuk Raja Felipe dan Ratu Letizia dari Spanyol, Raja Carl XVI Gustav dan Ratu Silvia dari Swedia, serta Ratu Margrethe II dari Denmark tiba di pintu masuk Istana.

10.000 Polisi Amankan Pemakaman

Amankan Pemakaman Kenegaraan Ratu Elizabeth II, 10.000 Lebih Polisi Dikerahkan

Liputan6.com 2022-09-19 14:01:26
Polisi berjaga di depan gerbang Henry VIII di Kastil Windsor, di Windsor, Inggris. (Foto: AP/Alastair Grant)

Pemakaman Ratu Elizabeth II, satu-satunya pemimpin monarki yang paling banyak dikenal sebagian besar warga Inggris, melibatkan operasi keamanan terbesar yang pernah ada di London.

Wali Kota Sadiq Khan, mengutip AP News, Senin (19/9/2022), mengatakan pemakaman kenegaraan Ratu Elizabeth II pada hari Senin (19/9) merupakan salah satu tantangan keamanan yang "belum pernah terjadi sebelumnya", pasalnya ada ratusan ribu orang yang akan memadati pusat kota London dan daftar tamu pemakaman yang terdiri dari 500 kaisar, raja, ratu, presiden, perdana menteri, dan para pemimpin lainnya dari seluruh dunia.

"Sudah puluhan tahun sejak para pemimpin dunia sebanyak ini berada di satu tempat," kata Khan. "Ini belum pernah terjadi sebelumnya ... sehubungan dengan berbagai hal yang sedang kami tangani."

"Mungkin akan ada orang yang dengan sengaja membahayakan seseorang atau pemimpin dunia kita nanti," ungkap Khan kepada The Associated Press.

"Jadi kami bekerja sangat keras dari mulai polisi, layanan keamanan, dan masih banyak lainnya. Untuk memastikan pemakaman kenegaraan ini sukses."

Wakil Asisten Komisioner Polisi Metropolitan Stuart Cundy mengatakan operasi kepolisian yang "sangat kompleks" ini adalah yang terbesar dalam sejarah kepolisian London, melebihi Olimpiade London 2012.

Lebih dari 10.000 petugas polisi akan bertugas pada hari pemakaman kenegaraan Ratu Elizabeth II. Selain polisi London, akan ada bala bantuan dari 43 pasukan polisi Inggris. Selain itu, ada ratusan sukarelawan marshal dan anggota Angkatan bersenjata juga yang bertindak sebagai penjaga di sepanjang rute prosesi pemakaman kenegaraan.

Mereka merupakan bagian yang paling terlihat dari operasi keamanan yang dijalankan dari pusat kendali berteknologi tinggi di dekat Lambeth Bridge, tidak jauh dari Parlemen.


Keamanan di Segala Penjuru

Saluran air jalanan dan tempat sampah juga digeledah dan disegel. Pada hari Senin akan ada polisi pengintai di atap gedung, anjing pelacak di jalan-jalan, petugas laut di Sungai Thames dan polisi berkuda.

Penerbangan drone di atas pusat kota London untuk sementara dilarang, dan Bandara Heathrow menghentikan sejumlah penerbangan agar kebisingan pesawat tidak mengganggu upacara pemakaman.

Pihak berwenang dihadapkan pada tantangan untuk menjaga 500 pemimpin dunia tetap aman, tanpa harus mengusik terlalu banyak unsur diplomatik. Para presiden, perdana menteri, dan keluarga kerajaan akan berkumpul di luar lokasi sebelum dibawa dengan bus ke biara - meskipun ada pengecualian untuk Presiden AS Joe Biden, yang diperkirakan akan tiba dengan limusin lapis baja, yang dikenal sebagai The Beast.

Tantangan lainnya adalah besarnya kerumunan orang yang diperkirakan akan berkumpul di sekitar Westminster Abbey dan di sepanjang rute yang akan dilalui peti mati setelah pemakaman, melewati Istana Buckingham ke Hyde Park. Dari sana peti jenazah akan dibawa dengan mobil jenazah sekitar 20 mil (32 kilometer) ke Windsor, di mana 2.000 petugas polisi lainnya akan bertugas.

Sang ratu akan dimakamkan di Kapel St George di Kastil Windsor bersama suaminya Pangeran Philip, yang meninggal tahun lalu pada usia 99 tahun.

