Jembatan Ambruk, Ratusan Nyawa Melayang

Korban Tewas Jembatan Ambruk di India Bertambah Jadi 130 Orang

Liputan6.com 2022-10-31 17:35:31
Tim penyelamat di kapal mencari di sungai Machchu di sebelah jembatan kabel yang runtuh di kota Morbi di negara bagian barat Gujarat, India, Senin, 31 Oktober 2022. Jembatan gantung kabel ber

Korban tewas di India setelah sebuah jembatan pejalan kaki dari era kolonial ambruk bertambah jadi 130 orang.

Insiden ini menyebabkan banyak orang jatuh ke sungai yang ada di bawahnya, kata polisi pada Senin (31/10).

Pihak berwenang mengatakan, hampir 500 orang termasuk perempuan dan anak-anak, sedang merayakan sebuah festival keagamaan di dan area sekitar jembatan gantung yang telah berusia 150 tahun di Morbi, India barat, saat kabel yang menopangnya putus pada Minggu (30/10) malam.

Akibatnya, struktur jembatan yang reyot itu tidak kuat menahan beban sehingga banyak orang di atasnya jatuh ke dalam sungai. Semantara, sebagian orang lain bertahan dengan berpegangan di bagian jembatan yang masih tersisa.

"Jumlah korban tewas kini mencapai 130," kata pejabat polisi Morbi, Rahul Tripathi kepada AFP. Ia menambahkan bahwa sekitar 15 orang lainnya dirawat di rumah sakit, dikutip dari VOA Indonesia, Senin (31/10/2022).

Jembatan di atas sungai Machchhu yang berjarak sekitar 200 kilometer dari kota utama di Gujarat, Ahmedabad, itu baru buka beberapa hari setelah perbaikan berbulan-bulan.

Seorang saksi mengatakan kepada kantor berita Reuters bahwa ada banyak anak-anak di jembatan penyeberangan ketika jembatan itu runtuh.

Prateek Vasava adalah salah satu dari mereka yang berada di jembatan pada saat itu. Dia mengatakan kepada saluran berita berbahasa Gujarat 24 Jam bagaimana dia berenang ke tepi sungai setelah jatuh ke air.Beberapa anak jatuh ke sungai, katanya, menambahkan: "Saya ingin menarik beberapa dari mereka bersama saya tetapi mereka telah tenggelam atau hanyut."


Korban Berupaya Menyelamatkan Diri

Video menunjukkan bagaimana kekacauan yang terjadi ketika orang-orang di tepi sungai berusaha menyelamatkan mereka yang terperangkap di dalam air saat jembatan mulai rubuh.

Video lain menunjukkan orang-orang memanjat sisa-sisa kawat terjaring dari jembatan untuk menyelamatkan diri dari air.

Mirisnya, insiden itu terjadi hanya beberapa hari setelah jembatan dibuka kembali setelah perbaikan.

Jembatan penyeberangan era kolonial sepanjang 230 meter (754 kaki) ini dibangun selama pemerintahan Inggris di India pada abad ke-19. Dikenal secara lokal sebagai Julto Pool, ini adalah objek wisata yang populer di daerah tersebut.


Penyebab Masih Belum Jelas

Responden darurat dari distrik tetangga pun telah dikirim untuk membantu upaya penyelamatan, yang berlanjut hingga malam.

Sementara itu, masih belum jelas apa yang menyebabkan jembatan itu runtuh, tetapi pihak berwenang setempat telah memperkirakan bahwa ada kepadatan yang berlebihan karena hari libur untuk festival Diwali.

Sebelumnya, video yang beredar di media sosial memperlihatkan jembatan penyeberangan bergoyang di siang hari dipadati pejalan kaki.


Respons PM Modi

Perdana Menteri India Narendra Modi, yang berada di negara bagian asalnya di Gujarat dalam kunjungan tiga hari, mengatakan dia "sangat sedih dengan tragedi itu".

Modi telah mengumumkan kompensasi untuk yang terluka, serta keluarga terdekat dari mereka yang telah meninggal.

Jaksa Curiga ART Sambo Pakai Earphone

Jaksa Curiga ART Susi Pakai Earphone Saat Sidang: Saudara Jujur Saja

Liputan6.com 2022-10-31 15:45:56
Sejumlah saksi menjalani sidang pemeriksaan saksi terkait kasus pembunuhan berencana Brigadir Yosua Hutabarat alias Brigadir J di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Senin (31/10/2022). 11 sak

Jaksa Penuntut Umum (JPU) tampak jengkel dengan berbagai keterangan yang disampaikan saksi Asisten Rumah Tangga (ART) Ferdy Sambo atas nama Susi dalam sidang kasus dugaan pembunuhan berencana Brigadir J dengan terdakwa Bharada E. Bahkan JPU curiga Susi mengenakan earphone di balik jilbabnya.

Awalnya Majelis Hakim turut menginstruksikan agar Susi dipisahkan dari saksi lainnya lantaran keterangan yang berubah-ubah dan berbeda dari isi Berita Acara Pemeriksaan (BAP), bahkan dinilai sebagiannya berbohong.

"Saudara saksi ini tolong dipisahkan dengan saksi yang lain, nanti kita kroscek dengan saksi yang lain sejauh mana dia berbohong," tutur Majelis Hakim di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Senin (31/10/2022).

Jaksa kemudian menimpali dan menaruh curiga Susi bahwa ada sosok yang mengajarkan atau mengarahkan keterangannya selama di persidangan.

"Saudara jujur saja, saudara saksi di dalam memberikan keterangan apakah saudara saksi ada menggunakan handsfree? Ada yang mengajari saudara?," tanya Jaksa.

"Tidak ada," jawab Susi.

"Dipastikan itu tidak ada?," timpal Jaksa.

"Tidak ada," sahutnya.

"Benar tidak ada?," tukas Jaksa.

"Benar," kata Susi.


Tertunduk Saat Dengarkan Keterangan Bharada E

Diketahui, Majelis Hakim Pengadilan Negeri Jakarta Selatan (PN Jaksel), Jaksa Penuntut Umum (JPU), dan Kuasa Hukum Bharada E mencecar banyak pertanyaan ke saksi Asisten Rumah Tangga (ART) Ferdy Sambo. Saat kesempatan Bharada E berbicara, Susi pun tampak tertunduk.

Bharada E memaparkan beberapa keterangan yang berbeda dengan ART Susi. Dia menyatakan bahwa Ferdy Sambo lebih sering tinggal di kediaman Bangka dibanding Rumah Saguling.

"Faktanya saudara FS ini lebih sering di Bangka, Sabtu Minggu saja baru balik ke Saguling," tutur Bharada E di P Jaksel, Senin (31/10/2022).

Menurut Bharada E, beberapa bulan lalu pun Ferdy Sambo sempat terkena Covid-19 dan menjalani isolasi mandiri di kediaman Bangka, bukan rumah Saguling. Bahkan anak perempuan Ferdy Sambo yang terpapar Covid-19 pun menjalani isolasi mandiri di Bangka.

"Jadi tidak pernah isolasi di Duren Tiga," jelas dia.

Ferdy Sambo-Putri Candrawathi Tak Ribut

ART Susi Sebut Tidak Ada Keributan Ferdy Sambo-Putri Candrawathi

Liputan6.com 2022-10-31 11:52:45
Tersangka kasus pembunuhan berencana Putri Candrawathi yang merupakan istri Ferdy Sambo saat menghadiri sidang perdana terkait pembunuhan Brigadir Yosua Hutabarat atau Brigadir J di Pengadila

Majelis Hakim Pengadilan Negeri Jakarta Selatan mencecar Asisten Rumah Tangga (ART) atas nama Susi dalam agenda sidang pemeriksaan saksi terdakwa Bharada E di kasus dugaan pembunuhan berencana Brigadir J. Menurut Susi, tidak ada keributan antara terdakwa Ferdy Sambo dan Putri Candrawathi saat berada di Rumah Magelang.

"Tidak ada (keributan) Yang Mulia," tutur Susi saat menjawab pertanyaan Majelis Hakim terkait ada tidaknya keributan antara Ferdy Sambo dan Putri Candrawathi di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Senin (31/10/2022).

Menurut Susi, Ferdy Sambo dan Putri Candrawathi merayakan Hari Jadi Perkawinannya di Rumah Magelang dengan potong kue dan nasi tumpeng.

"Tanggal 6 Juli hari jadi, tanggal 7 Juli (Ferdy Sambo) pulang bersama Deden. Tidak tahu naik mobil apa pesawat," jelas dia.

Kemudian pada 7 Juli 2022, Putri Candrawathi disebut terjatuh di kamar mandi pada malam hari. Setelahnya, Majelis Hakim tampak jengkel lantaran keterangan Susi berubah-ubah dan bahkan dinilai berbohong.

Terlebih, Susi selalu bergerak sesuai dengan perintah terdakwa Kuat Ma'ruf, seperti saat diminta untuk melihat kondisi Putri Candrawathi yang jatuh di kamar mandi, hingga tidak menemani Putri Candrawathi bertemu para terdakwa termasuk Brigadir J.

"Ini saudara sepertinya main-main," tukas Majelis Hakim.


Sidang Bharada E Hadirkan 12 Saksi, Mulai ART hingga Ajudan Ferdy Sambo

Majelis Hakim Pengadilan Negeri Jakarta Selatan (PN Jaksel) kembali menggelar sidang lanjutan terdakwa Bharada E dengan agenda pemeriksaan saksi kasus dugaan pembunuhan berencana Brigadir J. Ada 12 orang yang dihadirkan, mulai dari Asisten Rumah Tangga (ART) hingga ajudan Ferdy Sambo.

Kuasa Hukum Terdakwa Bharada E, Ronny Talapessy menyampaikan, akan ada empat pembagian kluster atas 12 saksi tersebut.

"Hari ini adalah agenda pemeriksaan saksi. Saksi ini kita sudah bagi empat kluster ya, atau empat bagian. Yang pertama adalah Rumah Saguling, kedua adalah Rumah Bangka, ketiga adalah rumah Duren Tiga, dan keempat adalah ajudan atau ADC atau sopir Ferdy Sambo, bekas ajudan," tutur Ronny kepada wartawan, Senin (31/10/2022).

Ronny menyatakan, pihaknya fokus dengan pembagian empat kluster saksi tersebut. Yang pasti, dia akan berupaya menggali keterangan dari beberapa saksi fakta yang menurutnya sangat penting untuk memberikan keterangan.

"Perlu kita sampaikan kami berharap bahwa saksi yang hadir hari ini berkata jujur, berkata sesuai dengan yang mereka ketahui. Jangan berubah-ubah, jangan berbelit-belit. Karena ini menyangkut dengan hidup orang, menyangkut dengan masa depan dari Bharada E. Kami sangat memohon supaya pada saksi-saksi ini berkata jujurlah," jelas dia.


Pemeriksaan Diminta Terpisah

Selain itu, Ronny memohon kepada Majelis Hakim agar 12 saksi dapat diperiksa secara terpisah alias tidak digabungkan. Sebab, pihaknya tidak ingin keterangan para saksi malah meniru alias menjadi serupa satu dengan lainnya, yang malah berbuntut memberatkan Bharada E.

"Kami akan meminta secara langsung di ruang persidangan, tetapi kami mempercayai bahwa proses di persidangan ini akan berjalan berkeadilan," kata Ronny.

Lebih lanjut, pihaknya juga akan menggali keterangan dari saksi atas nama Susi. Dalam Berkas Acara Pemeriksaan (BAP), ditemukan fakta bahwa di Magelang, Bharada E sudah menanyakan peristiwa yang terjadi kepada Susi.

"Yang merupakan ART ya. Menanyakan apa yang terjadi tetapi Susi tidak menjawab, dia hanya menangis. Nah ini kita akan gali keterangannya. Kemudian terkait dari Magelang ke Saguling, kemudian ke Duren Tiga, terutama dari Saguling ke Duren Tiga ya," kata dia.

"Ini ada beberapa saksi yang penting buat kami. Contohnya saudara Daden, saudara Prayogi, saudara Romer. Ini merupakan saksi yang melihat langsung ya. Dan kami berharap mereka berkata jujur. Kami berharap mereka konsisten, berkata jujur, tidak usah khawatir," Ronny menandaskan.

Kakak Ferdy Sambo Jadi Saksi

Kakak Ferdy Sambo Jadi Saksi dalam Sidang Bharada E

Liputan6.com 2022-10-31 11:08:28
Terdakwa kasus pembunuhan Brigadir Yoshua, Richard Eliezer Pudihang Lumiu bersiap menjalani sidang lanjutan di PN Jakarta Selatan, Jakarta, Selasa (25/10/2022). Sidang itu beragenda mendengar

Nama Leonardo Sambo yang merupakan kakak dari terdakwa Ferdy Sambo muncul usai dipanggil oleh ketua majelis hakim untuk mengecek identitas masing-masing saksi. Adapun dalam agenda yang sekarang yakni pemeriksaan saksi dalam sidang kasus pembunuhan Brigadir J dengan terdakwa Bharada E alias Richard Eliezer.

"Iyaa (Leonardo Sambo) kakak beliau (Ferdy Sambo)," ujar kuasa hukum Ferdy Sambo, Arman Hanish, Senin (31/10/2022).

Adapun yang hadir dalam sebagai saksi dalam persidangan hari ini adalah ajudan Sambo Adzan Romer, Prayogi Iktara Wikaton, Daden Miftahul Haq. Serta Farhan Sabilah yang merupakan Pengawal Motor.

Sedangkan untuk ART Sambo yakni Kodir, Abdul Somad, Susi. dan untuk dari pihak kemananan Damanius Laba Kobam dan Alfonsius Dua Lurang.

Diketahui, Leonardo Sambo yang merupakan kakak Ferdy Sambo hadir. Dirinya bekerja sebagai konsultan.

Adapun, ketika majelis hakim menanyakan soal kenal dengan terdakwa Bharada Richard Eleizer, masing-masing mereka mengaku kenal.

Sebelumnya, Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Selatan kembali menggelar sidang kasus pembunuhan berencana Brigadir Yoshua alias Brigadir J dengan terdakwa Bharada Richard Eliezer atau Bharada E. Agenda sidang pada hari ini yakni mendengarkan keterangan para saksi mulia dari ART hingga ajudan Ferdy Sambo.

"Saksi yang akan hadir hari ini terdapat empat klaster yakni ART yang bekerja di Saguling, di rumah Bangka, di Duren Tiga, serta ajudan serta sopir pribadi Sambo," ujar ujar kuasa Hukum Bharada E, Ronny Talapessy saat menemui wartawan di PN Selatan, Senin (31/10/2022).

Ronny menjelaskan ART yang bekerja di rumah pribadi Sambo di Saguling, terdapat saksi penting yang menjadi target untuk penggalian informasi yakni saksi Susi.

"Fakta terkait di Magelang bahwa klien kami sudah menanyakan kepada Susi, menanyakan apa yang terjadi. Tetapi Susi tidak menjawab namun hanya menangis. Ini yang akan kita gali keterangannya," papar Ronny.


3 ART Ferdy Sambo di Rumah Saguling

Selain Susi, ada 3 ART di rumah Saguling yang akan diperiksa. Mereka adalah Sartini, Rojiah, dan Damson. ART yang bekerja di rumah pribadi Sambo di Bangka yakni Abdul Somad serta Alfonsius Dua Larang sebagai sekuriti.

Saksi yang bekerja di Duren Tiga yang merupakan lokasi kejadian yakni Daryanto selaku ART dan Marjuki sebagai security kompleks.

Kemudian, dua ajudan Sambo yang ikut dimintai keterangan sebagai saksi adalah Adzan Romer dan Daden. Lalu, ada Prayogi Iktara selaku Supit dan Farhan Sabila sebagai pengawal motor.

"Ada beberpa saksi penting lainnya saudara Daden, Prayogi, Romer. Ini merupakan saksi yang melihat langsung," ungkap Ronny.