Polisi mengerahkan lebih dari 22 mil (36 kilometer) penghalang di pusat kota London untuk mengendalikan kerumunan massa, dan para "transit bosses" sedang mempersiapkan stasiun, bus, dan kereta bawah tanah yang penuh sesak karena 1 juta orang membanjiri jantung seremonial London. Kereta bawah tanah akan beroperasi lebih lambat dari biasanya dan perusahaan kereta api menambahkan layanan ekstra untuk membantu orang pulang.


Kritik Terhadap Monarki

Sementara banyak orang yang berduka atas meninggalnya ratu, dukungan untuk monarki kian berkurang. Polisi banyak menai kritik karena menangkap beberapa orang yang melakuakn protes selama acara yang berkaitan dengan kematian ratu dan pengangkatan Raja Charles III berlangsung.

Cundy mengatakan kepada para petugas bahwa orang-orang memiliki haknya untuk melakukan protes.

"Tanggapan kami di sini di London akan proporsional, akan seimbang, dan petugas hanya akan mengambil tindakan jika benar-benar diperlukan," katanya.

Komisaris Polisi Metropolitan Mark Rowley mengatakan tujuannya adalah untuk menjaga keamanan acara, "dan mencoba melakukannya dengan cara yang tidak terlalu mengganggu, karena ini jelas merupakan acara yang khidmat."

Dekan Westminster David Hoyle, yang akan memimpin upacara pemakaman di abbey berusia 900 tahun, mengatakan persiapan berjalan lancar - meskipun sesekali terjadi gangguan terkait keamanan.

"Ada momen yang menarik ketika saya mendapati para perangkai bunga menunggu di biara, dan tidak ada bunga, karena, benar saja, polisi tidak mengenali mobil van itu dan bunga-bunga itu dikirim kembali," katanya.


Perjalanan Terakhir Ratu Elizabeth II

Ratu Inggris Elizabeth II perjalanan terakhirnya dimulai sejak Minggu (18/9) dan diperkirakan ada ribuan rakyatnya yang akan berbaris di sepanjang rute perjalanan peti matinya dari Skotlandia, tempat di mana ia meninggal.

Keberangkatan peti ratu dari Kastil Balmoral ke Edinburgh menandai dimulainya masa berkabung nasional yang puncaknya pada pemakaman kenegaraan di London pada 19 September.

Perjalanan jasad Ratu Elizabeth II dimulai sehari setelah putranya Charles III secara resmi diproklamirkan sebagai raja, dan setelah cucu-cucunya yang sempat berseteru, William dan Harry, serta istri mereka, Kate dan Meghan, bertemu kembali secara singkat.

Sebuah mobil jenazah yang membawa peti mati raja terlama di Inggris ini akan melakukan perjalanan selama enam jam melalui kota-kota di Skotlandia sebelum tiba di Edinburgh, di mana peti jenazah akan beristirahat selama dua hari agar rakyat dapat memberikan penghormatan terakhirnya, seperti dikutip dari laman The Times of Israel, Minggu (11/9/2022)

Raja sendiri kemudian akan melakukan perjalanan ke Edinburgh pada hari Senin untuk layanan doa, sebelum tubuh ratu, yang meninggal di Balmoral pada hari Kamis di usia 96 tahun, diterbangkan ke ibukota pada hari Selasa.

Sebelum dimakamkan, jasad Ratu Elizabeth akan terlebih dahulu ditempatkan di tempat kenegaraan selama empat hari dan diperkirakan akan menarik setidaknya satu juta orang.

Selengkapnya di sini...

Pandemi Covid-19 di Ambang Tamat

HEADLINE: WHO Sebut Pandemi COVID-19 Segera Berakhir, Tanda-Tandanya?

Liputan6.com 2022-09-20 00:01:17
Ilustrasi Pandemi Covid-19 Credit: pexels.com/cottonbro

Setelah lebih dari dua tahun pandemi COVID-19 hadir di muka bumi, kini ada secercah harap dunia akan segera terbebas dari belenggunya. Pekan lalu, Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus optimistis, akhir pandemi telah di depan mata.

Ucapan Tedros itu didasari oleh data yang menunjukkan jumlah kematian akibat COVID-19 telah turun ke level terendah sejak Maret 2020.

"Kita belum pernah berada pada posisi yang lebih baik untuk mengakhiri pandemi," ujar Tedros kepada wartawan dalam konferensi pers mingguan WHO, Rabu, 14 September 2022.

"Kita belum sampai, tapi akhir (pandemi) sudah di depan mata," imbuhnya.

Meski demikian, Tedros mengingatkan agar dunia perlu meningkatkan upaya untuk merebut kesempatan ini. Tedros bahkan mengibaratkan respons terhadap pandemi tak ubahnya upaya pelari marathon mencapai garis finish.