Minta Keterangan Saksi Dipisah

Kuasa hukum Bharada E juga meminta kepada majelis hakim agar keterangan para saksi tersebut dapat dipisah. Hal tersebut demi menggali kebenaran fakta yang ada.

"Kami tidak mau keterangan mereka ini menjadi sama kemudian akhirnya memberatkan klien kami," imbuhnya.

Ronny juga mengimbau kepada para saksi yang akan hadir hari ini untuk berkata jujur sesuai dengan pengetahuan yang mereka ketahui.

"Jangan berbelit - Belit. Karena ini menyangkut hidup orang. Menyangkut dengan masa depan Bharada E," tungkasnya

Reporter: Rahmat Baihaqi

Sumber: Merdeka.com

Ke Polres Laporkan Haters

Dewi Perssik Tiba di Polres Jakarta Selatan, Siap Laporkan Haters?

Liputan6.com 2022-10-31 14:26:00
Dewi Perssik. (Foto: Instagram @dewiperssikreal)

Dewi Perssik agaknya memang serius dalam mengahadapi haters. Buktinya, ia mendatangi Polres Metro Jakarta Selatan pada Senin (31/10/2022).

Dewi Perssik Tiba dengan didampingi kuasa hukumnya, Sandy Arifin. Kedatangan Dewi Perssik terkait dengan hujatan dari warganet yang diduga kuat adalah fans dari Rizky Billar dan Lesti Kejora.

Dewi Perssik mengaku akan berdiskusi dengan pihak kepolisian mengenai masalah ini.

"Kedatangannya teman-teman pasti tahu tujuannya apa, jadi sekarang kebetulan saya bersama lawyer saya bang Sandy kita pengin diskusi aja," kata Dewi Perssik.


Tak Menutup Kemungkinan

Sandy Arifin menambahkan bahwa tidak menutup kemungkinan akan melaporkan beberapa orang jika memang unsur pidananya terpenuhi.

"Arahnya ke sana (laporan) bilamana ada ditemukan unsur pidananya konstruksi hukumnya jelas insyaallah hari ini akan melapor," tambah Sandy Arifin.


Sabar

Lebih lanjut, Dewi Perssik merasa dirinya sudah cukup untuk bersabar selama ini. Oleh karenanya ia memilih untuk bertindak tegas terhadap para haters yang menghujatnya.

"Selama ini kan aku selalu diam aja paling iya udah, sama bang Sandy kan selalu tabayun, seperti ini bang Sandy geregetan juga lihatnya," kata Dewi Perssik.


Tak Ada Masalah dengan Lesti

Padahal, Dewi Perssik sendiri menegaskan bahwa dirinya tidak ada masalah sama sekali dengan Lesti Kejora atau Rizky Billar.

"Saya nggak pernah ngomongin Lesti, saya bicara tentang KDRT-nya. Kemudian banyak saya diserang sama akun-akun laler, sampai bilang 'kamu sih nggak kayak Lesti kalau Lesti punya anak'. Sekali lagi saya nggak ada masalah sama Lesti, saya cuma tersinggung sama omongan laler itu, 'kamu tuh mandul, nggak punya anak jadi beda tipe pemikirannya'," beber Dewi Perssik.

Trofi Jules Rimet Hilang di Brasil

Trofi Jules Rimet Hilang di Brasil, Hingga Kini Tak Pernah Ditemukan

Liputan6.com 2022-10-31 14:00:17
Pele Sang Legenda dari Brasil. Ia mengemas 12 gol selama mengikuti Piala Dunia tahun 1958, 1962, 1966 dan 1970 (Istimewa)

Hilangnya trofi Jules Rimet empat bulan sebelum Piala Dunia 1966 di Inggris bergulir menuai banyak kecaman, juga cibiran. Trofi idaman semua negara itu memang ditemukan seminggu kemudian. Keberhasilan Inggris menjuarai turnamen empat tahunan itu berhasil menutupi kejadian memalukan tersebut.

Salah satunya dari petinggi CBD (nama Konfederasi Sepakbola Brasil sebelum berubah menjadi CBF), Abarain Tebel.

"Hal semacam itu takkan terjadi di Brasil. Bahkan para pencuri di Brasil sangat mencintai sepak bola dan tidak mungkin melakukan hal memalukan itu," kata Tebel seperti dilansir The Guardian.

Petinggi CBD itu tidak salah. Bagi rakyat Brasil sepak bola tak ubahnya agama.

Brasil sudah membuktikan pada dunia bagaimana perkasanya mereka di Piala Dunia. Mereka menjadi negara pertama yang mampu tiga kali (1958, 1962, 1970) menjadi juara dan berhak menyimpan trofi Jules Rimet.

Trofi yang awalnya bernama Victory ini dibuat pada 1929 atas suruhan Presiden FIFA pertama, Jules Rimet. Mengambil wujud Nike, dewi kemenangan Yunani, piala ini didesain pematung bernama Abel Lafleur. Ia memiliki tinggi 3,8 cm, berat 6,1 kg, dan terbuat dari perak dengan sepuhan emas 18 karat.

Total Brasil sudah lima kali menjadi juara Piala Dunia yakni 1958, 1962, 1970, 1994 dan 2002.

Setelah Brasil juara untuk kali ketiga pada 1970, trofi pun secara permanen diserahkan kepada CBD.

Selama belasan tahun, trofi tersebut tersimpan dengan aman di kantor federasi sepak bola Brasil yang berlantai tiga di Rua da Alfandega, Rio de Janeiro. Namun, memasuki tahun ke-13, kantor CBD yang telah berganti nama menjadi CBF itu dibobol kawanan maling.


Amatiran

Ada yang menyebut bahwa ada dua orang dalam kawanan tersebut, ada pula yang menyebut tiga.

Menurut catatan v-brazil.com, kawanan maling itu adalah amatiran. Mereka merencanakan pencurian itu secara mendadak, tanpa persiapan ketika sedang menikmati cachaca -- minuman beralkohol hasil fermentasi aren -- di bar setempat.

Di sana sebenarnya ada trofi replika untuk membingungkan pencuri. Akan tetapi, mereka sepertinya tahu mana trofi yang asli dan mana yang bukan. Itulah mengapa, nantinya angle 'orang dalam' dikejar polisi untuk menyelesaikan kasus ini.

Jelas pencurian trofi itu menggegerkan Brasil. Presiden CBF kala itu, Giulite Coutinho, mengeluarkan permintaan publik agar rakyat Brasil bahu membahu mencari trofi tersebut. Coutinho mengatakan bahwa nilai spiritual trofi tersebut jauh lebih besar ketimbang nilai intrinsiknya.

Bank Negara Bagian Rio pun akan memberikan hadiah besar bagi siapa saja yang berhasil mengembalikan Piala Jules Rimet dalam kondisi semula.


Lenyap

Pada akhirnya, trofi ini tidak pernah ditemukan. Polisi sebenarnya sudah menangkap dua orang dalam yang sebelumnya pernah bekerja sebagai pesuruh di kantor CBF, tetapi kemudian melepasnya. Kemudian, satu orang tersangka lain, Antonio Carlos Aranha, ditembak mati pada 1989.

Trofi yang sempat hilang di negara penemu sepak bola itu pada akhirnya benar-benar lenyap ketika berada di negara raja sepak bola.

Pernyataan Abarain Tebel menjadi senjata makan tuan, trofi itu hilang di bawah pengawasan konfederasi yang dipimpinnya.

The Guardian pun meyakini bahwa piala yang juga membawa sejarah sepakbola dunia tersebut telah dilebur dan dijual sebagai bullion atau logam mulia (dengan tingkat kemurnian minimal 99,5 %). Jika dihitung, dengan kurs rupiah sekarang Piala Jules Rimet diperkirakan bernilai seharga 3,3 miliar.


Simbol

Insiden ini sempat pula memunculkan rumor bahwa Trofi Jules Rimet yang diserahkan Inggris kepada FIFA pada 1970 adalah replika. Lantaran percaya gosip itu, FIFA berani membayar 254.500 poundsterling saat Inggris melelang trofi replikanya pada 1997.

Lewat bantuan ahli perhiasan, FIFA lantas melakukan serangkaian pemeriksaan. Namun, hasil yang didapat ternyata menunjukkan bahwa trofi yang dilelang Inggris merupakan replika dan trofi yang hilang di Brazil benar-benar trofi asli.

Merujuk apa yang diucapkan Pele, nilai material dari piala tersebut tidak sebanding dengan sejarah di dalamnya yang terkandung jerih payah pesepakbola Brasil untuk menjadi yang terbaik di dunia; karena piala adalah simbol kejayaan, dan kejayaan tak pernah bisa ditukar dengan uang.

Entah ada apa dengan trofi Jules Rimet itu. Sebelum menghilang di Inggris dan Brasil, trofi buatan Abel Lafleur itu seolah dibayangi oleh nasib buruk.

Dalam dokumenter 'The Rimet Trophy' arahan Lorenzo Garzella, Filippo Macelloni, dan Cesar Meneghetti, usai Italia menjuarai Piala Dunia untuk kali kedua pada 1938, trofi Jules Rimet disimpan di brankas sebuah bank di Roma. Akan tetapi, karena khawatir dengan penjarahan Nazi, trofi itu kemudian diselundupkan oleh presiden FIGC kala itu, Ottorino Barassi, ke apartemennya.

Apa yang dilakukan Barassi itu ternyata diketahui oleh serdadu Nazi. Apartemennya digeledah. Akan tetapi, para serdadu Nazi gagal menemukan trofi buatan tahun 1929 tersebut. Penyebabnya, mereka tidak cukup telaten, karena trofi itu sebenarnya ada di apartemen Barassi dan disembunyikan di sebuah kotak sepatu tua.

Imajinasi Ngawur soal Jokowi

Isu Jokowi Ketum PDIP, Ganjar Pranowo: Itu Kengawuran dan Imajinasi

Liputan6.com 2022-10-31 07:51:08
Presiden Jokowi didampingi Wakil Presiden Ma'ruf Amin dan Menkeu Sri Mulyani menyerahkan Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) dan Daftar Alokasi Transfer Daerah serta Dana Desa Tahun 2020

Politikus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) yang juga menjabat Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, menyebut ada upaya mengadu domba di internal partai berlambang banteng moncong putih terkait dengan isu dukungan Joko Widodo atau Jokowi maju menjadi Ketua Umum PDIP pada 2024.

"Saya meminta semua mewaspadai adanya penumpang gelap yang ingin menciptakan disharmoni hubungan di tubuh PDIP. Agar siapa pun tidak membuat gerakan yang merusak nama baik seseorang," kata Ganjar di Semarang, Minggu 30 Oktober 2022, dikutip dari Antara.

Menurut Ganjar, dia dengan Presiden Jokowi merupakan orang partai politik yang memahami bagaimana aturan dan relasi di parpol.

"(Ide Jokowi Ketum PDIP) itu sebuah 'kengawuran' dan imajinasi dari seorang yang tidak mengerti aturan di PDI Perjuangan, yang tidak mengerti relasi di antara kami di dalam partai, dan sangat sembrono," ujar dia.

Mengenai suksesi ketua umum, lanjut dia, kongres partai sudah mengaturnya sehingga ide Jokowi merebut tampuk kepemimpinan PDIP itu tidak benar.


Jangan Terpancing Adu Domba

Ganjar mengajak agar seluruh pendukung Presiden Jokowi konter isu tersebut, agar tidak menjadi bola liar.

"Saya kira yang seperti ini mesti dicermati, apakah ini ide pribadi atau seruan orang. Kita yang sejak awal mendukung Pak Jokowi di dalam pemerintahan tentu harus segera konter orang-orang semacam ini agar tidak terpancing situasi yang mengadu domba," ucap dia.

Ganjar menilai, nuansa penumpang gelap dan adu domba juga tercium pada kejadian beberapa waktu lalu, di mana saat itu ada sekelompok orang mengaku sebagai sukarelawan Ganjar mendesak Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) mengusut Ketua DPR RI Puan Maharani terkait kasus KTP elektronik.

Dia meminta agar sukarelawan manapun tidak menggunakan strategi-strategi politik kotor, terlebih menjelang pesta demokrasi pada tahun 2024.

"Saya ingin menyampaikan relawan manapun atau siapa pun, satu agar tidak menjelek-jelekkan orang, dua tidak mendiskreditkan orang, tiga juga tidak mendiskreditkan partai-partai," ujarnya.


PPP Papua Pilih Ganjar Jadi Capres 2024, Begini Alasannya

Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Papua resmi mendeklarasikan Ganjar Pranowo sebagai calon presiden (capres) 2024-2029. Dukungan terhadap Ganjar ini merupakan hasil Musyawarah Kerja Wilayah (Mukerwil) yang dihadiri seluruh DPC PPP se-Papua Jumat malam (28/10/2022).

"Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT, setelah melakukan sidang pleno sebagai forum tertinggi Mukerwil, seluruh ketua dan sekretaris DPC PPP se-Papua menyatakan sikap mendukung Ganjar sebagai calon presiden RI," tutur Ketua DPW PPP Papua, Mursidin, di Grand Abe Hotel Jayapura, Papua.

Mursidin menjelaskan, pilihan nama capres mengerucut ke Ganjar Pranowo setelah para fungsionaris menjaring aspirasi kader dan simpatisan di akar rumput. Aspirasi itulah yang disahkan sebagai suara DPW dan akan diteruskan ke pusat.

"Kami DPW menampung seluruh aspirasi yang lahir dari bawah untuk nanti diteruskan ke pusat. Kami pun mendukung aspirasi ini karena sosok Pak Ganjar memang diinginkan masyarakat Papua," ungkapnya.

Di tempat yang sama, Ketua DPC Paniai, Nason Uti menilai, Ganjar merupakan sosok yang layak meneruskan estafet kepemimpinan Presiden Joko Widodo (Jokowi). Sebab menurutnya, rekam jejak Ganjar sudah teruji dan kepribadiannya pun sangat baik.

"Kalau latar belakang saya kira beliau bukan orang baru. Hal itu bisa dilihat saat beliau menjabat di DPR RI dan Gubernur Jawa Tengah," ujar Nason.

Nason berharap agar DPP PPP bisa meneruskan aspirasi dan doa dari rakyat Papua, sehingga nantinya Ganjar diusung oleh PPP sekaligus dibawa dan diperjuangkan di Koalisi Indonesia Bersatu (KIB).

Rayakan Halloween dengan Berbagi Berlian

Selebgram Cecelia Gunawan Rayakan Halloween 2022, Bagi-bagi Hadiah Berlian Hingga Uang Dolar

Liputan6.com 2022-11-01 06:00:00
Selebgram sekaligus pengusaha Cecelia Gunawan. (Dok. Instagram @cecellia.gunawan)

Dunia merayakan Halloween tak terkecuali sebagian masyarakat Indonesia. Selebgram sekaligus pengusaha Cecelia Gunawan, salah satu yang merayakan Halloween 2022 pada 31 Oktober lalu.

Pesohor dengan 19 ribuan pengikut di Instagram ini menggelar pesta ulang tahun ke-2 untuk anaknya, Axton, bertema Circus Halloween Party. Orangtua teman Axton turut diundang di pesta ini.

Pesta ulang tahun bernuansa Halloween makin meriah lantaran Cecelia Gunawan bikin lomba kostum buat para ibu dari tamu anak-anak yang hadir lewat kategori Moms Best Costum.

Melalui pernyataan tertulis yang diterima Showbiz Liputan6.com, Senin (31/10/2022), Cecelia Gunawan mengatakan tak hanya ingin membahagiakan anak, tapi semua tamu yang menghadiri pesta.


Sekalian Seru-seruan

"Selain memperingati ulang tahun anakku Axton, aku sekalian seru-seruan bersama teman-teman yang hadir dengan tema unik yakni Halloween Party," Cecelia Gunawan menjelaskan.

"Jadi bukan hanya anak-anak yang happy. Tamu anak dan orangtua mereka yang ikut menggunakan kostum Halloween pun menurutku layak mendapat apresiasi lebih," katanya.