"Seorang pelari marathon tidak berhenti ketika garis finish sudah terlihat. Dia berlari lebih keras, dengan semua energi yang tersisa. Jadi kita harus seperti itu. Kita bisa melihat garis finish. Kita berada dalam posisi menang. Tapi sekarang adalah waktu terburuk untuk berhenti berlari," tegasnya.

"Jika kita tidak mengambil kesempatan ini sekarang, kita berisiko melihat lebih banyak varian, kematian, gangguan dan ketidakpastian."

Menurut laporan terbaru epidemiologi WHO terkait COVID-19, jumlah kasus yang dilaporkan turun 28 persen menjadi 3,1 juta pada pekan yang berakhir pada 11 September lalu, menyusul penurunan 12 persen sepekan sebelumnya.

Pada 11 September 2022, WHO mencatat lebih dari 605 juta kasus yang dikonfirmasi dan 6,4 juta lebiih kematian telah dilaporkan secara global. Di tingkat regional, jumlah kasus COVID-19 mingguan yang baru dilaporkan menurun di keenam wilayah WHO, antara lain:

Untuk jumlah kematian akibat COVID-19 mingguan menurun di lima dari enam wilayah, yakni:

Di Tanah Air, Juru Bicara Kemenkes Mohammad Syahril mengakui pernyataan WHO mengenai akhir pandemi telah di depan mata itu menjadi angin segar. Namun, sebagai catatan, pandemi COVID-19 belum berarti selesai.

"Ini angin segar yang diumumkan Dirjen WHO. Artinya, beliau memberikan penghargaan terima kasih kepada seluruh negara dengan upaya bersama, angka-angka parameter (COVID-19) terkendali di hampir banyak negara," pungkasnya saat konferensi pers yang disiarkan dari Gedung Kemenkes RI Jakarta.

"Sehingga disebutkan sebagai suatu 'tanda-tanda pandemi berakhir, akhir pandemi di depan mata. Tetapi beliau pun mengingatkan, semua ini bukan berarti kita sudah selesai pandeminya."


Jumlah Kasus COVID-19 Bersifat Menipu

Menyoal laporan epidemiologi WHO terbaru terkait jumlah kasus COVID-19 dunia yang menunjukkan penurunan dalam beberapa pekan terakhir, badan PBB itu telah memperingatkan bahwa anjloknya jumlah kasus itu bersifat seolah menipu. Ini karena banyak negara telah mengurangi tes COVID-19 dan mungkin tidak mendeteksi kasus-kasus yang tidak parah.

"Jumlah kasus yang dilaporkan kepada WHO, kita tahu itu di bawah jumlah sebenarnya," kata Ketua Teknis COVID-19 WHO, Maria Van Kerkhove, kepada wartawan.

"Kami rasa lebih banyak kasus yang sebenarnya beredar daripada yang dilaporkan kepada kami," ujarnya, memperingatkan bahwa virus itu "beredar pada tingkat yang sangat intens saat ini."

Sejak awal pandemi, WHO telah mencatat lebih dari 605 juta kasus infeksi, dan sekitar 6,4 juta kasus kematian, meskipun kedua angka tersebut juga diyakini di bawah jumlah kasus sebenarnya.

Maria Van Kerkhove juga menyinggung mengenai kemungkinan adanya infeksi baru yang mirip dengan COVID-19 dan dengan pola yang sama di masa depan. Maka dari itu, Van Kerkhove mengingatkan agar kita masih perlu berhati-hati dan mempersiapkan diri.

"Kami memperkirakan akan ada gelombang infeksi di masa depan, di waktu yang berbeda di seluruh dunia, yang disebabkan oleh subvarian Omicron yang berbeda atau bahkan varian yang berbeda-beda yang menjadi perhatian," kata Maria.

Gelombang infeksi di masa depan itu "tidak perlu diterjemahkan ke dalam gelombang kematian di masa depan, karena kami memiliki alat yang dapat mencegah infeksi," katanya.

Bahkan ketika pandemi mereda, orang harus mempertahankan tingkat kewaspadaan yang tinggi, kata Mike Ryan, Direktur Eksekutif Program Darurat Kesehatan WHO.

Dunia sedang memerangi "virus yang sangat mudah berubah yang telah menunjukkan kepada kita, berkali-kali dalam dua setengah tahun, bagaimana virus itu dapat berkembang dan bagaimana virus itu dapat berubah," kata Ryan.