Layak Diberi Kejutan

Cecelia Gunawan senang melihat para ibu yang tampil all-out kala menghadiri acara. Baginya, tamu yang tampil tak biasa adalah kejutan tersendiri. Karenanya, mereka layak diberi kejutan.

"Pemenang kategori Moms Best Costum di Halloween Party aku kasih hadiah berlian dan uang dolar. Moms Best Costum dimenangkan Lani Rancelli dan Vinna Natalia," Cecelia Gunawan menyambung.


Hangatkan Silaturahmi

Cecelia Gunawan menambahkan, pesta Halloween bukan untuk gaya-gayaan. Selain mensyukuri pertambahan usia sang buah hati, ia ingin berbagi kebahagiaan dengan para sahabat terkasih.

Lebih lanjut, Cecelia Gunawan menyebut, ini salah satu cara merayakan Halloween yang aman dan nyaman. Dihadiri para sahabat, ulang tahun ini juga jadi ajang menghangatkan silaturahmi.

Tragedi Itaewon, Pelajaran untuk Event Besar

HEADLINE: Tragedi Pesta Halloween di Itaewon Korea Selatan, Pelajaran Mahal untuk Event Besar?

Liputan6.com 2022-11-01 00:02:03
Staf medis merawat seseorang di atas tandu di distrik kehidupan malam populer Itaewon di Seoul, Korea Selatan, Minggu (30/10/2022) . Orang-orang dalam kerumunan di gang sempit itu dikabark

Ratusan ribu orang, kebanyakan muda-mudi, siap dengan kostum Halloween untuk berpesta. Mereka memadati Itaewon, salah satu lingkungan paling populer di Seoul untuk keluar malam. Namun bukan berakhir senang, horor Halloween benar-benar terjadi hingga ratusan jiwa melayang.

Dalam video yang beredar, kerumunan orang pada Sabtu 29 Oktober 2022 malam membuat gang-gang sempit di Itaweon penuh sesak. Tak ada ruang gerak. Mereka yang datang dari belakang, merangsek maju mendorong orang-orang di depannya.

Mereka terjepit. Tak sedikit yang pingsan, terinjak-injak, lemas kehabisan napas.

Seorang pria tampak mengundang siapa pun di antara para warga yang merupakan ahli di bidang kesehatan atau bisa melakukan cardio-pulmonary resucitation (CPR) untuk bergabung. Seperti dilansir Koreaboo, dalam unggahan video terdengar pria tersebut dalam bahasa Korea meminta kesediaan warga membantu melakukan tindakan CPR. Dia pun mengulangi permintaannya dengan bahasa Inggris.

"Adakah di sini yang tahu caranya melakukan CPR? Yang sudah pernah mengikuti wajib militer dan belajar cara melakukan CPR, mohon bantuannya! Perawat wanita, mohon bantuannya!" pria tersebut berseru.

Video lain dari lokasi tragedi Halloween Itaewon menunjukkan orang-orang tanpa lelah melakukan CPR sementara bantuan darurat melewati kerumunan untuk menolong setiap korban.

Salah seorang dokter yang menjadi relawan, Lee Beom-suk, mengatakan pada stasiun TV lokal YTN, jumlah korban meningkat tajam segera setelah dia bergabung. Korban yang jatuh pun melebihi kemampuan tenaga medis di lapangan.

"Semula aku melihat dua korban, tapi jumlah mereka meningkat secara dramatis dan staf medis darurat tidak cukup untuk membantu mereka semua. Para warga termasuk dokter dan perawat lainnya yang ada di sana bergabung untuk membantu para korban," ujar Lee, dilansir Korea Herald.

Meski demikian, Lee mengatakan tak satupun korban yang dibantunya terselamatkan. Tampaknya para korban itu telah terlalu lama terperangkap.

"Wajah-wajah mereka semuanya sudah membiru, dan perut mereka membengkak," ucapnya.

"Aku tak bisa merasakan detak nadi mereka atau pun napas mereka dan banyak diantara mereka yang hidungnya berdarah," imbuh Lee.

Menurut Markas Besar Penanggulangan Bencana dan Keselamatan Pusat Korea Selatan (CDSCHQ), per 30 Oktober pukul 23.00 waktu Korea, gelombang kerumunan Itaewon telah menewaskan 154 orang dan melukai 132. Dari 132 yang terluka, 36 masih dalam kondisi kritis.

Polisi Korea Selatan mengakui kegagalannya dalam mencegah tragedi Itaewon. Kepolisian mengaku sudah memprediksi akan ada banyak warga yang datang ke Itaewon, tetapi tidak memperkirakan tragedi berdesak-desakan akan terjadi.

Hong Ki Hyun, kepala Biro Manajemen Ketertiban Publik dari Badan Kepolisian Nasional Korea Selatan, juga mengakui dan menyesalkan polisi di TKP salah perhitungan terkait antisipasi lonjakan kerumunan. "Saya diberitahu bahwa aparat kepolisian di TKP tidak mendeteksi adanya lonjakan mendadak kerumunan," kata Hong.

Ia mengungkap, ada 137 polisi yang diterjunkan ketika tragedi itu terjadi. Angka 137 orang itu disebut lebih tinggi dari jumlah aparat yang diterjunkan sebelum COVID-19 pada 2017-2019. Para polisi yang dikirim itu bertugas mencegah hal-hal ilegal serta mengurus lalu lintas.

Hong mengakui tidak ada kebijakan terpisah terkait pengendalian kerumunan di gang sempit lokasi bencana terjadi. Selain itu, polisi mengaku tak punya petunjuk untuk mengurus acara tanpa organizer yang jelas seperti festival Halloween di Itaewon.

Sejumlah pakar internasional menganggap memang ada yang salah dalam aktivitas publik dalam jumlah besar ini. Terutama, aktivitas yang luput dari perkiraan aparat setempat.

Profesor Lee Young-ju dari Departemen Kebakaran dan Bencana di Universitas Seoul, Korea Selatan, mengatakan bahwa rencana dan tindak keselamatan diperlukan dalam aktivitas yang melibatkan lebih dari 1.000 orang.

"Acara di distrik yang diadakan oleh pemerintah atau lembaga lokal harus memiliki rencana dan tindakan keselamatan jika lebih dari 1.000 orang. Tapi distrik ini sebeneranya tidak ada penyelenggaraan khusus, jadi tidak memiliki fungsi kontrol keamanan," kata profesor Lee Young-ju, dikutip dari Korea Herald.

"Ini adalah bencana yang sebenarnya bisa dikendalikan atau dicegah. Tapi ini tidak diurus, dan tidak ada yang mengambil tanggung jawab di tempat tersebut."

Sementara itu, Juliette Kayyem, pakar Manajemen Bencana dan Analis Keamanan Nasional menyatakan kepada CNN, memang sulit untuk menentukan dengan tepat apa yang mungkin memicu sebuah tragedi. Tetapi ia menyebut, pihak berwenang bisa mengantisipasi lewat jumlah kehadiran manusia yang tinggi ke suatu tempat.

"Ada tanggung jawab dari pihak berwenang untuk memantau volume kerumunan secara real time, sehingga mereka dapat memantau hal tersebut," ujar Juliette.

Kemudian, Mehdi Moussad seorang peneliti perilaku saat kerumunan di Max Planck Institute for Human Development mengatakan, sifat acara yang relatif spontan -- tidak ada tiket dan tidak ada pintu masuk dan keluar yang terkendali -- memperburuk bencana.

Dia menonton video tersebut dan menanggapinya dengan metode kepadatan lewat jumlah orang per meter persegi. Dalam studi yang ia pelajari, Moussad menyebut ada sekitar 8 hingga 10 orang per meter persegi.

"Pada tingkat kepadatan itu, tidak mengherankan bahwa beberapa orang pertama mulai pingsan, karena mereka terlalu dekat dan mereka tidak bisa lagi bernapas," katanya, dikutip dari Washingtonpost.

"Dan jika ini terus berlanjut, maka semua orang di zona itu tidak akan lagi memiliki cukup oksigen, bahkan setelah mereka pingsan, maka mereka akan tewas satu per satu."

Ketua Asosiasi Travel Agent Indonesia (Astindo) Pauline Suharno menilai, untuk mencegah terjadinya tragedi seperti di Itaewon, yang seharusnya dilakukan penyelenggara acara adalah menyediakan link pendaftaran agar mengetahui berapa yang akan hadir serta untuk memahami kapasitas area.

"Sangat disayangkan sebetulnya, apalagi acaranya enggak jelas waktu itu kapasitasnya berapa orang, kemudian tak terinformasikan dengan baik apakah tidak ada penutupan jalan atau pengamanan yang beroperasi di sana untuk membatasi orang atau pengunjung untuk masuk ke situ," ujar Pauline kepada Liputan6.com, Senin (31/10/2022).

Meski tidak ada tiket yang dijual, menurut dia, seharusnya ada pendaftaran agar otoritas setempat bisa mengetahui animo masyarakat. Ia menyebut masyarakat Korea Selatan sedang euforia karena pelonggaran aturan COVID-19, sehingga sedang jor-joran ingin pesta. Namun, ia menyayangkan tragedi ini tak bisa dicegah pihak berwenang.

"At least kalau misalnya memang tidak ada tiket yang dibeli pun tak apa, tapi paling tidak ada pendaftaran supaya bisa ketahuan kapasitasnya berapa, dan animonya seperti apa. Sangat disayangkan hal itu tidak dilakukan," ungkap Pauline.


Pelajaran Bagi Indonesia

Pauline mengatakan, semestinya untuk acara besar ada personel keamanan dan medis yang bersiaga di area. Hal ini disebut penting juga untuk dipelajari bagi Indonesia.

Panitia lokal pun diharapkan menyiapkan anggaran untuk memastikan keamanan acara dan pengunjung. Namun, Pauline berkata kadang-kadang panitia malah cuek karena merasa sudah punya izin keramaian.

"Kalau tidak kita membayar keamanannya sendiri, kan enggak ada yang ngurusin kita. Jadi kita mau enggak mau sebagai organizer harus membayar, harus mau membayar untuk biaya pengamanan, sehingga akan ada orang-orang profesional yang membantu kita mengatasi hal-hal tersebut," jelas Pauline.

"Seperti sisi medis, harus ada ambulans standby. Harus ada ini. Harus ada itu. Lalu pengamanan bukan cuman dengan izin keramaian sudah cukup," tegasnya.

Terkait kunjungan ke Korea Selatan, Pauline berkata kunjungan ke negara tersebut masih aman, meski ia menyayangkan tragedi Itaewon.

Pauline lantas menyarankan agar warga yang ingin wisata ke luar negeri agar mendaftar ke travel agent supaya bisa didampingi travel guide yang tersertifikasi untuk menjaga keamanan.

"Kami selalu menyarankan pengunjung itu untuk membeli paket travel agent," ujar Pauline.

"Ada guide, ada transportasi, ada orang lokal yang mendampingi. Dengan adanya orang lokal yang mendampingi paling enggak orang itu bisa memberikan informasi do's and don'ts, dan apa yang harus dilakukan untuk mengantisipasi," ungkapnya.

Menurut Dr Milad Haghani dari University of New South Wales di Australia, efek dari ratusan ribu orang dalam ruang terbatas membuat kerumunan bertindak "seperti cairan".

"Ketika kerumunan mencapai tingkat kepadatan kritis itu, tidak ada individu dalam kerumunan yang pada dasarnya bertanggung jawab atas tindakan atau gerakan mereka ... Tidak ada orang yang dapat memutuskan ke mana harus pergi atau bagaimana harus bereaksi," kata dosen senior di Sekolah Sipil dan Teknik Lingkungan ini.

"Dalam keadaan tertentu itu, setiap momen ketidakstabilan atau turbulensi di satu tempat di kerumunan dapat menyebar melalui kerumunan dan orang-orang tidak akan bisa menghentikannya."

Dr Haghani mengatakan, mencapai tingkat kepadatan kerumunan yang kritis sering terjadi secara bertahap dan dengan kecepatan yang sangat lambat sehingga orang tidak dapat memperkirakan bencana yang akan datang.

"Orang-orang yang berada di dalam kerumunan secara bertahap merasa bahwa kerumunan menjadi semakin tidak nyaman, tetapi pada saat mereka menyadari bahwa mereka berada dalam masalah, mungkin sudah terlambat," katanya.

"Kerumunan seperti itu sering kali tidak menawarkan rute pelarian kepada orang-orang. Dan sebagai akibatnya, tidak akan ada banyak kemungkinan bagi orang untuk menyelamatkan diri mereka sendiri sayangnya."

Namun dia mencatat bahwa beberapa orang yang beruntung dan di dekat pinggiran ruang dapat meraih benda-benda untuk bergerak secara vertikal, dapat melakukannya. "Tapi kemungkinan itu tidak tersedia untuk semua orang," ia memungkasi.


Apa yang Terjadi di Itaewon

Biasanya setiap akhir pekan, gang-gang sempit Itaewon, distrik kehidupan malam yang diterangi lampu neon di ibu kota Korea Selatan, Seoul, dipenuhi oleh para pengunjung hingga turis. Namun sekarang ini, Itaewon adalah lokasi salah satu bencana terburuk di negara itu.

Pada Sabtu malam, puluhan ribu orang membanjiri daerah di pusat Kota Seoul untuk merayakan Halloween. Namun, kepanikan meletus ketika kerumunan membengkak, dengan beberapa saksi mengatakan menjadi sulit untuk bernapas dan tidak mungkin untuk bergerak.

Hingga hari Minggu, jumlah korban tewas meningkat menjadi 154, dengan puluhan lainnya terluka.

Pihak berwenang kini telah meluncurkan penyelidikan mendesak untuk mencari tahu bagaimana apa yang seharusnya menjadi malam perayaan menjadi sangat salah, ketika keluarga di seluruh negeri berduka dan mencari orang-orang terkasih mereka yang hilang.

Dilansir CNN, Senin (31/10/2022), berikut adalah rangkuman lengkap soal tragedi Halloween di Itaewon:

Mengapa Kerumunan Jadi Begitu Ramai?

Itaewon telah lama menjadi tempat populer untuk merayakan Halloween, terutama karena liburan ini menjadi lebih populer di Asia dalam beberapa tahun terakhir. Beberapa bahkan terbang ke Seoul dari sejumlah wilayah lain untuk meramaikan perayaan tersebut.

Tetapi selama dua tahun terakhir, perayaan diredam oleh pembatasan pandemi pada ukuran kerumunan dan mandat masker karena COVID-19.

Akhir pekan kemarin menandai Halloween pertama sejak negara itu mencabut pembatasan ini -- memberikannya arti khusus bagi banyak peserta yang bersemangat di Seoul, serta pengunjung internasional termasuk penduduk asing dan turis.

Hotel dan acara di wilayah itu telah dipesan jauh-jauh hari sebelumnya dan ditunggu-tunggu oleh banyak orang.

Apa yang Terjadi Kemudian?

Saksi mata mengatakan kepada CNN bahwa sangat sedikit---jika ada---pengendalian massa sebelum berubah menjadi tragedi mematikan.

Video dan foto yang di-posting ke media sosial menunjukkan orang-orang berdesakan, berdiri bahu-membahu di jalanan yang sempit.

Seorang saksi mata mengatakan butuh beberapa waktu bagi orang untuk menyadari ada sesuatu yang salah, dengan teriakan panik orang-orang bersamaan dengan musik yang menggelegar dari klub dan bar di sekitarnya.

Setelah panggilan darurat pertama datang sekitar pukul 10.24 malam, pihak berwenang bergegas ke tempat kejadian. Namun, banyaknya orang membuat sulit untuk menjangkau mereka yang membutuhkan bantuan.

Video yang di-posting ke media sosial menunjukkan orang-orang melakukan pertolongan pertama pada pengunjung pesta lainnya yang tergeletak di tanah saat mereka menunggu bantuan medis.

Ribuan orang yang mengenakan kostum Halloween berkontribusi pada rasa kebingungan dan kekacauan yang meluas. Seorang saksi menggambarkan melihat seorang petugas polisi berteriak selama kekacauan, tetapi beberapa orang yang bersuka ria justru mengira dia sebagai pengunjung pesta lainnya.