Tren COVID-19 di Tanah Air

Ketua Satgas COVID-19 Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB-IDI) dr Erlina Burhan mengatakan, Indonesia secara statistik menjadi salah satu negara yang dinilai baik dalam pengendalian pandemi.

"Menurut statistik, suatu kebanggaan bagi bangsa Indonesia, bahwa Indonesia salah satu negara yang baik pengendaliannya, karena terbukti angka kasus berada di kelompok yang terkontrol dibandingkan negara lain. Indonesia ada di jalur yang tepat," ujar Erlina dalam Talkshow: Mengapa Booster Masih Diperlukan? yang disiarkan daring dari Kanal Youtube BNPB, Senin, 19 September 2022.

Data Kementerian Kesehatan (Kemenkes) pun menunjukkan, tren COVID-19 di Indonesia sudah melandai. Terjadi penurunan kasus konfirmasi positif, kasus aktif hingga perawatan pasien COVID-19.

Juru Bicara Kemenkes Mohammad Syahril mengatakan, penurunan kasus COVID-19 nasional terlihat jelas dalam tiga bulan terakhir, yakni Juli, Agustus, dan September 2022. Walaupun begitu, tetap ada kenaikan kasus selepas Lebaran 2022 meski tidak terjadi ledakan seperti tahun sebelumnya.

"Tren kasus konfirmasi dan kasus aktif nasional kita bisa bandingkan di awal tahun 2021 sampai dengan sekarang ini. Betul-betul tren kasus konfirmasi maupun kasus aktif nasional sudah melandai di bulan September ini ya," papar Syahril saat Press Conference: Perkembangan Kasus COVID-19, Hepatitis Akut dan Cacar Monyet yang disiarkan dari Gedung Kemenkes RI Jakarta.

"Kalau kita lihat juga pada tahun 2020 ya terjadi lonjakan, pada saat itu di Idul Fitri dan Nataru (Natal dan Tahun Baru), data kasus aktif tahun 2021 terjadi ledakan. Alhamdulillah di bulan Juli, Agustus, September (tahun) ini sudah terjadi penurunan, sudah melandai juga kasus hariannya."

Berdasarkan Laporan Harian COVID-19 Kemenkes per 17 September 2022, terlihat penurunan kasus COVID-19 dalam dua minggu terakhir. Penurunan kasus terjadi di sejumlah aspek, antara lain:

Meski situasi COVID-19 nasional kian melandai, Syahril menekankan bahwa cakupan vaksinasi dosis 3 atau booster harus terus dikejar.


Indikator Pandemi Akan Berakhir

Adapun, pendapat WHO bahwa akhir pandemi telah di depan mata dimaknai sebagai prediksi oleh Ketua Satgas COVID-19 IDI. Menurut Erlina, ada sejumlah upaya yang harus dilakukan agar Indonesia bisa mencapai akhir pandemi.

"Saya katakan prediksi. Sesuai dengan prediksi WHO ini, kita harus upayakan jangan banyak kasusnya, angka kematiannya turun dan flat, kemudian juga cakupan vaksinasi yang tinggi dalam upaya kasusnya semakin turun. Jadi kalau ini bisa kita lakukan, mudah-mudahan Indonesia bisa ke arah situ," kata Erlina.

Tanda-tanda akan berakhirnya pandemi bisa dicermati lewat beberapa indikator. Salah satunya, menurutnya adalah angka kasus yang terus menurun di berbagai negara.

"Kurva penurunan harus flat, jangan bergelombang lagi. Itu dari segi kasusnya," ujar dokter di Departemen Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi FKUI ini.

Selain itu, angka kematian akibat COVID-19 di seluruh dunia juga perlu ditekan hingga angka terendah. Menurut Erlina, terpenting adalah masyarakat punya kekebalan yang cukup jika terinfeksi virus. Kekebalan itu didapat dari vaksinasi.

Target menuju endemi, kata Erlina, di antaranya penularan yang menurun, angka kematian dan konfirmasi kasus yang rendah, serta cakupan vaksinasi tinggi.

Erlina mengatakan, kasus di Tanah Air sudah turun drastis dibandingkan pada saat gelombang Delta pada Juli 2021. Kala itu, kematian tertinggi berkisar di angka 2.000 jiwa per hari.

"Pada saat varian Omicron yang sekarang kebetulan gejalanya ringan dan tingkat keparahan tidak seberat Delta. Angka kematiannya tidak seberat dulu. Bahkan, sekarang kian menurun, kira-kira 20-an orang sehari," ucapnya.