Penyebab kekacauan masih dalam penyelidikan, meskipun para pejabat mengatakan tidak ada kebocoran gas atau kebakaran di lokasi.

Siapayang Jadi Korban?

Korbannya masih muda, kebanyakan berusia remaja dan awal 20-an, kata pihak berwenang. Terkenal dengan kehidupan malam dan restorannya yang trendi, Itaewon memang populer di kalangan backpacker dan mahasiswa internasional.

Di antara 154 orang tewas setidaknya 26 warga negara asing, menurut pihak berwenang, dengan korban dari negara-negara termasuk Amerika Serikat, China, Iran, Thailand, Sri Lanka, Jepang, Australia, Norwegia, Prancis, Rusia, Austria, Vietnam, Kazakhstan dan Uzbekistan.

Semua kecuali satu korban telah diidentifikasi, Perdana Menteri Korea Selatan Han Duck-soo mengatakan dalam sebuah pengarahan pada hari Senin. Korban termasuk 56 pria dan 97 wanita.

Kementerian Pendidikan Korea Selatan mengatakan pada hari Senin bahwa enam siswa sekolah termasuk di antara yang tewas, termasuk satu di sekolah menengah. Tiga guru juga meninggal.

Hingga hari Minggu pukul 17.00 waktu setempat, jumlah korban luka telah meningkat menjadi 133 orang, 37 di antaranya luka parah, kata kementerian tersebut.

Pemerintah kota Seoul mengatakan lebih dari 4.000 laporan orang hilang telah diterima. Jumlah itu dapat mencakup beberapa laporan untuk orang yang sama, atau laporan yang diajukan Sabtu malam untuk orang-orang yang telah ditemukan.

Polisi mengatakan tidak ada pencarian aktif untuk mereka yang dilaporkan hilang karena mereka yakin tidak ada yang hilang dari tempat kejadian; sebaliknya, mereka mengatakan laporan orang hilang telah digunakan untuk membantu mengidentifikasi mereka yang meninggal.


Oktober 2022 Jadi Bulan Tragedi Kemanusiaan

Sederet tragedi kemanusiaan terjadi pada Oktober 2022. Menyisakan luka bagi keluarga korban yang ditinggalkan. Mulai dari kasus kerusuhan di dunia olahraga, penembakan massal, jembatan putus, hingga aksi berdesak-desakan.

Bahkan, ada pula kasus WNI di luar negeri yang menjadi korban penembakan. Mirisnya lagi, ia adalah korban salah target.

Setidaknya, ada 7 tragedi kemanusiaan paling disorot. Dikutip dari berbagai sumber, Senin (31/10/2022) berikut daftar tragedi kemanusiaan pada Oktober 2022;

1. Jembatan Penyeberangan Ambruk di India

Kasus terbaru, sebuah jembatan penyeberangan ambruk di India. Sedikitnya 78 orang tewas setelah jembatan penyeberangan ambruk di negara bagian Gujarat, India barat. Ratusan orang tercebur ke Sungai Macchu di kota Morbi.

Dilansir BBC, Senin (31/10/2022), rekaman lokal menunjukkan orang-orang yang selamat tergantung di jembatan gantung yang sebagian terendam. Laporan juga mengatakan sebanyak 400 orang berada di jembatan tersebut pada saat itu.

Kecelakaan pada Minggu tersebut terjadi sekitar pukul 18.40 waktu setempat. Sejauh ini, lebih dari 80 orang telah diselamatkan, kata Brijesh Merja, seorang menteri negara bagian.

Seorang saksi mengatakan kepada kantor berita Reuters bahwa ada banyak anak-anak di jembatan penyeberangan ketika jembatan itu runtuh.

Video menunjukkan bagaimana kekacauan yang terjadi ketika orang-orang di tepi sungai berusaha menyelamatkan mereka yang terperangkap di dalam air saat jembatan mulai rubuh. Video lain menunjukkan orang-orang memanjat sisa-sisa kawat terjaring dari jembatan untuk menyelamatkan diri dari air.

2. Tragedi Itaewon saat Halloween

Terbaru, 154 orang tewas saat merayakan Halloween di Itaeweon, Korea Selatan pada Sabtu (29/10).

Penyebab yang saat ini masih menjadi alasan utama tewasnya ratusan orang di tragedi Itaewon yaitu jumlah kerumunan dalam jumlah besar yang memadati kawasan tersebut.

Dalam laporan BBC, tak tanggung-tanggung, warga yang hadir ke Itaewon, Korea Selatan untuk merayakan Halloween diprediksi mencapai 100.000 orang.

Kemudian, kerumunan dilaporkan memadati gang sempit di Itaewon -- sebuah distrik kehidupan malam yang populer di ibukota Korea Selatan.

Saksi mata menggambarkan banyak orang berupaya untuk melarikan diri dari kerumunan yang menyesakkan tersebut. Hingga pada saat yang tak terhindarkan yaitu ketika orang-orang menuju satu tempat dengan bertumpuk satu sama lain.

Paramedis kewalahan dengan jumlah korban, meminta orang yang lewat untuk membantu memberikan pertolongan pertama. Saksi mata lain menggambarkan kerumunan di daerah itu semakin kacau di malam hari.

Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol telah mengumumkan periode berkabung nasional atas tragedi mematikan pada malam Sabtu 29 Oktober 2022 di Itaewon, Seoul yang telah menewaskan sedikitnya 151 orang, dan melukai 82 lainnya.

Masa berkabung akan berlangsung sampai dampak dari bencana itu dikendalikan, kata Yoon kepada warga Korea Selatan dari kantor kepresidenan, sebagaimana dikutip dari BBC.

3. Tragedi Kanjuruhan

Sepak bola Indonesia berduka pada 1 Oktober 2022. Ratusan nyawa melayang usai menonton pertandingan besar antara Arema FC melawan Persebaya Surabaya di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur.

Total korban meninggal dunia akibat tragedi Kanjuruhan sebanyak 135 orang.

Tragedi Kanjuruhan menjadi trending topik di Twitter kala itu. Netizen banyak menyampaikan belasungkawa terhadap para korban. Tak sedikit pula yang menyuarakan bahwa peristiwa itu tak seharusnya terjadi.

Para suporter tewas karena sesak nafas usai terkena gas air mata. Aparat keamanan terpaksa melepaskan gas air mata untuk membubarkan suporter yang rusuh usai Arema menelan kekalahan 2-3 dari Persebaya.

Tragedi Kanjuruhan ini sungguh disayangkan karena merusak citra sepak bola Indonesia yang mulai bangkit dan akan menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20 tahun 2023.

4. Ledakan Bom di Somalia

Ledakan bom mobil kembar di dekat persimpangan sibuk di ibu kota Somalia, Mogadishu, menewaskan sedikitnya 100 orang. Hal ini disampaikan langsung oleh Presiden Hassan Sheikh Mohamud.

Dilansir BBC, di antara para korban "yang dibantai [adalah] ibu-ibu dengan anak-anak mereka di tangan mereka", kantor berita AFP mengutip pernyataan presiden.

Ledakan pada hari Sabtu terjadi dalam beberapa menit satu sama lain, menghancurkan bangunan dan kendaraan di sekitarnya. Ledakan yang pertama menghantam kementerian pendidikan dan kemudian yang kedua meledak ketika tim medis tiba untuk menangani para korban, lapor kantor berita Reuters.

Presiden pun menyalahkan kelompok militan al-Shabab atas serangan hari Sabtu yang menargetkan kementerian pendidikan. Situs web Memo Somalia yang pro-jihadis telah melaporkan bahwa kelompok tersebut mengatakan bahwa mereka berada di balik ledakan tersebut.

Sebuah afiliasi dari al-Qaeda, al-Shabab telah terlibat dalam konflik jangka panjang dengan pemerintah federal Somalia.

5. Pesawat Militer Serang Konser di Myanmar

Serangan udara oleh militer Myanmar dilaporkan menewaskan lebih dari 60 orang, termasuk penyanyi dan musisi. Insiden itu terjadi pada perayaan etnis minoritas Kachin menggelar konser.

Dilaporkan AP News, peristiwa terjadi pada Minggu malam waktu setempat. Acara digelar Organisasi Kemerdekaan Kachin di negara bagian Kachin.

Acara pada Minggu 23 Oktober itu dalam rangka merayakan dirgahayu ke-62 berdirinya Organisasi Kemerdekaan Kachin. Konser digelar di markas tempat latihan militer. Ada 300-500 orang yang hadir.

Lokasinya berada di desa Aung Bar Lay yang berlokasi di perkotaan Hpakant. Wilayah itu berada di daerah pegunungan yang terpencil dan jaraknya 650 kilometer dari Yangon.

Selain sekitar 60 orang tewas dan ada sekitar 100 orang yang terluka. Seorang penyanyi dan pemain keyboard dilaporkan ikut tewas. Pejabat dan tentara VIP juga menjadi korban. Pemilik bisnis batu giok di Kachin juga menjadi korban.

Daerah Kachin terkenal dengan tambang giok. Pemerintah dan pemberontak sama-sama mengambil untung dari tambang tersebut.

Belum ada komentar dari media militer atau pemerintah. Sejumlah media pro-Kachin memposting dampak kehancuran akibat serangan.

6. Penembakan Massal di Penitipan Anak Thailand

Korban penembakan massal di penitipan anak di timur laut Thailand berjumlah 37 orang. Pelaku adalah seorang mantan polisi, dan yang dibunuh kebanyakan dari mereka anak-anak, dalam serangan senjata dan pisau.

Menurut laporan BBC, polisi mengatakan bahwa pelaku penembakan dan penikaman massal itu kemudian diburu dan ditemukan bunuh diri bersama keluarganya setelah serangan yang dilakukan di Provinsi Nong Bua Lamphu.

Anak-anak dan orang dewasa termasuk di antara korban- polisi mengatakan penyerang kebanyakan menikam korbannya sebelum melarikan diri dari tempat kejadian.

Mantan perwira berusia 34 tahun itu dipecat pada Juni karena penggunaan narkoba, kata polisi.

Sejauh ini belum jelas diketahui apakah ada motif serangan di penitipan anak Thailand itu.

Sedikitnya 22 anak termasuk di antara yang tewas dalam pembunuhan massal di Kota Utthai Sawan. Beberapa korban berusia semuda dua tahun diserang saat mereka tidur.

Selusin orang yang terluka telah dibawa ke rumah sakit Distrik Nong Bua Lamphu.

7. WNI Jadi Korban Penembakan di AS

Kabar duka datang dari seorang wanita asal Indonesia bernama Novita Kurnia Putri alias Novita Brazil. Ia menjadi korban penembakan di rumahnya yang terletak di San Antonio, Texas, pada Selasa 4 Oktober 2022 waktu setempat.

Sheriff Bexar County Javier Salazar mengatakan para deputi sedang berpatroli di lingkungan itu ketika mereka mendengar serangkaian tembakan dan melihat sebuah kendaraan "melarikan diri dari daerah itu dengan kecepatan tinggi."

Kepolisian setempat telah menegaskan bahwa Novita adalah korban salah tembak, dan korban tidak salah apa-apa. Novita meninggal pada usia 25 tahun.

Diduga target asli para pelaku adalah rumah tetangga Novita. Namun, polisi menilai para pelaku tidak menunjukan rasa penyesalan.

Belum jelas apakah para pelaku akan disidang sebagai orang dewasa atau anak-anak. Mereka kini sedang ditahan.

Pelaku diduga menembakkan 100 peluru dan "menghantam rumah yang salah" dalam penembakan di jalanan Texas.

Viral Video Remaja Hajar Perempuan

Beredar Video Remaja Laki-laki Tampar Perempuan, Polisi Malaysia Buru Pelaku

Liputan6.com 2022-10-31 19:08:29
Sebuah video kekerasan viral di jagat media sosial Malaysia. Polisi yang menerima laporan tersebut kini menyelidiki pelaku di dalam video (Tangkapan Layar).

Sebuah video kekerasan viral di jagat media sosial Malaysia. Polisi yang menerima laporan tersebut kini menyelidiki pelaku di dalam video.

Dalam video yang beredar menunjukkan seorang remaja laki-laki menampar seorang perempuan berulang kali yang diduga terjadi di Kota Kinabalu, Sabah, dikutip dari laman Kosmo.com.my, Senin (31/10/2022).

Polisi di Kota Kinabalu, Komisaris Mohd Zaidi Abdullah mengatakan bahwa pihaknya sedang melakukan penyelidikan.

"Kami sedang melakukan penyelidikan terhadap video viral tersebut," ujar Mohd Zaidi Abdullah.

"Saya mohon kerjasama semua pihak untuk terlibat dan memberikan informasi mengenai kejadian tersebut agar polisi dapat melakukan penyidikan dan menangkap tersangka," tambah Mohd Zaidi Abdullah.

Sebelumnya, rekaman video seorang wanita yang ditendang dan ditampar beberapa kali -- termasuk menggunakan sandal oleh seorang remaja laki-laki -- menjadi viral sehingga membuat netizen marah.

Dalam video berdurasi 18 detik, pemuda itu menampar wajah wanita beberapa kali hingga mendorongnya ke dinding.

Pria itu kemudian menyerang dan menendang korban lagi sebelum menampar wajah wanita itu untuk kesekian kalinya dengan sandal.

Korban perempuan hanya bisa menangis sambil menyandarkan kepalanya ke tembok.

Netizen Malaysia mengkritik tindakan remaja laki-laki yang ada di video tersebut karena terlalu kasar dan bahkan mengkritik sosok yang merekam insiden itu karena tertawa.

Sejauh ini belum ada kepastian waktu dan lokasi pasti kejadian, namun diyakini terjadi di sebuah pusat perbelanjaan di Kota Kinabalu.


Informasi Masih Simpang Siur

Ada informasi yang simpang siur soal insiden pemukulan tersebut. Dalam situs berita Malaysia lainnya bernama Utusan.com.my disebutkan bahwa dua orang dalam video tersebut adalah saudara kandung.

Remaja perempuan itu diduga meninggalkan ibunya yang sekarat hanya untuk melihat pacarnya.

Hal ini yang diduga menjadi alasan kemarahan si pria -- diduga saudara kandungnya -- sehingga menampar perempuan tersebut.

"Sebenarnya wanita itu yang salah, dia meninggalkan ibunya yang sakit parah sendirian di rumah hanya untuk melihat pacarnya. Sosok yang memukulnya adalah saudaranya sendiri," komentar salah satu pengguna Facebook, Mohammadzaidi Asnawi.

Video berdurasi 18 detik itu memperlihatkan seorang remaja laki-laki menampar wajah seorang gadis remaja beberapa kali hingga dia didorong ke dinding sebelum menendang dan menamparnya dengan sandal beberapa kali.

Gadis remaja itu terlihat menangis dan merintih kesakitan di dekat tembok tanpa bisa berbuat apa-apa.

Video tersebut memancing kemarahan publik termasuk selebriti lokal yang juga menginginkan keadilan bagi remaja perempuan tersebut.


Sedot Perhatian

Kejadian itu pun menarik perhatian masyarakat umum yang menginginkan Kepolisian Kerajaan Malaysia (PDRM) segera mengusut dan menindak pemuda tersebut.

"Tolong PDRM mengambil tindakan terhadap orang-orang seperti itu, ini bukan tempat aksi kekerasan yang buruk. Di mana rasa hormatnya terhadap wanita?," komentar salah satu pengguna Instagram, erulsamah.

Namun, Kapolres Kota Kinabalu, Ajun Komisaris Besar Mohd Zaidi Abdullah mengatakan, pihaknya belum mendapatkan informasi apakah kejadian tersebut benar-benar terjadi di Kota Kinabalu seperti yang diklaim masyarakat atau sebaliknya.

Sejauh ini belum ada kepastian waktu dan lokasi pasti kejadian, namun diyakini terjadi di sebuah pusat perbelanjaan di Kota Kinabalu.