WHO mengeluarkan enam kebijakan untuk mengakhiri pandemi COVID-19. Keenam kebijakan tersebut diharapkan terus diperkuat dan dipertahankan di tiap negara di dunia demi menuju akhir pandemi.

Keenam kebijakan akhiri pandemi COVID-19 yang dimaksud WHO, antara lain, vaksinasi, melakukan testingdan sekuensing, memastikan sistem kesehatan untuk pelayanan COVID-19, mempersiapkan lonjakan kasus, melakukan tindakan pencegahan dan pengendalian, serta menyampaikan informasi terkait COVID-19 kepada masyarakat.

Di Indonesia, Pemerintah masih terus mengejar cakupan vaksinasi COVID-19. Testingdan pemeriksaan genom sekuensing juga butuh diperkuat untuk mendeteksi varian baru virus SARS-CoV-2 penyebab COVID-19 yang berpeluang kembali muncul.

"Kalau dari enam poin WHO, maka selain vaksinasi, kita harus tetap menjaga jumlah testingyang memadai. Ini untuk mengetahui seberapa besar angka sebenarnya kasus yang ada," terang Mantan Direktur Penyakit Menular WHO Asia Tenggara, Tjandra Yoga Aditama saat dihubungi Health Liputan6.commelalui pesan singkat pada Senin, 19 September 2022.

"Tentu juga perlu Whole Genome Sequencing (WGS) untuk antisipasi kalau-kalau ada strain atau varian baru."


Kepala Negara Dunia Perlu Kompak

Lantas, apakah sinyal pencabutan status COVID-19 oleh WHO kemungkinan akan terjadi akhir tahun 2022? Menurut Tjandra, pencabutan status 'pandemi' diharapkan terjadi dalam waktu dekat.

Meski begitu, perkembangan kasus COVID-19 global perlu diperhatikan bersama. Sebab, situasi COVID-19 setiap negara berbeda-beda, bahkan kebijakan pengendalian COVID-19 yang juga berbeda. Hal ini pun akan berpengaruh terhadap situasi COVID-19 global.

"Yang jelas harapannya dalam hitungan beberapa bulan ke depan, akan tergantung dari tiga hal. Pertama, kurva epidemiologi yang akan ada. Kedua, cakupan vaksinasi COVID-19," ujar Tjandra Yoga.

"Ketiga, upaya pengendalian penularan, baik pencegahan, deteksi dan penanganan kasus serta identifikasi kontak (kontak erat)."

Walaupun pencabutan status 'pandemi COVID-19' merupakan kewenangan WHO, Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin berpendapat, para pemimpin dunia perlu kompak untuk menyatakan 'pandemi selesai'. Apalagi pandemi bersifat global, bukan hanya satu negara yang mendeklarasikan bebas pandemi.

"Pandemi ini karena sifatnya dunia, jadi memang harus kompak seluruh pemimpin dunia bilang selesai," terang Budi Gunadi saat konferensi pers 'COMSTECH-OIC Fellowship Program dan Peresmian Laboratorium Jejaring OIC Center of Excellence (CoE) on Vaccines and Biotechnology Products' di Gedung Kementerian Kesehatan RI, Jakarta pada Kamis, 15 September 2022.

Salah satu kepala negara yang sudah mulai menyatakan pandemi berakhir adalah Presiden AS Joe Biden. Dia menyatakan keyakinannya bahwa pandemi COVID-19 sudah berakhir dalam penampilan di "60 Minutes" CBS. Meski demikian Biden mengakui AS masih memiliki masalah dengan virus yang telah menewaskan lebih dari 1 juta orang di Amerika Serikat.

"Pandemi sudah berakhir. Kami masih memiliki masalah dengan COVID. Kami masih melakukan banyak pekerjaan untuk itu. Tetapi pandemi sudah berakhir," kata Biden.

Pemerintah AS masih menetapkan COVID-19 sebagai Darurat Kesehatan Masyarakat dan Organisasi Kesehatan Dunia mengatakan itu tetap menjadi Darurat Kesehatan Masyarakat yang menjadi perhatian internasional.

Tetapi komentar Presiden Joe Biden mengikuti komentar penuh harapan lainnya dari para pemimpin kesehatan global.

Menilik Indonesia, Budi Gunadi berharap kondisi pandemi Tanah Air semakin membaik meski ada penambahan kasus baru setiap harinya.

"Posisi Indonesia sekarang relatif lebih baik. Mudah-mudahan kita terus di kelompok yang lebih baik."